SDTPP - 1. Persahabatan Sita & Bagus

1.4K 93 7
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak.
Happy reading💗

_________________________________________________

"SITA ANAK PUNGUT!"
"SITA ANAK PUNGUT!"

Seru segerombolan siswi, mengejek seorang gadis bernama Sita. Gadis yang saat ini duduk di bangku kelas 3 SMP menatap kesal para siswi yang merupakan teman satu kelasnya.

"Gue bukan anak pungut!" tegas Sita, tak terima dengan ejekan teman-temannya itu.

"Terus kalo bukan anak pungut lo anak apa? Anak buangan?" tanya seorang gadis berambut pendek yang semakin menyulut emosi Sita.

"Eh, Minah, jaga mulut lo! Dasar mulut ember!" geram Sita, membalas meledek gadis yang bernama Minah. Minah tampak kesal dengan apa yang diucapkan oleh Sita.

"Lo, kok, ngatain gue, sih?"

"Lo gak ngaca? Elo yang ngatain gue duluan. Dasar mulut ember! Mulut lo tuh kudu dikasih pelajaran biar gak asal ngomong!" Minah tampak tak terima dengan ucapan Sita.

"Apa? Lo kesel? Lo mau marah? Suruh siapa lo ledekin gue. Lo pikir gue takut sama lo? Lo pikir gue bakalan diem aja? Denger, ya, Minah, gue gak takut sama lo. Mau lo bawa pasukan lo yang alay itu, gue sama sekali gak takut!" tutur Sita, tak sedikit pun merasa takut dengan gadis yang ada di hadapannya saat ini.

"Lo bener-bener, ya!" Minah yang tak kuasa menahan kekesalannya, mengulurkan kedua tangannya menjambak rambut Sita. Sita tak tinggal diam, ia ikut menjambak rambut Minah. Terjadilah aksi jambak menjambak.

Teman-teman Minah bukanya melerai, mereka malah menyoraki keduanya, seolah tengah menonton suatu pertandingan yang seru. Saat ini lorong sekolah sudah sepi karena memang bel pulang sudah berbunyi sedaritadi.

"Lo bisa gak, sih, gak ganggu gue?" tanya Sita yang terus menarik rambut Minah cukup kuat.

"Gak bisa! Gangguin lo udah jadi hobi gue!" sahut Minah yang juga terus menarik rambut Sita.

"Lo gak bisa apa cari hobi yang lain? Mancing, kek, main gundu, gangguin beruang kutub, atau apalah yang gak ada hubungannya sama gue!"

"Berisik lo!"

Keduanya terus saling menjambak satu sama lain. Hingga seseorang datang menghampiri keributan yang saat ini tengah terjadi.

"STOP! Berenti ribut atau kalian gue kirim ke neraka!" ancamnya terdengar mengerikkan.

Mereka pun sontak menghentikan aksinya, mereka menoleh ke sumber suara, mendapati seorang pria tengah berkacak pinggang menatap keduanya secara bergantian.

"Bagus, apaan, sih, ancaman lo ngeri banget," protes Sita pada pria yang bernama Bagus.

"Gak usah ikut campur lo, Gus!" timpal Minah.

"Gak usah bantah gue lo Minah! Lo mau gue laporin ke emak lo biar lo digantung di pohon cabe?" ancam Bagus lagi.

"Gak usah bilang apa-apa ke nyokap gue!"

"Ya, makanya jauhin tangan lo dari rambut Sita yang indah."

Dengan wajah kesal Minah pun menuruti perintah Bagus.

"Jangan ganggu gue lagi, atau gue bikin rontok rambut lo!" tegas Sita.

"Sana lo pergi! Bawa pasukan alay lo."

Minah dan teman-temannya pergi dari sana. Sita menghela napas kasar, lagi-lagi Minah mengganggu dirinya.

Bagus kembali menatap Sita. "Ta, lo gapapa?" tanya Bagus tampak cemas.

Sita & Tiga Pria Posesif (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang