SDTPP - 48. Dekat Kembali

83 17 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak.
Happy reading 💗

_________________________________________________


Sita tengah memakai sepatunya di teras depan, rasanya ia malas pergi ke sekolah bersama dengan Jino, namun Ferdi dan Yuli menyuruhnya untuk berangkat bersama abangnya itu.

Tin! Tin!

Suara klakson motor mengejutkan Sita, Sita sontak menoleh, ia terkejut saat mendapati Bagus lah yang datang. Sita segera berdiri dari duduknya, berjalan mendekati Bagus.

Sita yang sangat mencemaskan sahabatnya itu, mencoba memastikan keadaanya. "Ya ampun, Gus, muka lo memar-memar, kenapa lo bisa sampe dikeroyok? Siapa yang tega keroyok lo?" tanya Sita, raut wajahnya terlihat cemas.

Bagus menampakkan senyumnya pertanda ia baik-baik saja. "Gue gapapa, kok, Ta, lo gak usah khawatir, ini mah luka kecil doang."

Sita menghela napas lega. "Syukurlah kalo gak ada luka serius. Oh, iya, lo ngapain ke sini? Kalo Jino liat lo di sini dia pasti marah."

"Jino gak akan marah, karena dia sendiri yang minta gue buat jemput lo."

Pernyataan Bagus sulit dipercaya. "A-apa? Jino yang minta lo buat jemput gue?" tanya Sita memastikan.

Bagus mengangguk mantap. "Iya, udah ayok naik, kita berangkat sekarang," ajak Bagus.

Sita sempat terdiam beberapa saat, merasa heran dengan sikap Jino yang berubah-rubah.

'Apa bener Jino yang minta Bagus buat jemput gue? Apa dia udah gak marah sama Bagus dan gak akan larang gue buat deket sama Bagus lagi?'

Sita segera naik ke atas motor, Bagus melajukan motornya meninggalkan area rumah Sita. Tanpa merasa sadari, ternyata sedaritadi Jino memperhatikan dari dalam rumah. Ia menatap punggung Sita yang semakin menjauh.

"Mau gak mau gue harus lakuin ini demi Sita. Gue akan coba percaya sama Bagus kalo dia bisa jaga Sita. Semoga aja Sita seneng dan dia mau maafin gue."

Di perjalanan, Sita dan Bagus tak ada yang membuka suara, Sita tengah memikirkan bagaimana jadinya jika Jino mengetahui perihal hubungannya dengan Daniel, Jino pasti akan sangat marah dan melarang Sita untuk dekat dengannya, dan Bagus, bagaimana reaksi Bagus saat dia tahu Sita sudah memiliki kekasih?

Bagus tak sengaja melihat Sita yang tengah murung dari kaca spion.

"Ta," panggil Bagus.

Sita tak menoleh, suara bising kendaraan membuat pendengarannya terganggu.

"Sita!" panggil Bagus lagi sedikit meninggikan nada suaranya.

Sita yang merasa terpanggil sontak menatap Bagus. "Apaan, Gus, lo manggil gue?" tanya Sita.

"Lo kenapa diem?"

"Nggak, gue gak makan bayem, tadi gue makan sama nasi goreng," jawab Sita tak sesuai dengan pertanyaan Bagus.

"Lah, gue nanya apa, dijawab apa. Lo kenapa murung?" tanya Bagus lagi.

"Hah? Burung? Lo mau beli burung?" lagi-lagi Sita salah dengar.

"Gue gak perlu beli burung, gue udah punya. Dasar budek," sahut Bagus sedikit kesal.

"Oh, lo mau makan gudeg? Di warung makan depan sekolah ada yang jual, tapi jam segini belum buka, nanti jam istirahat baru buka," jawab Sita.

Bagus tampak menahan rasa kesal. "Sita lo cantik!" pekik Bagus.

"Makasih, gue emang sebenernya gak jelek-jelek amat," sahut Sita kali ini ia mendengarnya dengan jelas.

Sita & Tiga Pria Posesif (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang