"Namanya aja jadi dewasa. Emang gitu resikonya."
-ABOUT US-
"KAK.. KAK SALMAAA BANGUN!!" Disa berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar Salma. Gadis cantik yang masih memejamkan mata itu semakin merapatkan selimutnya mencapai kepala. Matanya terasa masih berat untuk dibuka sekarang. Toh ini hari minggu. Salma ingin istirahat total sampai badannya pulih dari pegal-pegal.
Tidak menghiraukan teriakan dari adiknya itu, Salma memilih memeluk guling di sampingnya.
Sampai bunda datang dengan kejutan di pagi hari. "Sal, Vio udah sampai. Lagi nunggu kamu tuh, ayo bangun Nak."
"HAH SERIUS, BUN?" Salma langsung membuka mata-menyingkap selimutnya lalu beralih untuk mengambil handuk.
Di bawah Vio tertawa setelah Rani baru sampai dan duduk di sampingnya. "Udah gak papa, Tan. Ternyata masih sama ya Salma."
Rani balas tertawa, "Iya gitu Nak Vio. Kamu tau kan Salma dari dulu gimana." Vio tersenyum.
"Kamu gimana di Yogya?"
"Bersyukur, Vio baik Tan. Nenek udah sembuh, juga sudah pulang." Raut wajah Vio berubah sendu, Rani tersenyum kecil meski sebenarnya ia juga terkejut bahwa Oma Dewi ternyata sudah meninggal.
"Tante turut berduka ya, Nak. Tuhan pasti punya rencana yang lebih baik."
"Aminn.. makasih banyak, Tan."
"KAK VIO!!" Gadis cantik dengan rambut dikuncir kuda itu menoleh. Dilihatnya Disa yang sudah lebih tinggi sekarang. Disa ikut duduk di depan Vio dan Rani.
"Yaampun, Disa. Kamu apa kabar? Udah lebih tinggi sekarang."
"Iya dong, kak. Aku baik. Kalau kak Vio gimana?"
Vio juga cukup dekat dengan Disa. Juga karena faktor Vio anak tunggal. Jadi sewaktu SD, Vio sering berkunjung ke rumah Salma dan bermain dengan Disa.
Vio tersenyum, "Kak Vio baik. Oh iya," Vio mengambil sebuah paper bag berwarna coklat-memberikannya kepada Disa.
Disa membukanya, semangat-dengan mata berbinar. "Yaampun kak, komik favorit aku. Makasih ya kak," ucap Disa lalu berakhir dengan memeluk Vio.
"Kalau buat gue ada oleh-oleh nggak nih?" Salma baru saja menghampiri ketiganya.
Vio menoleh-gadis dengan setelan hem putih sebagai atasan itu langsung bangkit memeluk sahabatnya yang sudah lama tidak pernah bertemu.
"SALMA!! Gue kangen."
"Gue jugaa, Vi."
Khas dua sahabat yang baru saja bertemu. Salma orang yang cukup susah untuk bergaul. Sewaktu SD pun ia dijauhi karena Salma dianggap sebagai orang yang ansos, cuek, dan pilih-pilih dalam berteman. Padahal Salma bukan seperti itu. Gadis penyuka ice cream vanilla itu tipe orang yang tidak suka ikut campur urusan orang lain. Terkesan bodo amat.
Lalu Salma bertemu Vio di salah satu ekstrakurikuler yang sama yaitu fotografi. Vio juga menyukai fotografi sama seperti Salma. Sampai akhirnya masa itu, mereka menjadi dekat dan bersahabat.
Vio orang yang ramah, baik, dan cantik. Ia tipe cewek yang tidak memilih-milih dalam berteman. Selalu menjadi pendengar yang baik untuk Salma. Maka tak heran, sifat keduanya 11 12 hampir sama.
"Ajak gue jalan-jalan yuk, Sal."
Salma menggeleng, "Masih aja suka keluar. Nggak betah banget di rumah, Vi." Lalu keduanya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Novela Juvenil[𝚁𝙾𝙶𝙴𝚁𝚂 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂 - 𝟷] Ini sepotong kisah tentang mereka. Salma dengan dunianya yang abu-abu, hidupnya yang terlalu datar dan monoton sampai seseorang masuk ke dalam hidupnya. Ia Devan. Laki-laki ajaib penyuka warna biru yang tak pernah me...