"Orang nggak bisa jadi apa yang kamu pengen. Berhenti menuntut hanya karena kamu takut merasa sendirian."
-ABOUT US-
Salma berkali-kali menatap dirinya di pantulan kaca di sebelah tempat tidurnya. Tangannya memangku pipi. Khas model cewek untuk foto. Berkali-kali ia menghela nafas panjang, merasakan kehidupannya di SMA yang terasa monoton satu tahun ini.
Hari senin lagi. Jarak minggu ke senin itu pendek, tapi kenapa jarak senin ke minggu itu terasa sangat panjang? Juga masih harus upacara yang membuat murid-murid malas mengikuti pelajaran pertama setelah upacara.
Salma membereskan meja belajarnya, memasukkan note kecil, tempat pensil, juga buku pelajaran hari ini. Tak lupa ia juga mengambil seragam olahraganya. Hari ini jadwal pelajaran olahraga kelas XI IPA 1 bersamaan dengan kelas XI IPS 4.
Pandangan mata gadis berambut panjang kecoklatan itu menangkap sebuah foto yang selalu menarik senyumnya ketika ia belajar. Karena figura itu diletakkan di meja belajarnya, mustahil bahwa Salma akan benar-benar lupa semuanya.
Foto kusam berlatar halaman rumah dengan nuansa tahun baru. Foto berwarna monokrom hasil bidikan kakak sepupu Salma.
"Hai, apa kabar?"
Tanpa Salma sadari, seketika semua momen kembali terulang di dalam otaknya. Air matanya kembali menetes, padahal ia berusaha sekuat tenaga agar tidak pernah lagi memikirkan hal itu. Salma tidak mau lagi menjadi seorang perempuan yang lemah. Tidak lagi.
"Salma bangun, Nak!"
"Iya, Bun. Udah bangun. Salma turun."
Di bawah Rani sedang mengoles roti tawar dengan berbagai toping juga selai. Disa asik mencomot roti entah habis ke-berapa. Adik Salma itu sangat menyukai selai nanas yang bertolak belakang dengan kakaknya yang anti banget namanya nanas.
"Disa, kalau lagi makan jangan baca buku," tegur Rani pada anak keduanya itu.
Beralih, Rani menyodorkan segelas susu kepada Salma. Juga kotak bekal makan siang gadis itu.
"Iyaaaa bundaaa," balas Disa panjang.
"Makasih, Bun. Oh iya nanti aku pulang telat ya, Bun. Mau cari bolpoin warna sama stabilo habis soalnya."
Bunda tersenyum, "Yaudah, kamu hati-hati ya. Pulangnya jangan malem-malem."
Salma tersenyum tipis. "Bunda tenang aja, aku bisa jaga diri kok."
Terlalu sering sendirian membuat Salma Nevira menjadi sosok yang kuat dan tangguh. Gadis itu tipe orang yang mandiri. Masa lalu mengajarkannya untuk tidak mudah menjadi perempuan yang lemah.
✨✨✨
Salma berangkat sekolah menggunakan angkutan umum. Sudah jadi kebiasaannya menunggu angkot lewat depan kompleks perumahannya. Apalagi sekarang ayah-nya yang sibuk bekerja di luar kota, makanya ia dituntut menjadi gadis yang mandiri. Salma tak suka bila merepotkan orang lain. Salma itu gadis mandiri, ia akan berusaha terlebih dulu.
Angkotpun lewat, gadis itu langsung masuk dan memilih duduk di dekat pintu masuk angkot. Angkot jam segini belum terlalu padat. Cuma diisi oleh anak sekolah atau ibu-ibu yang ingin pergi ke pasar. Salma mengedarkan pandang, manik matanya bertemu sesorang berjaket hitam dengan tulisan 'stranger' dengan mata terpejam dan earphone yang menyumpal di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen Fiction[𝚁𝙾𝙶𝙴𝚁𝚂 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂 - 𝟷] Ini sepotong kisah tentang mereka. Salma dengan dunianya yang abu-abu, hidupnya yang terlalu datar dan monoton sampai seseorang masuk ke dalam hidupnya. Ia Devan. Laki-laki ajaib penyuka warna biru yang tak pernah me...