Aku!

1.6K 369 63
                                    

Untuk sekian kalinya, Aku berniat menguji mereka yang bertekad untuk melihat hari esok.

.
.
.

Ingatanku melayang, ke beberapa waktu yang lalu. Jauh sebelum semua ini terjadi.

Aku menatap lautan jasad dihadapanku. Jeritan dan tangisan yang masih hidup terdengar diseluruh tempat ini. Seperti menggema.

Jariku mencongkel mata salah satu jasad itu, mata yang cantik. Biru saphire, Aku menelannya bulat-bulat.

"Disini Kau."

Suara monster yang tak asing memanggilku dari belakang. Aku menoleh, disitulah Ia berdiri dengan tubuhnya yang bersimbah darah dan nafasnya yang sedikit terengah-engah. Namun tak menghentikan kobaran penuh nafsu kehancuran terpancar dari dalam dirinya

"****** Devil. Aku akan membunuhmu." Aku tersenyum padanya, Iblis yang lucu

"Sudah berapa lama ya sejak terakhir aku menjadi seorang manusia?

ah, aku lupa, aku tidak pernah sih." Ujarku enteng lebih kepada diriku sendiri, karena aku lah sang Dewa.

Ia maju, dengan sangat cepat. Membelah lautan jasad dengan begitu mudah.

Dan untuk kesekian kalinya, di dalam lautaun neraka. Aku beradu untuk membuktikan siapa yang terkuat diantara kami, sebuah pertarungan abadi yang tak ada gunanya.

.
.
.
.

Hembusan angin penuh dengan debu kotor dan sisa sisa puing bangunan yang hancur dihadapanku

"Death-devil sama.." Suara kering yang membuat bulu kuduk siapapun berdiri mendengarnya, berasal dari katana yang sedang ku genggam.

Dengan ganggang yang dipenuhi bola mata, dan sebuah mulut di tengah-tengah nya. Dia ini cukup berisik,

"Eh?"

Aku menaikkan sebelah alisku heran

"LOH ANDA???" Suaranya yang melengking membuat telingaku sampai berdengung, Aku mencengkram ganggang nya lebih keras

"Kau bisa diam?" Tanyaku sebal sembari menggosok telingaku

"Anda yang tidak boleh saya sebutkan namanya. Bagaimana bisa-?"

Ah, iya, Dia ini aku pinjam dari Death Devil.

"Kenapa? Kau tidak suka yah?"

"Ah tidak! sama sekali tidak! sebuah kehormatan bisa menemui anda langsung!" Jawabnya gelagapan

"Lagi pula aku hanya pinjam sebentar, pemilikmu yang gila itu tidak akan sadar." Ucapku menenangkan Dia yang mulai panik menanyakan 'Bagaimana dengan tuankuu'

"Diam lah." Perintahku

"(y/n), kau baik-baik saja kan?" Aki bertanya dengan nada khawatir

"Iya, hanya sedikit gangguan saja."

Ia tidak bisa mendengar percakapan ku sebelumnya dengan Katana sinting ini, tentu saja karena Aku.

Aku kembali memperhatikan keliling ku, Suasana cukup mencekam. Luka di bahu ku tak terlalu terasa, mungkin karena aku sangat bersemangat melihat semua kekacauan ini. Sedikit demi sedikit, luka itu pulih.

Mataku melirik kearah Aki. Raut wajahnya yang sangat khawatir dan berkeringat deras.

Aku kembali memfokuskan perhatianku ke Devilman dihadapan ku saat ini. Takdir sudah tertulis dengan rapi. Tanpa perlu basa-basi, Devilman itu melesat maju dengan cepat untuk menyerang Aki. Aku mundur kebelakang, membiarkan Aki melawannya.

they tell me i am a god Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang