About Us - 16

50 4 0
                                    

"Menggalau nggak harus ada sebab, nggak harus ada objek juga." — Jerry Antonio

-ABOUT US-

Salma tersenyum tipis memandang stasiun Ibu Kota yang nampak terlihat ramai. Gadis itu berangkat pagi-pagi sekali, diantar Rani yang memesan tiket terlebih dahulu. Sebenarnya Rani tidak setuju akan keputusan Salma yang akan pergi mengunjungi Yogya lagi namun gadis itu meyakinkan Rani akan kemungkinan yang terjadi akibat Bundanya itu yang terlalu khawatir.

Salma juga terpaksa harus berbohong, ia mengatakan pergi bersama Vio tapi faktanya tidak demikian. Juga kepada sahabatnya itu, Salma tidak mengatakan ia pergi hari ini. Yang Salma pikirkan bahwa ia mengajak Vio adalah akan merepotkan gadis itu, maka disinilah Salma sekarang, mencari jawaban sendirian.

"Dibeli Neng, seribu, seribu."

"Kacang, kuaci, permen."

"Mau kemana, Neng?" tanya salah satu pedagang asongan yang menjual beberapa snack ringan.

"Yogya, Pak," jawab Salma sambil tersenyum. Bapak itu balas tersenyum, ia merogoh sakunya lalu menyodorkan sesuatu kepada Salma. Tentu saja gadis itu bingung, ia menatap benda yang masih ada di tangan bapak tua itu.

"Ini sebagai pengingat arah, Neng. Pengingat jalan. Biar Neng cantik selalu ingat untuk pulang ke rumah."

Salma belum mencerna apa maksud dari perkataan bapak tua tadi, namun sebagai bentuk rasa hormat gadis itu lalu mengambil sebuah gantungan kunci berbentuk kompas yang Salma yakini pasti itu barang yang sangat langka. Ukirannya terlihat sangat cantik, warnanya perak namun sudah agak kusam, meski demikian Salma yakin gantungan kunci itu pasti memiliki harga yang lumayan tinggi.

"Terima kasih, Pak," ujar Salma lalu melanjutkan langkahnya. Selangkah lagi Salma akan mencapai garis batas tempat menunggu kereta, seseorang menepuk pundaknya pelan. Sontak saja gadis itu memutar tubuhnya dan terkejut melihat siapa di hadapannya.

Hilarius Arga.

Kenapa bisa dia ada di sini?

Cowok itu menatap Salma datar, seolah memang sudah tau gadis itu berada di sini. "Arga? Lo kok ada di sini?"

"Ini tempat umum," jawab Arga dingin.

"Ya gue tau, tapi kebetulan aja kita ketemu. Emm.. lo mau kemana?"

Belum sempat Arga menjawab, suara pemberitahuan keberangkatan kereta terdengar. Hal itu membuat riuh orang berlarian untuk masuk ke dalam kereta, Salma hampir saja terjatuh akibat tertabrak orang jika ia tidak ditarik oleh Arga. Cowok itu lalu menggenggam tangan Salma, yang langsung membuat gadis itu lagi-lagi terkejut. Arga tidak mengatakan apa-apa sampai mereka berdua duduk di kursi kereta dan masih dengan tangan yang saling bertaut.

Arga melepaskan genggamannya, masih dengan raut muka datar. "Sorry." Salma hanya bisa mengangguk kikuk.

"Loh lo mau ke Yogya?" tanya Salma tersadar setelah Arga ikut masuk bersamanya.

Cowok itu berdeham.

"Ke rumah lo atau?" Salma menggantung ucapannya.

"Nggak ada tujuan."

Salma menatap cowok berkaos navy lengkap dengan jaket bombernya itu tidak habis pikir. Bukankah hal itu sangat buang-buang waktu? Bepergian tanpa arah, berjalan tanpa tujuan, sendirian pula.

Salma tidak sadar bahwa yang sebenarnya ia maksud adalah dirinya sendiri.

Tidak ada pembicaraan lagi setelah itu, yang mereka lakukan hanyalah duduk diam dengan Salma yang merasakan canggung. Arga memilih memejamkan matanya sedangkan gadis itu beralih pada pemandangan di luar kaca kereta.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang