Part 27

4.8K 375 31
                                    

Typo dimana-mana!
.
.

Jangan lupa vote and komen bestie♡
.
.

Ternyata bener ye, penghianat terbesar itu adalah orang terdekat kita.

-Zaidan Bramasta Magenta

"Vin nanti pulang sekolah ke rumah gue ya" ucap Vina mendongakkan kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Vin nanti pulang sekolah ke rumah gue ya" ucap Vina mendongakkan kepalanya.

Saat ini mereka berdua berjalan beriringan di koridor lantai satu untuk menuju kelasnya yang di lantai dua.

Vino menundukkan kepalanya. "Ngapain" tanyanya.

"Mama kangen sama lo hehe" ucapnya cengengesan.

"Oke, sekalian gue anterin lo pulang"

"Tau aja kalo gue gak bawa motor" ucap Vina.

"Oy Vin" sapa Ahmad menghampiri mereka berdua.

Mereka menghentikan langkahnya. "Hm paan" ucap Vino, merubah raut wajahnya menjadi datar.

"Nanti balik sekolah kumpul dulu di lapangan indoor, latihan kek biasa" ucapnya.

Vino menggelengkan kepalanya pelan. "Gak bisa, gue ada urusan" jawabnya.

"Emang mau kemana lo" tanya Ahmad.

"Gausah kepo" sentak Vino.

Ahmad cengar-cengir, melirik Vina yang sedari tadi diam di samping Vino. "Oh gue tau, pasti lu mau jalan ama Vina yekan" ucapnya, menunjuk Vino dengan senyum menyebalkan.

Vino menatap tajam Ahmad, membuat dia menurunkan tangannya. "Bukan urusan lo, pergi sana" ketusnya, mengedikkan dagunya.

"Iye iye gue pergi" sebelum pergi Ahmad mencondongkan kepalanya ke Vina. "Ati-ati lo Vin sama Vino, dia galak. Nanti yang ada di terkam lo ama dia" setelah melihat tatapan membunuh Vino, Ahmad langsung lari terbirit-birit.

Vina terkekeh kecil dengan kepala yang menggeleng berkali-kali. "Ada-ada aja temen lo Vin" ucapnya mendongakkan kepalanya.

"Bukan temen gue" Vino mengedikkan bahunya.

"Ayo jalan" dengan santainya, Vino merangkul pundak Vina.

Mereka berdua kembali berjalan tanpa memperdulikan tatapan dan ucapan siswa-siswi yang membicarakan mereka.

"Kok Vina murah banget ya deketin Vino" celetuk seseorang di belakang mereka.

"Hooh, jual diri kali si Vina biar bisa deket sama Vino" cibir orang lainnya.

"Kalo gue jadi dia, ogah kali" sahut temennya.

Vina menghentikan langkahnya membuat Vino juga ikut berhenti. Vino menundukkan kepalanya, menaikkan sebelah alisnya bingung. Vina hanya menggeleng dan membalikkan badannya.

ARLETA [hiatus sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang