SM: 17. deepest disappointment

5.1K 398 20
                                    

Shelly mendorong pintu mansion Mellisya sampai terbuka, semuanya masih dalam keadaan gelap, tapi Shelly sama sekali tidak berniat untuk menyalakan lampunya, ia terus berjalan menuju kamarnya sampai ia tiba di sana, dan ternyata Mellisya sudah lebih dulu ada di sana wanita itu tengah menatap ke luar jendela mengamati pemandangan kota di malam hari.

"Dari mana saja kau sampai harus pulang malam?" tanya Mellisya, sambil membalikan tubuhnya untuk menatap Shelly

"Bertemu teman ku, aku memiliki hutang padanya jadi secepatnya harus ku bayar," jawab Shelly berbohong, wanita itu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, di ikuti Mellisya

"Maaf aku tadi pagi harus cepat pergi ke kantor tanpa memberi tahu mu, karena ada masalah di sana, dan aku juga minta maaf karena tidak mengangkat panggilan mu." kata Mellisya, yang hanya di balas senyuman oleh Shelly

"Lupakan saja, aku akan mandi dan setelahnya tidur." kata Shelly yang beranjak dari tempatnya, dan pergi ke toilet

Mellisya merasa bahwa Shelly tengah berbohong padanya, tatapan gadis itu terlihat lebih mirip dengan tatapan tiga tahun lalu dibandingkan tatapan penuh cinta semalam, Mellisya menunggu Shelly sampai wanita itu keluar dari toilet, dan Shelly keluar dengan handuk yang melingkar di tubuhnya, ia berjalan mendekati almari untuk mengambil baju, Mellisya yang merasa ingin melihat tubuh Shelly menyalakan saklar lampu kamarnya, dan mendekati Shelly memeluknya dari belakang.

"Mommy sangat merindukan mu, sayang." kata Mellisya, namun malah membuat Shelly berbalik dan mendorong tubuh Mellisya

Mellisya terkejut, tapi bukan karena dorongan Shelly, namun tanda di leher Shelly."Siapa yang sudah membuat tanda itu di leher mu?" tanya Mellisya dengan nada suara yang meninggi

"Tanda apa?" dengan bodohnya Shelly malah bertanya, yang membuat Mellisya menariknya ke depan cermin

"Sudah jelas itu tanda kecupan seseorang!" marah Mellisya, dan bodohnya Shelly tidak sadar kalau Anexy yang membuatnya, karena hatinya yang kacau Shelly tidak sadar dengan yang Anexy lakukan

"Itu perbuatan calon Suami yang telah orang tua ku pilihkan," jawab Shelly dengan santainya

Mellisya menarik Shelly dan mendorongnya ke atas tempat tidur dengan sangat kasar, tatapan tajam Mellisya membuat tubuh Shelly terus mendur sampai ia terpojok, dan tangan Mellisya mencengkram rahang Shelly kasar, membuat Shelly meringis, tapi ia sama sekali tidak melawan.

"Jelaskan pada ku apa maksud dari perkataan mu tadi!" teriak Mellisya, melepas cengkramannya

"Sebelum aku menjelaskan semua itu, aku lebih dulu meminta kau jelaskan kenapa kau tega membuat orang tua ku mengalami kecelakaan karena ulah mu." tatapan Mellisya yang tadinya tajam kini redup

"Bukan kah hal itu tidak perlu kau tanyakan lagi, hal itu yang sudah membuat kita terpisah selama tiga tahun," balas Mellisya

"Jelaskan pada ku apa alasannya!" pinta Shelly tegas

"Baiklah. Hari itu aku sangat marah pada diri ku, keluarga ku dan Alexs yang saat itu adalah Suami ku, saat itu aku melihat dengan mata ku sendiri Alexs bercinta dengan wanita lain di atas tempat tidur kami, hal itu membuat ku sangat marah, bahkan tanpa sadar aku mengendarai mobil melalui jalur yang salah dalam kecepatan tinggi, yang membuat orang tua mu menghindari mobilku, dan jatuh ke jurang." jelas Mellisya

Shelly bangkit dari tempatnya, ia mengambil tasnya hendak pergi meninggalkan Mellisya, namun Mellisya menahannya dengan memeluk Shelly, walau wanita itu berusaha melepaskan pelukan itu Mellisya tetap memeluk tubuh Shelly dengan erat, seakan takut Shelly akan pergi lagi darinya.

"Lepas! Biarkan aku pergi." kata Shelly, namun Mellisya langsung menggelengkan kepalanya

"Tidak, kau mencintaiku kan, tapi kenapa kau malah mempermasalahkan semua ini kembali?" tanya Mellisya bingung, karena ia kira semuanya sudah usai

"Dengar, jika benci menjadi cinta atau sebaliknya mungkin perasaan itu mudah di terima, tapi sangat sulit menerima rasa benci di atas rasa cinta." Mellisya menghela nafas mendengarnya

"Lakukan apa yang ingin kau lakukan aku tidak akan lagi memaksa mu untuk bersama ku." pasrah Mellisya, karena ia sangat sadar dengan kesalahannya

Shelly menatap Mellisya dengan tatapan bencinya bukan dengan perasaan cintanya, semua perkataan Anexy terus berputar di kepalanya, membuat kedua tangan Shelly berani mencengkran leher Mellisya, dan memojokan tubuh wanita itu, tidak ada sedikitpun perlawanan dari Mellisya saat Shelly hendak membunuhnya.

"La..lakukan yang ingin kau lakukan pada ku." kata Mellisya dengan susah payah, karena Shelly semakin kuat mencekiknya

"Arghh...!" geram Shelly, yang kini melepaskan cengkramannya pada Mellisya, tapi tatapan bencinya belum hilang dari mata Shelly, sampai akhirnya ia melakukan hal tidak terduga

Plakk

Tamparan keras mendarat di pipi Mellisya, bahkan membuat sudut bibir wanita itu  berdarah."Apa yang sudah ku lakukan?" tanya Shelly pada dirinya, seraya menatap tangannya sendiri

"Tamparan itu tidak membuat ku mati, kau bisa memecahkan vas bunga ini di atas kepala ku." Mellisya mengambil vas bung di atas nakas, dan memberikannya ke tangan Shelly

Dengan tangan gemetar Shelly menggenggam vas bunga yang Mellisya berikan, ia menatap Mellisya yang juga menatapnya, tatapan benci yang Shelly tunjukan justru di balas dengan tatapan penuh cinta oleh Mellisya, namun Shelly malah bersiap untuk melemparkan vas bunga yang ada di tangannya, sampai.

Pyar..

Mellisya menejamkan matanya saat Shelly melempar vas itu menunggu rasa sakit yang akan menyerangnya, tapi justru Mellisya malah merasakan dekapan hangat.

"Ikhs...bodoh aku tidak bisa!" isak Shelly, saat wanita itu masih memeluk Melisya

Mellisya menatap Shelly dalam."Maaf aku sudah menciptakan dua perasaan yang bertolak belakang dalam hati mu."

"Sakit?" tanya Shelly meraba luka lebam di pipi Mellisya, dan wanita itu hanya mengangguk

"Biar ku obati dengan cara yang pernah kau lakukan pada ku." kata Shelly, yang langsung mencium bibir Mellisya

Ciuman itu di sambut dengan sangat baik, mereka saling melumat dalam keadaan hati yang sama sama kalut, bahkan keduanya tidak bisa menahan tangisannya, membuat ciuman itu di dominasi oleh rasa asin dari air mata mereka, yang berakhir saat Shelly mendorong Mellisya, dan pergi meninggalkannya sendiri.

"Arghhaa...!" teriak Mellisya frustasi

....

Tandai jika ada typo
Dan klik bintang jika kamu suka
Komentar jika ingin cepat publis chapter 18

Sugar Mommy (GxG) END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang