21. LDR?

118 21 5
                                    

Damara mengernyit keningnya heran tatkala ponselnya berdering, ia lantas melirik kamar sebelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Damara mengernyit keningnya heran tatkala ponselnya berdering, ia lantas melirik kamar sebelah. Tak biasanya Ashoka menelepon, biasanya pria itu langsung melompati balkon jika ingin bertemu.

Gadis itu membiarkan saja tak ingin mengangkat, biar saja Ashoka mendatanginya. Namun ponselnya kembali berdering, pria itu menelepon untuk yang kedua kalinya. Tapi masih sama respon Damara, mendiamkan saja.

Hingga akhirnya bunyi geseran pintu terdengar, seseorang dari kamar sebelah keluar dengan wajah yang awut-awutan.

“Woi! Kenapa gak diangkat?”

Damara mengedikkan bahunya acuh, dan itu memancing kekesalan Ashoka. Gadis itu lantas mendekat ke arah balkon, dan memandang Ashoka dengan tatapan bertanya.

“Gue cuma mau tes hape aja. Baru, nih!” pamer pria itu memperlihatkan ponsel barunya.

Damara mendengus, “Cuma hape aja yang baru, pacar kapan?” sindirnya keras.

“Lo kapan putus?”

Damara menghela nafas berat. “Kenapa nunggu Mara putus, sih!”

“Gue maunya lo, Ra. Jadi pacar gue, ya!”

“Gak!”

“Mau, ya!”

“Gak mau, Ashoka! Cari yang lain sana!” kesal Damara.

“Gue cintanya sama lo!”

Ashoka menatap Damara serius, menyandarkan tubuhnya di pagar pembatas. Sedang tepat di depannya terdapat Damara yang juga sedang berdiri menatap lurus ke arahnya.

“Tapi Mara cintanya sama Rey!” telak Damara membuat Ashoka bungkam.

Melihat keterdiaman Ashoka, Mara merasa sedikit bersalah. Ia lalu menggenggam tangan pria di hadapannya itu.

“Ashoka bener cinta sama Mara?” tanyanya memastikan.

Ashoka mengangguk, tatapannya menatap lurus dengan ekspresi yang serius.

Damara menggigit bibir bawahnya. “Sejak kapan?”

Helaan nafas berhembus, Ashoka terlihat sedikit lega. Kali ini Damara tidak menganggapnya bercanda lagi, gadis itu menanggapinya dengan sungguh-sungguh.

“Gue gak tau pastinya. Tapi sejak lo sama Rey, hati gue selalu gak rela kalo perhatian lo gak lagi buat gue.”

“Itu bukan cinta, Ashoka belum terbiasa aja.”

Ashoka menggeleng tegas, tidak, bukan kerena tak terbiasa. Ashoka sudah memastikan jika itu memang benar cinta, perasaan ini juga pernah ia rasakan dulu saat jatuh cinta untuk yang pertama kalinya.

“Gue gak mungkin salah, Ra. Gue juga pernah jatuh cinta, dan rasanya sama seperti yang gue rasain ke lo sekarang.”

“Mara ada Rey, Ka. Mara cinta sama Rey, bukan Ashoka.”

AmicitiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang