About Us - 6

74 13 2
                                    

"Saat semua orang meninggalkanmu, disitu kamu akan tau. Sahabat terbaik yang tulus menemanimu adalah dirimu sendiri."

–ABOUT US–

Bel berdering tanda pelajaran usai yang sudah ditunggu-tunggu sejak tadi oleh semua siswa SMA GARUDA. Begitu pula Salma, gadis itu bernafas lega, mendadak badannya jadi terasa berat juga pegal. Jam pelajaran terakhir pun tidak ia hiraukan, Salma hanya melamun karena mood-nya tiba-tiba jelek.

Cara yang paling sederhana untuk memulihkan mood Salma yang jelek yaitu pergi ke Gramedia. Hanya dengan melihat buku-buku baru, membaca sinopsis cerita sebuah novel, sampai berakhir membeli novel yang ia inginkan, Salma bisa langsung semangat.

Salma merapikan buku-bukunya lalu memasukkan dalam tas. Di tengah kegiatannya, pandangan mata Salma mengarah pada jendela kelasnya–pandangannya menangkap segerombolan laki-laki yang tidak asing baginya.

"Cowok itu lagi," gumam Salma pada dirinya sendiri.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Salma spontan menutup mulutnya. Melihat mereka saling adu kekuatan, pukul-memukul, saling mendorong sampai lawannya jatuh ke tanah. Matanya menyipit, melihat lawan Devan bukan dari siswa GARUDA, seragamnya jelas berbeda dengan yang Salma kenakan.

Tubuh Salma kaku, ia tak berkutik. Melihat satu persatu geng Rogers dengan beringas balas menyerang lawannya. Tidak peduli luka sudah menghiasi wajah mereka, seragam yang sudah keluar acak-acak-an, khas anak berandalan yang tidak punya aturan.

Salma membalikkan tubuh, sampai tak sadar isi kelas sudah kosong. Teman-temannya sudah meninggalkan kelas sejak 10 menit yang lalu. Gadis itu berlari ke pintu kelas. Ia berjalan cepat melewati lapangan, semakin dekat dengan tempat mereka semua berkelahi di depan mata Salma.

Sampai tiba-tiba tangan gadis itu ditarik yang membuat tubuhnya oleng kalau tidak ditahan oleh dua laki-laki di depannya ini. Mereka menyeringai, senyuman mereka membuat Salma bergidik ngeri. Salma benar-benar merutuki dirinya sendiri karena sedari tadi ia malah berdiam diri di kelas. Tidak langsung keluar dan meninggalkan sekolah.

Lalu di sinilah Salma sekarang, ditawan oleh geng yang tak dikenalinya, geng sekolah lain yaitu musuh Rogers. Kenapa Salma harus terjebak di antara mereka?

"Ternyata anak GARUDA cantik-cantik juga ya?" ucap salah satu dari mereka membuat Salma diam tak berkutik lalu menutup matanya. Salma takut, mereka akan berbuat macam-macam jika dirinya berteriak.

"WOII!!" Refleks Salma membuka matanya. Hatinya mencelos, perasaan takut yang sejak tadi Salma rasakan sedikit berkurang. Ada perasaan aman saat ia melihat Devan datang kesini.

"Pengecut banget lo dengan jadiin anak GARUDA sebagai tawanan." Devan tertawa meremehkan.

"Cantik sih tapi sayangnya bukan selera gue," ucap salah satu dari mereka, menghina.

"Udahlah, nggak usah basa-basi. Mau lo apa sampai lo berani dateng ke SMA GARUDA?" Devan maju menantang lawannya itu. Salma yang berdiri di sebelah salah satu dari mereka itu meringis melihat luka di wajah Devan. Sudut bibirnya sobek, wajahnya lebam-lebam.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang