Part 17

6.4K 579 56
                                    

Typo dimana-mana!
.
.
Jangan lupa follow, vote and komen!
.
.

Sudah 2 minggu lebih geng Rastar tidak membuat ulah, entah apa yang mereka rencanakan yang pasti Arthur beserta anggota Zervanos tidak memikirkan itu.

Kini Arthur dan yang lain berada di waposit, tempat mereka biasa bolos sekolah. Bukan hanya murid dari AHS saja yang ada di situ, tapi juga banyak anak dari sekolah sebelah yang termasuk anggota Zervanos juga.

"Tumbenan Rastar kagak ngajak war" tanya Edgar yang sedang menyeruput kopi hitamnya.

"Kagak tau, mungkin gegara tangannya si dolpin yang retak waktu itu jadi dia kagak bisa nonjok" sahut Justin dengan menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

Vino yang sedang bermain remi bersama Arthur dan Ucup menoleh kearah Justin. "Tumben lo ngerokok Tin" tanyanya bingung.

Justin menyengir lebar. "Lagi pengen aja gue hehe" ucapnya santai.

"Jangan di terusin" peringat Arthur.

"Iyee pak bos, lo tenang aja" jawab Justin dan kembali menyesap rokoknya.

Tiba-tiba handphone Arthur berdering, dia yang akan mengeluarkan kartunya jadi tertunda.

"Bentar" ucapnya dan mengambil handphone yang ada di saku celananya.

My baby girl🐣 is calling...

Itulah nama yang terpampang jelas di layar HP miliknya. Arthur segera menggeser tombol berwarna hijau untuk mengangkat telponnya.

"Halo assalamualaikum sayang" ucapnya mengawali percakapan.

"Wa'alaikumsalam, kamu di mana sih" ucap Aleta kesal di sebrang sana.

"Aku ada di waposit sayang.. kenapa hm"

"Kamu bolos ya" pekik Aleta kencang.

Arthur menjauhkan handphonenya, dia meringis mendengar pekikan istrinya.

"Iya aku bolos, soalnya lagi males dikelas"

"Ih bolos gak ngajak ngajak, nyebelin"

"Kan kam-" ucapannya terhenti karena Aleta mematikan telfonnya sepihak.

Tut Tut Tut

"Nahkan ngambek dah" gumamnya pelan dengan memandangi layar handphonenya yang mati.

Arthur membuka kalender yang ada di HP-nya untuk melihat tanggal.

Pantesan kayak gitu, orang sekarang lagi datang bulan. Batinnya.

Arthur memasukkan kembali handphonenya kedalam saku celana abu-abu miliknya, dia menaruh remi yang ada di tangannya dan mengeluarkan uang berwarna merah sebanyak dua lembar yang dia berikan kepada Vino.

ARLETA [hiatus sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang