Bagian 6

284 4 0
                                    

Michelle baru saja pulang dari acara Paris Fashion Week dia terlihat lelah tapi hati nya sangat bahagia karena ia bisa melihat karya-karya temannya. Ia terlihat sedang mencari sesuatu di dalam tas nya untuk membuka pintu kamar nya.

"Apa kau tak bisa masuk kamar mu sayang? " Rain tiba-tiba memeluk tubuh Michelle dari belakang napasnya berhembus di belakang tengkuknya.

"Lepaskan aku rain. " Ucap Michelle penuh penekanan.

"Lepaskan? Hahaha bukankah kau dahulu tak pernah mau aku lepaskan walaupun kau tahu aku selingkuh di belakang mu? Sekarang kau minta aku melepaskan mu. " Ejeknya dengan kondisi mabuk berat tetap saja rain lebih kuat secara fisik di banding Michelle.

"Lepaskan bodoh. " Michelle menginjak kaki rain dan saat dekapan nya mengendur dengan cepat Michelle berbalik dan menendang kemaluan rain dan memukul wajahnya hingga tersungkur.

"Ahhh... Dasar wanita jalang kau Michelle. " Maki rain menahan kesakitan. Namun Michelle tak menghiraukan ia tetap membuka pintu kamar nya dan bersiap masuk namun saat ia hendak masuk tangannya tergores pisau yang di ayunkan oleh rain ke arah tangannya.

"Hahaha... Bagaimana sayang sekarang hah? Sakit hah? " Celoteh rain layaknya seorang psikopat. Saat melihat Michelle mengerang kesakitan.

Kini pisau yang di genggaman rain sudah berada di leher Michelle. Sekali sayat pasti leher Michelle langsung robek. Rain mencengkram tangan Michelle yang berlumur darah.

"Akhhh... Hikss... Apa yang akan kau lakukan padaku bajingan? " Cerca Michelle di sela tangis nya menahan rasa sakit di pergelangan tangannya yang di cengkeram oleh rain.

Bug

"Aww... " Rain mengerang kesakitan dan memegangi kepala belakang nya hingga tersungkur. Seperti nya kepalanya telah terbentur benda tumpul.

"Apa kau butuh bantuan tuan putri? " Suara itu suara yang belakangan ini menghiasi hari-harinya. Kenzo terlihat memegang sebuah vas bunga di tangan nya.

"Kenzo... " Mata Michelle terbelalak seperti mengharap pertolongan.

"Ya, ini aku sayang suami mu. " Kenzo menghampiri Michelle dan memeluknya air mata Michelle lepas meluncur deras membasahi jas Kenzo.

Saat rain bangun dan hendak menghujamkan pisaunya ke arah mereka. Suara tembakan terdengar nyaring di lorong kamar hotel. Rain memegangi tangannya yang bersimbah darah dan pisaunya terlepas dari genggaman nya.

"Jangan bergerak atau kau akan mati disini. " Ancam kim menodongkan pistol di kening rain yang meringis kesakitan. Sementara itu Michelle sudah jatuh pingsan di pelukan Kenzo.

"Urus dia Kim pastikan dia tidak berani mengganggu Michelle lagi. " Perintah Kenzo. Yang langsung mengangkat Michelle masuk ke dalam kamarnya.

******

Keesokan harinya Michelle terbangun dari tidurnya. Ia melihat di sekitar tampak Kenzo baru keluar dari kamar mandi. Dengan handuk yang mengikat di pinggangnya. "Hai kau sudah bangun tuan putri? " Sapa Kenzo dengan senyuman khasnya.

"Apa yang sudah kau lakukan padaku jangan katakan semalam kau menyetubuhi ku. Saat aku pingsan. " Michelle memeriksa pakaian nya yang masih utuh dan ia lihat pergelangan tangannya yang terluka sudah terbalut perban.

"Kau ini bisa tidak sehari saja tak menuduhku berbuat mesum. Hah? Apakah aku terlihat seperti pria brengsek apa hah? " Gerutu Kenzo setelah selesai berpakaian.

"Memang iya, kau ini seperti pria mesum dan brengsek. " Jawab Michelle.

"Kau ini, terserah kau saja mau menilai ku apa? Yang jelas aku ini tampan dan banyak wanita yang mengantri untuk mendapatkan cinta ku. Hahaha... " Ujar Kenzo penuh percaya diri.

The Pretender (Love Is Choice) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang