Kencan

893 179 6
                                    

"Selamat pagi." Ucap mu pada Denji yang baru saja bangun tidur. Walaupun hari sudah terhitung hampir siang, dan kalian bertiga selain Denji sudah siap bahkan Kau sendiri sudah selesai sarapan.

"Kau dapat mimpi bagus?" Tanya mu pada Denji yang bermuka kusut. Namun tak mendapat jawaban darinya, Kau hanya mendengus.

"Aki, Aku kan tadi minta kopi, kenapa disini hanya satu cangkir saja?" Kau memandang Aki kesal, padahal tadi Kau sudah berpesan pada Aki untuk membuatkan mu kopi juga ketika ia merebus Air.

"Ah, secangkir saja denganku, aku tidak minum banyak." Jawab Aki enteng sembari memberikan cangkirnya padamu

"Apa-apaan.." Meskipun tidak suka dan kesal Kau tetap menerima cangkir nya dan menenggak kopinya

"Bersiap-siap lah kalian, Kita akan bertemu Makima sebentar lagi."

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

"Aku sudah berkerja cukup lama jadi tidak masalah untukku mengambil cuti, Kalian mau ikut?" Makima bertanya pada kalian. Kau hanya diam tak merespon sedangkan Denji kegirangan mendengarnya

"Aku punya urusan penting hari itu.."Ucap Power membuatmu menatapnya geli

"Aku bahkan belum bilang kapan tanggalnya Power-chan." Kau tertawa mendengar ucapan Makima dan wajah Power yang agak kesal

"Aku akan cocokkan jadwal ku dengan mu Hayakawa-kun. Beritahu aku ketika kau libur."

"Ah, aku belum pernah mengambil cuti jadi kapanpun tidak masalah."

Kau menyikut perut Denji yang terus-menerus bergumam tentang betapa bahagianya dia dan peristiwa ini harus masuk kedalam daftar 10 keajaiban dunia. Namun atmosfer kebahagiaan itu harus lenyap ketika ruangan yang kalian tempati tiba-tiba diserbu oleh orang-orang organisasi.

Mereka datang dengan wajah serius dan langsung menghadap pada Makima. Beberapa saat mereka berbisik-bisik dan melirik pada Denji seolah Ia adalah suatu musibah yang tak diharapkan.

"Ada apa ini??" Tanya Power merasa aneh dan was-was dengan kehadiran mereka

"Ini gawat."

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

TV didepan Kalian memperlihatkan aksi Denji yang membunuh Reze kemarin. Kalimat yang dinarasikan dirangkai dengan cantik sehingga Denji merasa tersanjung, namun Makima dan semua orang di dalam ruangan tidak merasa demikian.

"Wah Kau keren sekali!" Ucap Power menunjuk pada sosok Denji di TV

"Begini ya rasanya masuk TV!?" Denji berbalik untuk melihat respon yang lain namun bukannya senyuman hangat dan tepuk tangan yang ia harapkan, malah tatapan dingin dari beberapa anggota yang ada didalam ruangan.

"Nampaknya rencana Bomb-chan berhasil ya. Sekarang lokasi Denji sudah terekspos pada Dunia. Eropa dan Amerika pasti tidak akan tinggal diam, apalagi Denji adalah Devil non-agresif yang berharga. Sudah pasti ia akan jadi incaran mereka semua." Jelas Makima, seluruh orang yang ada dalam ruangan merinding. Artinya tidak lama akan terjadi perang melawan negara-negara besar yang tadi disebutkan Makima

"Jadi Liburan yang tadi Kau katakan hanyalah samaran, Makima-san?" Tanya mu pada Makima, Wanita itu tersenyum membenarkan pernyataan mu.

"Benar, Anggaplah saja seluruh pembunuh bayaran akan menargetkan Denji dan kita tak tahu kapan perang ini akan berakhir. Jadi Denji, Kau tidak akan bisa bebas dalam waktu yang lama."

Denji terdiam, raut kecemasan terlihat samar di wajahnya, sedangkan Power bersorak bahagia.

Semua anggota biro keamanan keluar dari ruangan mengikuti Makima untuk menyusun rencana termasuk Kau dan Aki.

"Banyak hal terjadi, namun kita harus menghadapi Gun Devil tahun depan. Aki, (name) Kalian akan ikut operasi itu. Jadi Kalian berdua jangan sampai mati. Biro keamanan butuh kekuatan semua orang saat ini. Kalian paham?"

Kau dan Aki kompak menjawab Makima, selama perjalanan entah kemana, Kau hanya diam tak merasa terganggu dengan Aki yang turut diam saja.

.
.
.
.

.
.
.
.

"Kenapa kita berdua jadi bertemu sembunyi-sembunyi begini? aku merasa seperti sedang selingkuh." Ucap mu pada Kishibe. Semenjak kejadian terakhir kali kau mengakui kau siapa, Kishibe mendesak agar secepatnya kalian bertemu lagi.

Disebuah bangku kosong yang cukup jauh dari keramaian, setelah memastikan kondisi aman dari makhluk hidup apapun. Kalian berdua duduk bersampingan di bangku kosong itu.

"Jangan benci padaku, kalau kita ketahuan kita berdua bisa mati." Kishibe menjawab enteng

"Lalu ada perlu apa?"

"Kau pasti akan mengira kejadian seperti ini terjadi kan?" Kau menghela nafas pelan,"Tidak."

"Pembohong."

Kau mendecak kesal,"Kalau pun iya kenapa?"

"Kemungkinan besar Santa Claus akan datang." Matamu memicing mendengar kishibe

"Manusia yang suka memberi kado kan?" Kali ini giliran Kishibe yang memandangmu kesal

"Bukan, Santa Claus dari jerman. Kau tidak tahu?"

"Aku tidak ada waktu mengurusi serangga tidak penting." Ucapku enteng,"Siapa Santa Claus ini?"

"Santa Claus, yah singkatnya dia ini sangat berbahaya dan merepotkan. Dari semua kemungkinan, dia adalah kemungkinan terburuk yang kita hadapi. Ada rumor dia sudah mati karena usia, kuharap rumor itu benar." Kishibe menjelaskan tentang Santa Claus, ancaman paling besar yang mungkin mereka akan hadapi

"Devilnya?"

"Doll Devil."

Kau menghela nafas panjang,"Kenapa?" Tanya Kishibe

'Ini merepotkan' Batinmu mendengar banyak devil merepotkan yang akan menyerang Denji

"Aku berani bertaruh Santa claus itu masih hidup. Keberadaan nya, masih terasa pekat di Bumi bukan di neraka."

"Itu artinya dia akan ikut dalam peperangan ini kan?" Kau mengangguk, Kishibe mendengus kesal lalu merogoh sakunya untuk mengambil bir yang biasa ia minum

"Apa rencanamu?" Tanya Kishibe sembari menegak birnya

Kau hanya diam, tak berniat menjawab,"Tidak mau menjawab?"

Masih diam, Kishibe menghela nafas panjang."Lakukan yang mau Kau lakukan, asal kami umat manusia selamat."

Kali ini, Kau tersenyum pada Kishibe

.
.

.
.

A/N:

Ya, Udah lama banget dari terakhir update wkwkwk

Thanks yang sudah baca selama ini!

cya later!

they tell me i am a god Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang