12

60 8 2
                                    

Yoo Jiae

Pandanganku hanya terfokus pada layar kecil yang menampakkan sebuah siluet dari orang yang tidak dikenali di tempat kejadian. Rooftop yang menjadi saksi terjunnya seorang gadis dari sana sampai tubuhnya menghantam tanah menimbulkan genangan merah. Dari waktu yang tertera, bayangan itu muncul satu jam sebelum kejadian. Berarti ada sesuatu yang mereka bicarakan atau lakukan sampai membutuhkan waktu yang selama itu.

Kini ku alihkan pandanganku ke layar lainnya - kalau belum tahu, aku sedang berada di ruang pengendali dimana terdapat banyak layar dari tangkapan CCTV - berusaha untuk menemukan 'orang' yang sudah menunggu di rooftop. Tapi sayang, aku sama sekali tidak menemukannya.

"Ku rasa ada yang memotong rekaman ini," ujar Yoongi sambil memutar kembali rekaman.

"Lihatlah, menitnya langsung meloncat. Dari 07.00 tiba-tiba saja berubah jadi jam 07.40."

Benar juga, aku tidak memperhatikannya. Pasti ada yang sudah mengacak CCTV ini sebelum kami datang. Ini membuat dugaan Yoongi semakin kuat, bahwa apa yang baru saha terjadi bukan karena gadis itu ingin mengakhiri hidupnya.

"Dan juga sejak kita datang kesini, aku sama sekali tidak melihat satupun petugas," ucap Hyeyoon.

Lagi-lagi aku tidak menyadari hal itu. Jika diingat-ingat peraturan bagi yang bekerja di bagian ini harus memantau dari pagi sampai sore. Dan biasanya ruangan ini tak pernah kosong, mereka istirahat pun paling hanya beberapa menit saja.

Sial. Pelaku itu terlalu cerdik. Ia bisa bertindak tanpa jejak sama sekali. Dan membuat aku dan teman-temanki kewalahan mencari celah untuk menangkapnya. Aku penasaran berapa orang yang bersembunyi dibalik tragedi mengenaskan itu. Yang jelas, lebih dari satu. Sebab kalau ia melakukan semuanya sendirian, tidak akan sebersih ini. Pasti aku bisa mendapatkan clue sekecil apapun itu.

"Sebaiknya kita segera pergi dari sini. Aku yakin anggota kepolisian akan datang.." Dan aku tidak ingin diintrogasi oleh mereka.

Untung saja, semua orang setuju dengan saranku. Kami mulai berjalan keluar, mengamati lorong yang terlihat sangat sepi. Para guru pasti juga akan membuat pengumuman untuk mengumpulkan semua siswa agar tetap tenang dan jangan gegabah. Dan setelah itu mereka membiarkan kami semua pulang. Sama seperti kemarin. Memang bagi kebanyakan siswa itu adalah hal yang paling ditunggu, terhindar dari tugas dan pelajaran yang membosankan. Dan mungkin ada pula yang pulang dengan perasaan khawatir bahwa kejadian buruk bisa saja menimpa mereka di waktu yang tidak terduga.

Sebelum kami dikumpulkan, sebaiknya aku mencari sesuatu. Walaupun kemungkinan aku mendapatkan jawaban itu sangat kecil tapi tidak ada salahnya untuk mencoba.

"Kalian duluan saja," ujarku lalu melangkah mendahului mereka.

"Kau mau kemana?" teriak Soojung, sepertinya ia takut membiarkanku berkeliaran sendiri. Apalagi aku seorang gadis yang tidak memiliki kemampuan bela diri.

"Toilet." Aku membalikkan tubuhku menatap mereka bertiga yang sedang bingung dan seperti hendak mengatakan sesuatu padaku. "Tenanglah, pelaku itu tidak akan mau melakukan aksinya di hari yang sama."

Berjalan mengitari lorong sekolah, mencari pintu yang berlambangkan toilet wanita maklum aku tidak terlalu mengetahui sudut-sudut sekolah di lantai ini, daerah kekuasanku hanyalah lantai bawah. Jujur saja, aku merasa merinding melihat betapa sepinya lantai 3 ini seakan aku sedang syuting film horor. Tapi bukan Yoo Jiae namanya jika tidak bersikap seolah menjadi gadis pemberani yang pernah ada.

Still Alive (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang