About Us - 19

5 2 0
                                    

"Saat duniamu mulai pudar dan kau merasa hilang, ku akan selalu jadi sayap pelindungmu." – Hilarius Arga

-ABOUT US-

Senin adalah hari paling malas untuk memulai aktivitas kembali setelah weekend yang cukup singkat terlewati. Salma dengan lesu membenarkan tali tasnya yang turun akibat ia yang berlari cukup cepat. Dirinya hampir saja telat. SMA Garuda akan menutup gerbang depan pada pukul 07.00 jika itu hari Senin dikarenakan semua murid, guru, dan karyawan wajib melaksanakan upacara bendera.

Menetralkan nafasnya, gadis berkuncir kuda itu mencari tumbler berwarna biru laut yang selalu dibawanya. Namun, nihil. Ia lupa membawanya. Tiba-tiba saja sodoran tumbler dingin berwarna hitam mengenai pipi Salma, refleks gadis itu berbalik badan untuk mengetahui siapa sang pemilik.

"Devan?" kaget Salma. Setelah sekian lama mereka tidak saling berbicara dan berhadapan seperti sekarang ini.

"Kaget ya?" Devan tertawa. Seolah dihipnotis, gadis itu menatap wajah Devan cukup lama. Rambutnya yang terlihat seperti habis dipotong, alis tebalnya, deretan giginya yang rapi dan senyumnya yang sangat lebar.

Mengetahui Salma memperhatikannya, Devan bertanya "Ada sesuatu di muka gue?"

"Eh, sorry sorry." Salma gelagapan. Buru-buru gadis itu berjalan cepat mendahului Devan Mahendra yang masih berdiri di tempatnya.

"Sal!" panggil Devan. Salma cukup malu, ia terus melangkah tanpa peduli Devan memanggilnya.

"Salma Nevira!" Oke, dengan terpaksa gadis itu berbalik. "Apalagi?"

Dari kejauhan Devan mengangkat tumbler miliknya. "Buat lo!"

"Gak usah, makasih." Salma sedikit berteriak, takut suaranya tidak terdengar oleh Devan.

"Nanti gue anter ke kelas lo!"

Setelah mengatakan itu Devan tidak lagi terlihat di pandangan Salma. Laki-laki itu menuju ke loker untuk menaruh jersey basket barunya. Terlihat teman-teman ekskulnya serta anggota Rogers sudah menunggu sang ketua itu disana.

"Habis ngapain lo, Van?" tanya Jerry yang baru saja datang.

"Kok koe kepo?" sahut Tyo sambil menggulung lengan kemejanya.

"Sirik deh," balas Jerry tak terima.

"Noh liat Devan pagi-pagi udah ceria aja mukanya. Habis menang basket apa naik rank lo?" cerocos Jerry membuat Tyo ingin sekali menyumpal mulut cowok Jawa itu.

"Habis ketemu Salma," jawab Devan singkat.

"Wolhayo, pantesan."

Daren yang mendengar itu hanya diam, beralih menepuk pundak Devan kemudian berlalu dari sana. Tentu saja membuat teman-temannya bingung bukan main.

"Makin aneh aja tuh bocah." Jerry geleng-geleng kepala sendiri menghadapi sikap seorang Daren yang terlalu tertutup itu.

"Efek kasmaran ya gitu," sahut Tyo membuat Devan ikut tertarik pada pembahasan itu.

"Buset, suka sama siapa tuh?"

"Gak tau, pokoknya anak IPS 1."

Mendengar kata IPS 1 membuat Devan Mahendra buru-buru merogoh kantong celananya untuk mengambil ponselnya dan mulai mengetik sesuatu.


Vionika Adellarie


Gimana kondisi lo Vi?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang