SM: 14. Shelly Recognition

6.5K 471 21
                                    

Jarum jam sudah menunjukan pukul dua belas malam tepat, tapi tidak ada tanda tanda Mellisya akan pulang, Shelly masih setia menunggu wanita itu di ruang tamu, karena hatinya tidak bisa tenang sebelum Mellisya pulang, walau Shelly sudah berusaha memejamkan matanya ia tetap tidak bisa. Saat tengah sibuk memperhatikan jarum jam yang terus bergerak, tiba tiba Shelly mendengar suara mobil datang.

Cecklet

Shelly mematung begitu melihat kedatanga Mellisya bersama Kenny yang ada dalam gendongan Mellisya, bahkan Kenny terlihat hanya mengenakan Bra dan celana dalam.

"Kenapa harus ke mansion mu, bagaimana kalau ada yang menganggu kita?" rengek Kenny manja, saat mereka melewati Shelly begitu saja

Mellisya menghentikan langkahnya."Shelly pergilah dari mansion ku ke mana pun yang kau mau, dan kembalilah besok." perintah Mellisya santai, bahkan tanpa menatap Shelly yang masih mematung

"Aku tidak punya tempat untuk pergi, lagi pula untuk mencari penginapan pun aku tidak punya uang," balas Shelly lirih, sekuat tenaga menahan suara isakannya

"Kalau begitu tunggu saja di sini, aku akan mengantarkan Kenny lebih dulu ke kamar." Mellisya kembali melanjutkan langkahnya

Shelly kembali duduk di sopa menunggu Mellisya seperti yang Shelly lakukan berjam jam yang lalu, tapi ternyata luka yang kini malah Shelly dapatkan, entah apa yang membuatnya merasa tidak rela melihat Mellisya bersama orang lain, harusnya Shelly merasa tidak peduli.

"Ini uang untuk mu." kata Mellisya setelah kembali, Shelly menatap amplop coklat berisi uang yang Mellisya berikan

"Aku tidak ingin pergi sebenarnya, apa tidak boleh aku ada di sini. Lagi pula aku tidak akan ganggu." ujar Shelly, berharap ia tidak perlu kemana pun

"Jangan membantah pergilah sebelum aku marah," balas Mellisya yang mulai terlihat marah pada Shelly

"Secinta itu pada Kenny sampai kau tega mengusir ku tengah malam begini." kesal Shelly, lagi pula jika masih sore ia akan langsung pergi tanpa di minta

Pyarr

Mellisya melempar pas bunga kaca yang berdiri di atas meja ruang tamu, membuat Shelly merasa terkejut ada apa Mellisya lakukan, sebelum Mellisya berlaku kasar padanya Shelly bergegas pergi tanpa membawa uang yang Mellisya berikan,tapi baru beberapa langkah Shelly tiba tiba saja terjatuh saat merasakan telapak kakinya tertusuk sesuatu yang tajam.

"Akhw, sangat sakit." rintih Shelly, saat melihat serpihan kaca menusuk telapak kakinya, membuat dara segar menetes dari goresan kaca itu

"Shelly apa yang terjadi pada mu?" panik Mellisya, yang berhati hati berjalan ke arah Shelly, dan menggendongnya ala bridal syle ke atas sopa

"Ikhss...ikhss sangat perih, kaki ku rasanya sakit." tangis Shelly, ia menangia seperti anak kecil di hadapan Mellisya membuat Mellisya merasa bersalah

"Maafkan Mommy Shelly." kata Mellisya, yang perlahan mencabut serpihak kaca yang masih menancap di kulit Shelly."Tunggu Mommy ambil obat merah dan perban." sambungnya

Shelly masih terus menangis, karena telapak kakinya sangat terasa perih, apa lagi darahnya terus keluar membuat Shelly menangis semakin kencang. Mellisya segera kembali membawa obat untuk Shelly, dan dengan telaten Mellisya mengobati luka Shelly, walau Shelly memberontak dan berteriak ke sakitan Mellisya mencoba sabar, sampai akhirnya ia selesai mengobati Shelly.

"Sudah Mommy obati, besok pagi kita pergi ke dokter jika masih terasa sakit." kata Mellisya sangat lembut

"Masih sangat sakit ikhs.." Shelly masih tidak berhenti menangis, karena masih merasa telapak kakinya perih, bahkan hatinya terasa lebih perih

"Mendekatlah Mommy akan mengobatinya dengan cara lain, pasti rasa sakitnya langsung hilang." Shelly menuruti perkataan Mellisya mendekat ke arah Mellisya

"pejamkan mata mu." pinta Mellisya, dan lagi lagi langsung di turuti Shelly

Tidak lama dari itu Shelly merasakan sesuatu yang dingin dan kenyal menyentuh bibirnya, ia merasakan lumatan lembut yang terasa sangat manis, membuat Shelly sangat ingin membalas lumatan itu, tapi tidak ia lakukan. Jari jari halus Mellisya meraba leher jenjang Shelly, membuat Shelly tidak tahan untuk tidak membalas lumatan itu.

"Apa yang sedang terjadi?" tanya Kenny, yang tiba tiba saja datang mengejutkan keduanya, membuat Mellisya menyudahi ciumannya

"Ini tidak seperti apa yang kamu lihat, Kenny." kata Mellisya berusaha menjelaskan, dan Mellisya hendak bangkit dari posisinya, tapi tiba tiba Shelly kembali menariknya

"Semua ini seperti yang kamu lihat, dan sadar dirilah menjadi wanita." ujar Shelly sinis, dan menarik tengkuk Mellisya juga melumat bibir wanita itu

"Argh, kalian kurang ajar!" teriak Kenny marah, yang kini berlalu pergi begitu saja

Entah keberanian itu datang dari mana, tapi Shelly benar benar tidak kuat menahan rasa sakit dalam hatinya membuatnya nekat melakukan hal itu, bahkan Shelly dengan beraninya melumat bibir Mellisya kasar dan penuh gairah, tapi seketika ciuman keduanya berakhir setelah Kenny sudah tidak ada di hadapan mereka.

"Apa yang kau lakukan pada ku, lalu apa maksudnya kau membuat Kenny marah pada ku!" teriak Mellisya murka, dan Shelly hanya membalasnya dengan tatapan dingin

"Jawab aku Shelly, apa yang sebenarnya kau inginkan!" Mellisya benar benar sangat marah, ia merasa telah di permainkan

"Karena aku tidak rela melihat Mommy ku bersama wanita lain," jawab Shelly santai, masih dengan mimik wajah dinginnya

"Lalu apa hak mu membuat Kenny marah pada ku, dan asal kau tau bisa saja hubungan ku dan Kenny hancur!" kata Mellisya dengan nada marah

"Aku memang tidak punya hak, tapi aku mencintai mu Mom, dari dulu. Hanya saja aku kecewa karena ke bohongan mu." ujar Shelly dengan suara datar

Mellisya benar benar tidak mengerti dengan apa yang tiba tiba saja Shelly katakan, dan Mellisya tidak mungkin percaya dengan perkataan cinta yang Shelly katakan, setelah bertahun tahun wanita itu menghilang, dan kebenciannya pada Mellisya yang sudah membunuh kedua orang tuanya, yang membuat Mellisya semakin tidak percaya.

"Mungkin tidak masuk akal apa yang aku rasakan, tapi ini lah kenyataannya, bahkan aku merasa sangat bodoh saat tidak bisa membenci orang yang sudah membunuh orang tua ku, justru aku malah mencintainya." ujar Shelly, yang tampak frustasi

"Jangan membuat omong kosong, setelah tiga tahun ini kau pergi begitu saja," balas Mellisya yang tidak mempercayai ucapan Shelly

Shelly tersenyum pilu."Ku pikir kepergian diri ku akan membuat mu sadar betapa sakitnya kehilangan orang yang kita cintai, dan ku kira kau akan datang mencari ku-"

"Ternyata tidak, justru aku lah yang di paksa hadir dalam hidup mu hanya untuk menjadi jalang bayaran mu. Takdir memang gila." sambungnya

Shelly bangkit dari tempatnya, berusaha berjalan dengan kakinya yang masih sangat terasa sakit. Mellisya masih sangat syok dengan semua pengakuan Shelly barusan, dan ia merasa sangat bodoh telah berusaha membenci Shelly, sedangkan orang yang berusaha dirinya benci justru mencintainya.

"Untuk uang mu terimakasih, aku akan berusaha membayarnya, tapi lepaskan aku." kata Shelly, sebelum wanita itu benar benar pergi

"Tidak. Sampai kapapun aku tidak akan perna rela melepaskan mu!" tegas Mellisya, yang enggan berpisah untuk kedua kalinya

"Kenapa? Apa aku masih harus menjadi jalang seorang Mellisya." ujar Shelly sinis, dan tampak acuh

"Kau akan menjadi wanita ku selamanya, Shelly...."

...

Vote dan komentar


Sugar Mommy (GxG) END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang