About Us - 12

42 9 0
                                    

"Kesatuan itu bersatu. Bersama. Jatuh bangun kompak. Bukan di puncak sendirian." — Roger's.

–ABOUT US–

Suasana kantin sedikit lebih sepi dari biasanya. Biasanya saat jarum jam menunjukkan pukul 12.00 para siswa-siswi SMA Garuda sudah memadati stand makanan yang mereka pilih. Begitu juga dengan Salma saat ini, gadis yang membawa buku di tangannya itu sedang mengantri di stand bakso urat milik Pak Bejo yang terkenal paling enak se-kantin sekolah.

Gadis itu mengantri pada saat yang tepat, belum terlalu ramai. Karena biasanya bakso Pak Bejo tidak pernah sepi pembeli. Di depannya ada dua orang yang Salma tebak pasti sebagai sepasang kekasih, karena si cewek sedang menggerutu sambil memegang perutnya. Pasti lagi datang bulan.

Tiba giliran Salma, gadis itu menggeser tubuhnya sedikit lebih maju agar Pak Bejo bisa mendengarnya. Maklum, Pak Bejo sudah lama menjadi penjual bakso sampai beliau masuk diusia senja seperti ini.

"Pak, saya pesan bakso uratnya satu jangan pedes ya, Pak," ujar Salma sambil tersenyum.

"Siap, Neng cantik. Minumnya apa Neng?"

"Es teh aja, Pak."

Sambil menunggu pesanannya siap, gadis itu memilih duduk di bangku dekat wastafel. Di depannya sudah terpampang jelas lapangan basket yang cukup luas. Memang konsep kantin berada bersebelahan dengan lapangan. Hal itu sangat menguntungkan bagi para siswi yang ingin melihat pacar mereka di sana, atau hanya sekedar cuci mata terhadap kakak kelas.

"Ini Neng, bakso uratnya sama es teh yang segar di minum siang-siang seperti ini," ujar Pak Bejo dengan wajahnya yang ceria. Sudah menjadi ciri tersendiri mengapa Pak Bejo menjadi orang yang terkenal di Garuda karena keramahannya ini.

Salma balas tersenyum lebar, "Terima kasih bakso sama es tehnya, Pak. Ini uangnya." Salma memberikan selembar uang berwarna hijau, "Kembaliannya ambil aja, Pak."

Pak Bejo lagi-lagi tersenyum. Kedua tangannya dirapatkan di depan dada, seperti orang sedang menyembah. "Waduh kebanyakan iki Neng cantik. Matur Nuwun, Neng. Mugi Gusti berkahi selalu."

"Nggak papa, Pak. Amin. Gusti berkahi Bapak juga."

Selepas Pak Bejo meninggalkan meja Salma untuk melayani pembeli lain yang sudah banyak mengantri, gadis itu membuka buku yang tadi ia pinjam dari perpustakaan. Gadis itu merasa sedikit aneh, ia menengok ke kanan-kiri memperhatikan badge kelas yang terpasang di lengan bagian kiri seragam putih abu-abu teman-temannya yang lalu lalang di kantin.

"Ema!" panggil Salma pada salah satu teman sekelasnya yang kebetulan lewat.

"Eh, Sal. Kenapa?"

"Gue bingung kok kantin nggak ramai kaya biasanya. Ini juga cuma dari kelas IPA. Kenapa ya, Em?" tanya Salma pada gadis berkacamata di depannya.

"Lho, kamu nggak tau? Jam istirahat anak IPA sama IPS berubah Sal," jawab Ema.

"Berubah?"

"Iya, jadi anak IPA istirahat jam 12.00 kalau anak IPS jam 12.30."

Walaupun tidak cukup puas dengan jawaban dari Ema, gadis itu tetap mengucapkan terima kasih padanya. Tidak ingin bertanya lebih banyak pada orang yang tidak terlalu dekat dengannya, pilihan Salma jatuh pada kembali membaca buku dan memakan bakso uratnya.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang