"Pada akhirnya semua akan sendiri. Tapi izinkan aku untuk mengukir kenangan itu berdua bersamamu hingga nanti."
-ABOUT US-
Panas terik matahari siang membuat rakyat kelas XI IPA 1 kesal, ada yang ogah-ogahan ikut pelajaran, juga ada yang bolos ke kantin. Siapa lagi jika bukan kaum-kaum adam. Ditambah jam pelajaran olahraga dimulai pukul 11-1 siang. Salma menggerutu dalam hati. Sejujurnya ia tidak menyukai mata pelajaran olahraga. Alasan itu tak lain karena nilai mapel itu paling bagus 7. Tak lebih dari itu.
Salma berjalan sendiri, matanya menerawang ke depan. Kekosongan menyelimuti dirinya. Kesepian itu selalu ia rasakan. Ia merasa belum menemukan teman, teman yang benar-benar mengerti dirinya. Kecuali Vio. Oh iya, katanya gadis pindahan dari Yogya itu akan masuk sekolah hari ini.
"Hei bengong aja." Salma menoleh menemukan Vio di belakangnya.
"VIO!! Akhirnya lo disini. Baru aja gue mikirin."
"Cieee mikirin gue," ledek Vio tersenyum gemas.
"Lo baru dateng?"
"Enggak, tadi ke kantor dulu. Udah ketemu kepala sekolah juga." Salma mengangguk sebagai jawaban.
"Oh yaudah, gue olahraga dulu ya. Nanti kita sambung lagi. Bye, Vi." Mereka berdua berpisah, Vio yang akan masuk ke kelasnya serta Salma yang akan melanjutkan pelajaran olahraga. Oh iya, Salma lupa sesuatu. Bagaimana bisa ia lupa bertanya dimana kelas sahabatnya itu.
"Aduhh!" Tiba-tiba lemparan bola basket mendarat tepat mengenai dirinya. Salma meringis merasakan nyeri di jidatnya. Matanya menyipit ke arah gerombolan laki-laki yang sedang menatapnya dari kejauhan. Bola basket mereka tepat di bawah kakinya, gadis itu mengambilnya lalu melemparnya ke arah mereka dengan maksud ingin mengembalikan.
"WOII!" Aduh. Gawat. Kenapa bisa kena punggung orang. Salma ingin lari sekarang juga. Namun, ia memberanikan diri bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan. Tidak sengaja. Benar.
Laki-laki dengan tampang datar itu melangkah kearahnya. Salma mencoba memasang wajah setenang mungkin. Buat apa takut, toh ia juga pernah yang lebih dari ini.
Keduanya melotot, "LO?!!"
"Maksud lo apa sembarang nimpuk punggung orang pakai bola basket?" Cowok yang kemarin bertemu dengannya itu menatap Salma tajam. Eh, bukannya Salma yang seharusnya marah?
"Heh! Lo sama temen-temen lo yang salah. Kenapa malah nyalahin gue," balas Salma membela diri.
"Kalau main basket itu yang bener. Jangan sembarangan nimpuk jidat orang." Salma berkata lagi, membalik kata-kata cowok tak tau berterima kasih di depannya ini.
"Eh eh, teman-temanku semua. Maafin Jerry ya cantik, enggak sengaja." Salah satu teman cowok sombong yang Salma temui malam itu muncul. Oh jadi mereka juga sekolah disini.
"Haduh, kenapa ketemu mereka lagi sih?" Gerutu Salma dalam hati.
"Eh lo yang kemarin malam ya?" tanya laki-laki bernama Jerry itu.
Salma mengangguk. Tak buang waktu lama, Salma segera berlalu dari hadapan mereka. Menuju barisan untuk memulai pelajaran olahraga.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen Fiction[𝚁𝙾𝙶𝙴𝚁𝚂 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂 - 𝟷] Ini sepotong kisah tentang mereka. Salma dengan dunianya yang abu-abu, hidupnya yang terlalu datar dan monoton sampai seseorang masuk ke dalam hidupnya. Ia Devan. Laki-laki ajaib penyuka warna biru yang tak pernah me...