SDTPP - 8. Dibully? Ya Bully Balik!

216 34 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak.
Happy reading💗

_________________________________________________

Waktu belajar sudah habis, saatnya para murid untuk pulang. Sita sudah selesai merapikan alat tulisnya, namun ia tak kunjung keluar dari kelas, ia akan menunggu semua penghuni kelas keluar dan menunggu lorong kelas hingga cukup sepi, baru ia keluar dari sana.

Sita melirik ke samping kanannya, tas Jino dan Jo masih berada di kursinya masing-masing. Sita mendengus kesal. "Ish, si Jino emang bener-bener. Masih aja bolos pelajaran. Gue laporin bunda baru tau rasa!"

Beberapa menit menunggu, lorong sekolah sudah mulai sepi, Sita pun memutuskan untuk pulang. Ia meraih kotak bekalnya dengan isi yang masih utuh, Sita tak memakan bekal yang dibawanya, ia sudah terlanjur kehilangan napsu makannya gara-gara Tania dan Cici.

Baru hendak Sita melangkah, pergerakannya terhenti saat tiga orang siswi menghampirinya masuk ke dalam kelas.

Sita memutar bola mata malas saat tahu siapa para siswi itu. Mereka adalah siswi yang membully Sita di toilet tadi pagi.

"Hai, Sita, kita ketemu lagi, lo inget 'kan sama gue? Queen Nila, cewek paling cantik di sekolah ini," ucap gadis yang bernama Nila itu dengan bangganya memperkenalkan diri. 

"Lo liat muka gue, apa gue keliatan peduli? Mau lo queen Nila kek, queen lele, queen hiu sekalipun, gue gak peduli!" ujar Sita dengan penekanan di setiap kata.

Lagi-lagi Sita kembali membuat gadis bernama Nila itu merasa kesal. "Lo bener-bener bikin gue emosi! Gara-gara lo badan gue jadi bau comberan!"

"Gara-gara gue? Gak salah? Gue tanya, yang bawa air comberan itu siapa? Elo 'kan? Berarti yang salah lo sendiri lah, pake nyalahin gue lagi," protes Sita tak terima.

"Lo emang gak ada takut-takutnya, ya, sama gue. Lo lupa gue siapa? Gue itu orang yang paling di segani di sini, lo harus tunduk sama gue kalo lo gak mau di-bully abis-abisan!" serunya memperingati.

"Gue musti tunduk sama lo? Emangnya lo siapa? Emak gue bukan, sodara gue bukan. Lagipula kalo lo mau bully gue, silakan aja, lo pikir gue gak berani bully lo balik?" sahut Sita tak sedikit pun merasa takut.

Nila menaruh kedua tangannya di pinggang, Sita benar-benar sudah menyulut emosinya. "Dasar cewek buruk rupa, cewek cupu, lo ngaca dong, cewek kayak lo gak pantes ada di sini, lo harusnya dibuang dari sekolah ini. Kehadiran lo di sini cuka ngotorin sekolah doang tau gak! Dasar cewek sok ca-"

Ucapan Nila terhenti saat Sita menyumpal mulut Nila dengan ikan asin yang dibawanya. Mata Nila terbelalak, teman-temannya juga ikut terkejut, apa yang dilakukan Sita sangat berani, sebelumnya tak ada yang berani melawan Nila si ratu bully.

"Sialan!" Nila melayangkan tangannya hendak menampar wajah Sita, namun Sita dengan sigap menahan tangan Nila.

"Oh, lo berani ngelawan, ya." Nila hendak menarik tangan Sita yang menahan tangannya, namun Nila justru malah menarik gelang yang melingkar di pergelangan tangan Sita. Mata Sita terbelalak saat mengetahui gelang pemberian sahabatnya itu putus.

"Gelang gue!" pekik Sita lalu menghempaskan tangan Nila. "Balikin gelang gue!" pinta Sita.

Nila tersenyum miring. "Jadi ini gelang kesayangan lo? Ck, gelang jelek kayak gini lo pake, dasar miskin!"

"Balikin gelang gue!" pinta Sita sekali lagi.

"Kalo gue gak mau, lo mau apa, hah?!"

Sita mencoba meraih gelangnya, namun Nila tak membiarkan Sita mendapatkannya dengan mudah. "Ambil aja kalo bisa." Nila mengoper gelang itu pada temannya.

Sita & Tiga Pria Posesif (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang