2

165 18 6
                                    

Kim Hyeyoon

Aku termenung menatap papan tulis bewarna putih dihadapanku. Aku sama sekali tidak semangat mengikuti pelajaran saat ini. Mataku sudah terlalu lelah ditambah dengan pikiranku tentang kejadian itu. Aku sama sekali tidak fokus bahkan aku tidak tahu guru sedang menjelaskan tentang apa. Yang aku inginkan saat ini cuman satu, istirahat di rumah. Aku harus menenangkan diriku sendiri agar tidak terlalu larut dalam kesedihan yang sudah lama aku lupakan. Tapi sepertinya itu tidak akan terjadi, masih ada sekitar 3 jam lagi sebelum bel pulang berbunyi.

Aku melihat kesekitarku. Semuanya sibuk mencatat sesuatu dibuku mereka. Bahkan Seokwoo sekalipun. Siswa yang paling jail dikelasku dan juga dia sangat tidak pernah serajin saat ini. Bahkan dia pernah bilang padaku bahwa tidak masalah jika dia tidak mendapatkan peringkat yang bagus asalkan dia tetap bisa lulus.

Apa yang bisa aku lakukan untuk menghilangkan rasa kantukku ini? Tidak mungkin aku tidur didalam kelas yang ada nanti penghapus papan tulis melayang ke kepalaku. Aku juga tidak berminat sama sekali tetap berada dikelas ini. Atau aku izin saja ke Uks, lagipula aku bisa tidur disana.

"Kau kenapa? " tanya Park Jieun. Dia teman sebangku sekaligus yang paling dekat denganku diantara teman sekelasku yang lainnya. Tidak heran jika dia langsung menyadari ada sesuatu yang berbeda dariku sekarang.

"Tidak apa-apa" jawabku.

"Kau yakin?"

"Hmm"

Setelah itu dia kembali melanjutkan kegiatannya. Aku menatap bukunya yang penuh dengan pelajaran hari ini. Andai aku serajin itu mungkin aku bisa mendapatkan juara pertama tapi sayangnya rasa malas terlalu menguasai tubuhku. Alhasil aku hanya mendapatkan peringkat 10 besar saja.

"Kalau kau mau ke Uks pergi saja" Aku sangat terkejut mendengar ucapannya itu. Bagaimana dia bisa tahu apa yang aku inginkan sedetail itu. Jangan-jangan dia bisa membaca pikiranku? Jika benar, tidak salah selama aku berteman dengannya dia selalu tahu apa yang aku inginkan.

"Bagaimana kau tahu? "

"Matamu terlihat merah. Itu berarti kau sedang mengantuk. Dan tempat yang paling pas untuk tidur di sekolah hanya Uks" jelasnya tanpa melihat kearahku.

Aku hanya menganggukkan kepalaku setuju dengan ucapannya. Setelah itu aku kembali terdiam, memikirkan apa alasan yang harus aku berikan pada Shin ssaem. Aku yakin dia tidak akan percaya jika aku mengatakan padanya kalau aku sedang sakit. Sudah terlalu sering aku memberikan alasan seperti itu.

"Ssaem, bolehkah aku mengantar Hyeyoon ke Uks? Dia terlihat tidak enak badan"

Shin ssaem langsung melihat kearahku. Meminta penjelasan padaku apakah yang dikatakan Jieun memang benar atau tidak. Seketika aku memegang perutku dan menunjukkan ekspresi kesakitan.

"Iya Ssaem, perutku sangat sakit. Sepertinya aku keracunan susu tadi"

Kenapa malah alasan itu yang muncul dikepalaku? Lihatlah, bahkan Seokwoo tertawa mendengarnya.

"Kau tidak bohong lagi kan? "

"Tentu saja tidak Ssaem. Kali ini aku sangat serius"

Akhirnya aku diizinkan juga. Aku berjalan keluar sambil ditemani oleh Jieun. Aku sangat senang ternyata Shin Ssaem masih saja percaya padaku walaupun aku sudah sangat sering membohonginya. Tentu saja itu karena bantuan Jieun. Jika bukan Jieun yang meminta izin, aku sangat yakin sekarang aku masih berada didalam kelas mendengarkan penjelasan yang sama sekali tidak masuk ke otakku.

Still Alive (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang