SDTPP - 5. Masalah di Keluarga Sita

286 44 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak.
Happy reading💗

_________________________________________________

Beberapa menit berlalu, Jino sudah selesai menggambar, ia menyunggingkan senyumnya, merasa puas dengan gambar yang ia buat. 

Jino menoleh ke arah temannya Jo yang tengah sibuk menggambar, entah dia akan menggambar apa. Jino menoleh ke samping kirinya, menatap Sita yang tengah sibuk menggambar. 

"Ya elah, lambat lo, Ta," ejek Jino.

"Berisik lo! Untuk menghasilkan mahakarya yang bagus butuh waktu yang gak sedikit," sahut Sita sambil fokus menggambar. 

"Palingan gambar lo gak sebagus gambar yang gue buat," ucap Jino meremehkan.

"Gak usah sombong. Gue tau, ya, lo gak jago gambar."

"Gue emang gak jago gambar, tapi gue jago membuat sesuatu yang unik, menarik, dan tentunya estetik."

"Emang lo gambar apaan?"

"Gambar bego."

"Hah?" Sita menautkan kedua alisnya. "Lo gambar diri lo sendiri?"

"Maksud lo apa?"

"Lo 'kan bego."

"Kampret lo! Bego itu singkatan, nih, lo liat, gambar karya abang ganteng yang paling bagus sejagad. Udah pasti dapet nilai seratus." Jino memperlihatkan gambar yang dibuatnya.

"Astaga ngakak, lo gambar apaan, Jin? Bebek jadi-jadian?" tanya Sita yang sempat memecahkan tawanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga ngakak, lo gambar apaan, Jin? Bebek jadi-jadian?" tanya Sita yang sempat memecahkan tawanya.

"Enak aja, ini bego singkatan dari bebek gorila. Ini wujud hasil kawin silang antara bebek dan gorila. Gimana, keren 'kan?" tutur Jino lalu tersenyum bangga.

Sita menggelengkan kepalanya, entah abangnya mendapatkan ide gila dari mana.

"Coba liat mana gambar punya lo, palingan mentok gambar dua gunung, jalan raya sama sawah," ejek Jino lagi.

"Jangan meremehkan skill menggambar gue. Lo bakalan terkejut sampe kejang-kejang kalo liat gambar yang gue buat."

"Yaudah mana liat."

"Gak!" Sita tak ingin memperlihatkan hasil gambarnya.

"Curang lo, gue udah liatin gambar gue tadi."

"Lo sendiri yang mau ngasih liat."

"Mana liat punya lo."

"Nggak!"

Jino mengambil paksa buku gambar milik Sita. Sontak tawanya pecah saat melihat gambar hasil buatan adiknya itu.

"HAHAHA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HAHAHA...! Ya ampun, Sita, daritadi lo cuma gambar yang kayak gini doang? Gambar apaan, nih? Bentuknya aneh banget kayak alien," lagi-lagi Jino mengejeknya.

"Eh, sembarangan aja lo kalo ngomong. Itu bukan alien, itu gambar kucing," timpal Sita tak terima.

"Kalo gak bisa gambar mending diem aja, Ta." Jino kembali memecahkan tawanya.

"Dih, gak ngaca, orang gambar lo juga jelek."

"Bodo, yang penting guenya ganteng."

"Eh, udah jangan pada ribut," lerai Jo. "Gambar kalian berdua sama-sama jelek. Bagusan juga gambar punya gue." Jo memperlihatkan gambar buatannya.

"Astaghfirullah, gue kaget ajg!" ujar Jino terkejut melihat gambar yang dibuat oleh temannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaghfirullah, gue kaget ajg!" ujar Jino terkejut melihat gambar yang dibuat oleh temannya itu.

"Gue yakin Bu Tari bakalan pingsan setelah liat gambar lo," timpal Sita.

"Kita liat aja nanti, siapa yang dapet nilai paling besar."

Mereka bertiga kembali sibuk dengan gambarnya masing-masing, mereka saling meremehkan, padahal gambar yang mereka buat sama-sama terlihat aneh.

Di meja pojok barisan depan, dua orang siswi tengah memperhatikan Jino dan Sita secara diam-diam. Keduanya terlihat tampak kesal melihat kedekatan antara Jino dan Sita.

"Tan, mereka keliatan deket banget. Si Sita akrab banget sama si Jino," ucap Cici pada teman sebangkunya yang bernama Tania.

Tania mendengus kesal. "Dasar cewek gatel, sok cantik, bisa-bisanya dia akrab sama Jino, gue aja mati-matian buat dapet perhatian dia. Gue yang udah jelas cantik kayak gini susah dapetin Jino, tapi si buruk rupa itu, dia dengan gampangnya deketin Jino."

"Lo gak boleh tinggal diem, Tan, lo harus kasih pelajaran tuh si Sita cupu,"

"Liat aja, gue bakal kasih perhitungan."

~~~

Jam baru menunjukkan pukul 9, namun Ferdi sudah pulang ke rumah, biasanya ia pulang tengah hari untuk istirahat lalu kembali mengurus ladang dan sawah hingga sore.

Ferdi menghampiri istrinya yang tengah membereskan dapur. Ia duduk di kursi makan, saat ini Ferdi terlihat lesu. Yuli yang baru mengetahui kedatangan suaminya mengernyit heran.

"Lho, Yah, udah pulang?" tanya Yuli yang ikut duduk di kursi makan.

"Iya, Bun," jawab Ferdi tak semangat.

"Kenapa? Kamu keliatan sedih gitu?"

"Kayaknya tahun ini kita gagal panen."

Yuli tampak terkejut mendengar pernyataan suaminya. "Emangnya kenapa? Ada masalah dengan sawah dan ladang kita?"

"Padi di sawah kita terkena hama, dan sayuran di ladang pada layu, mungkin karena musim kemarau tanah jadi kering," tutur Ferdi, raut wajah Yuli ikut terlihat sendu.

"Terus gimana? Mata pencarian kita cuma dari hasil bertani. Kita bisa dapet uang dari mana kalo sayuran dan padi gagal untuk dipanen? Mana uang bulanan sekolah Jino dan Sita bulan ini belum dibayar."

"Aku akan cari pekerjaan lain."

"Kamu mau cari kerja di mana? Kamu cuma punya ijazah SMP, rasanya sulit buat dapet pekerjaan."

"Masalah itu biar aku yang pikirin. Kalo perlu aku cari kerja ke luar kota, atau ke luar negeri sekalian."

"Jangan ngaco kamu. Apa kita minta uang aja ke Siska?" Siska adalah anak pertamanya yang saat ini bekerja di luar kota.

"Jangan, aku gak mau membebani Siska."

"Terus kita harus gimana?"

Ferdi menepuk pelan pundak istrinya. "Udah kamu tenang aja, sekarang aku akan cari pekerjaan, aku siap-siap dulu." Ferdi berdiri dari duduknya, menuju kamar untuk mengganti pakaian.

~~~

Astaga, gambar yang mereka buat pada bagus, ya😆 Gambar siapa yang paling bagus hayo?

Hm, kasian ayahnya Sita, dia harus cari kerjaan lain karena gagal panen. Semoga segera dapet kerjaan, ya, ayah🤗

Sita & Tiga Pria Posesif (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang