Remahan Roti.

2.1K 439 17
                                    

nungguin update ya? yahahaha btw Minal aidzin ges, maafkan saya yang jarang update sampai kalian lumutan.

anyway, kalian kangen cerita ini kah? drop pendapat kalian dong!! siapa tau ntar kalau saya terharu langsung update lagi 😏

ENJOY!

.
.
.

"Namaku (y/n) (l/n) aku mengikat kontrak dengan iblis yang tidak bisa kuberitahu padamu Makima-san."

.
.
.

Bau khas Rumah sakit yang menyengat hidung, dan orang-orang yang berlalu lalang mengurusi kesibukannya masing-masing.

Makima mengantar kalian kesini, Kau tak mengalami luka berarti selain sedikit lecet (yang disengaja) dibagian lengan, dan Denji yang sedikit mengkhawatirkan (menurut dokter tentu saja.)

Dan disinilah Kau duduk di sebelah kasur rumah sakit Denji, melihat keadaannya saat ini tertidur dengan pulas seolah tak pernah terjadi apa-apa. Kondisinya tak terlalu parah, terima kasih pada Pochita yang menjadi jantungnya, Denji bisa beregenerasi lebih cepat.

'sudah kuduga Analisis Dokter itu salah.' Batinmu

Suara kamar yang dibuka mengalihkan perhatianmu. Di pintu Berdiri Makima dengan senyum tipisnya."Selamat Pagi."

Kau hanya diam tanpa reaksi, berwajah datar, sangat datar, Makima menutup pintu kamar dan berjalan menuju sisi lain sebelah kasur Denji

"Kau belum menjawab pertanyaanku." Kau mengangkat alis sebelah mendengar kalimat Makima

"Apakah itu berbahaya?" Tetap tak ada jawaban yang keluar dari mulutmu, seakan tak tertarik untuk sekedar memikirkan jawabannya

"Kau harus menjawabnya atau aku akan melaporkan kasus ini pada Atasan ku. Kalian mungkin bisa di eksekusi." Ucap Makima dengan nada pelan, Kalimatnya kali ini berhasil menyita perhatian mu.

Kau menyenderkan punggungmu dan mengangkat dagu lalu seolah berfikir sebentar dengan raut wajah yang tak dapat diartikan oleh Makima

"Kalian tak perlu tau, lagipula memangnya kau bisa merelakan Hybird seperti anak ini lenyap begitu saja?" Tak menjawab pertanyaan nya, Kau malah melontarkan pertanyaan dengan nada penuh ejekan."Jawabanku tetap dan akan selalu seperti itu, masalahku bukan masalah kalian."

"Ketahui lah posisimu sebelum berbicara seperti itu denganku (y/n)-san."

Hawa kamar berubah menjadi dingin, satu sama lain seolah-olah siap untuk saling membunuh saat itu juga. Bibir makima terangkat untuk mengatakan sesuatu sebelum sebuah panggilan masuk menyelanya.

Makima mengangkat telfon nya, dan berbincang sebentar dengan lawan bicaranya. Raut wajah yang terkesan datar dan tidak peduli akan apa yang terjadi disekitarnya selain dirinya sendiri. Tipikal manusia perfeksionis yang akan membuatmu kerepotan dilapangan kerja.

"Baik, Saya akan segera tiba secepatnya."

Ia mengakhiri panggilan singkat itu dan mencuri pandang padamu serta Denji,"Permisi."
Dan ia berlalu seperti mimpi buruk yang mengerikan.

.
.
.
.

"Aku tidak menolongmu untuk hal yang seperti ini Denji." Kau menghembuskan nafas lelah melihat tingkah laku remaja berambut tak karuan didepan mu."Oh ayo lah, santai sedikit (y/n) kau terlalu kaku!"

Saat ini Denji sedang bergelantungan diatas pohon dengan sepotong sandwich di mulutnya, persis seperti tingkah monyet.
Kau memijat pangkal hidungmu. Lelah dengan kelakuan Aneh Denji yang tak ada habisnya

"Hei, Wanita cantik itu kemari kan?" Tunjuk Denji pada Makima dari arah kejauhan sedang menuju kearah kalian.

"Oh, Kau belum kenal ya?" Kau menyadari kalau Denji belum berbicara sama sekali dengan Makima

Makima tiba didepan kalian, "Perkenalkan, Kau bisa panggil aku Makima." Makima tersenyum kecil melihat kearahmu dan Denji.

Kau hanya menatapnya bosan, lain halnya dengan Denji yang kelabakan salah tingkah, Kau menyikutnya pelan.

"Bertingkah yang normal." Bisikmu mengancam

"Ugh." Denji menggerutu pelan

"Aku akan menjelaskan kalian untuk misi pertama kali ini. Silahkan ikut denganku ke mobil." Ucap Makima dan berlalu dengan Kau dan Denji yang mengikuti dibelakang.

.
.
.

Kalian berpisah ditengah jalan, Kau sendirian bersama beberapa rekan Makima dan Denji mengikutinya.
Kau memandang 2 rekan Makima yang sudah Kau lupakan saja namanya. Hanya kesunyian tanpa satu pun dari kalian bertiga berkeinginan untuk memulai percakapan.

"Kau terlalu sombong untuk seorang manusia," Ucapan nya membuat mu melirik orang itu, dengan alis terangkat Kau bertanya,"Apa?"

"Aku berani bertaruh kalau Kau tak lama mati, huh, jaman sekarang Mereka benar-benar merekrut siapapun." Oh, rasa iri? kesal karena tak diakui? Tak merasa takut ataupun tersinggung, Kau justru menyeringai.

Dengan nada senang,"Ah ya, mereka merekrut ku ya? sangat mudah masuk ke organisasi ini, aku berani bertaruh mereka akan menaikkan pangkatku sepulang dari misi ini."

"Kau! lancang sekali!"

"Sudahlah Jiko. Kau takkan mendapatkan apa-apa dengan ini." Rekan disebelah Orang bernama Jiko ini menengahi kalian.

"Wanita tak tahu tata krama!" Kau hanya tertawa, seakan tak peduli apapun. Kau hanya menunggu, Iblis kali ini, untuk memangsa mereka.

"Makanan?" Dari bawah!

KRAUK

Suara gigitan, orang bernama Jiko itu tewas dengan setengah badannya dilahap Iblis itu. Tak Sedikit organnya berceceran. Sebuah jeritan meneriakkan nama Jiko, berasal dari rekannya. Ah namanya Kui, kau melirik Name tag nya.

'Iblis bayangan ya' batinmu, tak bergeming, iblis Bayangan tak terlalu kuat, oh ralat, mereka kuat jika ada banyak orang = banyak bayangan. Iblis tipe ini akan terus lahir, tak peduli dibunuh sampai berapa pun. Memalukan.

Kui hanya terdiam, tubuhnya shock, cukup mengejutkan menurutmu karena kan Ia anggota pemburu iblis, logikanya harusnya dia langsung menerjang, malah terdiam?

'Mungkin naluri manusia?'

"Hei kau! Lari!" Kui mendorong pundak mu dengan keras, bukannya lari Kau malah terduduk, seakan tak ada usaha untuk lari, untuk apa? apa yang Kau takuti? Tidak ada. Dan didepan matamu, Kui, Dimangsa oleh bayangannya sendiri

Kau hanya Diam, tak peduli. Iblis itu mulai melilit kan dirinya, dari bawah.

Ia menampakkan wujudnya, Jelek, komentar mu.

"Hei." Iblis itu terhenti, mata menjijikkan itu melihat dirimu.

"Beraninya Iblis rendah menampakkan dirinya dihadapan ku?" Iblis itu tertawa dengan kencang,"HAHAHAHA KAU HANYA MANUSIA, KAU PIKIR AKU AKAN TAKUT DENGAN KATA KATA SEPERTI ITU!? MANUSIA LEBIH RENDAHAN DARI KAMI IBLIS!!!"

"Yah aku setuju bagian akhirnya." Kau hanya memandang iblis itu dengan bosan, tak menarik dan menyebalkan.

"Kau tahu," Dengan gampangnya, Kau membebaskan jeratan Iblis itu di Tanganmu, tak Lama mencekik leher Iblis itu

"Aku paling benci makhluk yang tak tahu diri sepertimu." Iblis itu mulai meronta-ronta, Kau menyeringai lebar,"Aku akan mengirimmu pulang, tapi kali ini, dengan sedikit bumbu spesial. Kau akan berharap mati di tangan manusia akan lebih baik daripada mati di Tanganku." Tersenyum lebar, Tubuh iblis itu sekakan mulai menghilang,"Selamat bersenang-senang." Seperti tak pernah ada kejadian penyerangan Iblis bayangan, Ia musnah bersamaan senyummu yang semakin melebar.

Sekarang hanya tinggal dirimu seorang, yah, Kau berhasil dalam misi pertamamu.

they tell me i am a god Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang