Bagian 14

165 3 1
                                    

Suara bising senjata saling bersahutan di sebuah lorong yang sepi. Seseorang berlari menuju mobilnya lalu tancap gas meninggalkan lokasi. Terlihat ceceran darah segar di mana-mana terlihat dua orang tergeletak meregang nyawa.

Pagi menjelang kenzo bersiap berangkat ke kantor. Ia melihat sang istri tampak masih terlelap di balik selimut nya. Ia tersenyum lalu mengecup keningnya.

"Michelle apa kau sakit. " Kenzo meletakkan punggung tangan nya di kening Michelle yang terasa hangat.

"Hmm... Aku hanya sedikit demam saja. " Sahut Michelle dengan nada sedikit serak.

"Tunggu sebentar aku akan menghubungi dokter Lily. " Kenzo mengambil gawai nya dan meletakan nya di telinga. Lalu ia tampak resah berbicara di hadapan Michelle yang terbaring lemah.

"Aku tidak Apa-apa ken, kau pergilah bukankah kau ada meeting pagi ini. " Michelle mengingatkan jadwal meeting kenzo pagi ini.

"Mana mungkin aku meninggal kan mu saat kau sedang sakit seperti ini. Sebentar aku akan telpon maids agar mengantarkan sarapan mu ke kamar. " Kenzo kembali mengambil ponselnya.

Tak lama kemudian datanglah sarapan buat Michelle. Semangkuk bubur.

"Makan lah dulu... " Kenzo dengan telaten menyuapi Michelle.

"Aku bisa makan sendiri ken, " Wajah Michelle sedikit merona kala kenzo mencurahkan perhatian nya kepada nya.

Suara ketukan membuat kenzo menghentikan aktivitas nya menyuapi Michelle. Ia bergegas menuju pintu untuk membukakan.

"Maaf tuan muda saya sedikit telat karena mobil saya sedang di bengkel jadi saya naik taksi. " Ujar dokter lily.

"Ah, tidak masalah silahkan masuk Michelle sudah menunggu di dalam. " Kenzo mempersilahkan masuk.

Dokter lily pun masuk dan langsung memeriksa Michelle ia mengeluarkan stetoskop dan mulai menempelkannya di dada Michelle. Tak lama kemudian Michelle berdiri dan berlari ke wastafel lalu memuntahkan sarapannya.

Lalu ia terlihat lelah hingga akhirnya kenzo menggendong nya kembali ke ranjang.

"Kapan anda terakhir kali haid nyonya? " Tanya dokter lily sambil menulis sesuatu di secarik kertas.

"Bulan kemarin, sekitar tanggal 2." Jawab Michelle mengingat-ingat.

"Baiklah selamat nyonya anda akan menjadi seorang ibu. Anda sedang mengandung janin. " Jelas dokter lily.

"Apa aku hamil? " Michelle masih tidak percaya matanya berkaca-kaca lalu ia menangis sementara kenzo masih terdiam di samping Michelle dan segera memeluk tubuh istrinya.

"Terima kasih sayang... " Kenzo mengecup kening Michelle.

"Selamat tuan muda sebentar lagi anda akan menjadi seorang ayah. " Dokter lily memberikan ucapan selamat.

"Tapi dokter bagaimana dengan kondisi istriku? " Tanya kenzo.

"Tidak Apa-apa itu hal yang wajar bagi ibu hamil. Aku sudah buatkan resep untuk nyonya. Anda bisa menebusnya di apotek. " Dokter lily menyerahkan secarik kertas kepada kenzo.

"Baiklah tuan muda. saya tinggal dulu jika ada apa-apa hubungi saya kembali. Dan nyonya kau harus banyak istirahat agar janin di dalam perutmu sehat. " Pesan dokter lily.

"Terima kasih banyak. Dokter. " Sahut kenzo.

*******

Suara senjata api menyalak di sebuah gudang tua tiga kali terdengar memekikkan telinga para hadirin di ruangan itu.

The Pretender (Love Is Choice) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang