10- sugar daddy!

29 9 1
                                    

"mau kabur lagi hm?" taeyong─ menarik paksa kerah baju rubby

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"mau kabur lagi hm?" taeyong─ menarik paksa kerah baju rubby. gadis itu hanya pasrah mengikuti langkah pria itu.

"masuk" taeyong mendorong paksa rubby memasuki mobil mahal nya.

"awsh! ga nyantai banget sih"

brak!

taeyong menutup kasar pintu mobilnya, masa bodo kalau rusak. dia terlanjur kesal dengan gadis disampingnya.

"nyantai dong om!" ujar rubby

"babby, jangan panggil om!" taeyong menatap tajam rubby

"ck iya iya"

"so, kita mau kemana.."

"dad?"

taeyong tersenyum samar, ia segera menancap gas "secret"

* * *

"pilih cepat" titah taeyong

rubby berdecih pelan, malas sekali rasanya berhadapan dengan pria paling menyebalkan ini! rasanya rubby ingin kabur saja. gadis itu menghentak hentakkan kakinya kesal.

"yang ini aja deh" rubby menyerahkan sebuah dress ke pelayan disana.

"pilihan yang bagus" taeyong segera membayar dress yang dipilih rubby dengan kartu hitam miliknya.

"ganti, daddy gak mau liat kamu kayak gembel" ucap taeyong sarkas.

bagaimana taeyong tidak kesal? gadis ini mengenakan seragam dekil dengan rok yang sobek hingga sepaha.

"iya, iya!"

* * *

hotel laveysh

rubby menahan lengan taeyong "aku gak mau ikut. aku tunggu disini aja ya!"

taeyong tak menghiraukan ucapan rubby, ia terus berjalan membuat gadis itu mau tak mau mengikutinya.

rubyanne pov

"selamat datang taeyong lee. dan..??" seorang pria paruh baya menyambut kedatangan kami.

"rubbyanne lee" sahut daddy datar

"oh. selamat datang nona rubby"

"terimakasih" ucapku

"baby temani aku kesana" ujar daddy menunjuk ruangan disudut hotel

"iya dad." aku mengikuti langkah daddy yang terkesan terburu buru.

"ngapain sih om??" tanyaku

"baby!"

"iya iya! DADDY" ucapku sedikit berteriak

"good girl"

"rubby?" aku membalikkan tubuh saat mendengar suara tak asing menyapa

"jeno??" aku terkejut, kenapa dia bisa disini. bisa bisa dia salah paham!

"kok kamu bisa disini?" tanyaku heran

"harusnya aku yang nanya, kenapa kamu disini?" tanya jeno menatap daddy

"eng itu─"

"dia menemani saya. iya kan baby?" tanya daddy merangkul pinggangku posesif, aku reflek mengangguk.

bugh!

jeno langsung melayangkan bogemannya ke wajah daddy membuatku memekik kaget.

"jeno!"

tak tinggal diam, daddy ikut melayangkan pukulan kewajah jeno. para tamu menyaksikan pertengkaran ini tanpa ada yang berani melerai.

"stop" aku memeluk jeno dari belakang saat ia ingin memukuli daddy.

jeno segera menghempaskan lenganku

rubyanne pov end

"cih! bocah edan" ucap taeyong menyeka darah disudut bibirnya

rubby menarik kedua pria itu meninggalkan hotel.

.

.

.

"akh!" jeno meringis saat merasakan rubby menempelkan kapas beralkohol untuk membersihkan lukanya

mereka kini sedang berada dirumah rubby, yah. rubby yang memaksa keduanya datang kemari.

"sshh.. pelan pelan" jeno

"iya diem, dikit lagi" rubby menetesi betadine di kapas, lalu di tempelkannya pada luka jeno.

"gitu doang sakit! dasar bocah" ucap taeyong sinis

"bacot"

"diem dulu" rubby menatap jengah kedua pria dihadapannya

"jeno, kamu salah paham. biar aku jelasin" ucap rubby menengahi

"jadi. dia itu om aku"

"gak mirip. kamu ga usah boong"

"dih" taeyong rolling eyes

"dia memang om aku jeno!"

mampus!

tapi itu gak mungkin jeno, mereka gak ada kemiripan sama sekali batin jeno

"kita memang gak mirip, karna om taeyong itu adik angkat papa"

jeno mengangkat alisnya, "terus, kenapa kamu manggil om kamu 'daddy' dan dia manggil kamu dengan sebutan 'baby'?"

ruby menghela nafas. "itu memang karna keinginan om taeyong. dari kecil dia sering manggil aku baby, atau aileen. dia gak biasa manggil aku rubby."

"om taeyong itu udah kayak sosok papa buat aku. waktu usia lima tahun aku sama bryan dititipin ke om taeyong karna papa dan mama sibuk mengurusi perusahaan papa diberlin yang saat itu mengalami kebangkrutan. dulu, aku sama bryan manggil om taeyong dengan sebutan daddy. tapi setelah kami beranjak dewasa kami lebih milih buat manggil dengan sebutan om. tapi om taeyong sering nyuruh aku ataupun bryan manggil dia daddy. well, biar flashback katanya" jelas rubby

jeno menggaruk tengkuknya, ngelirik taeyong sekilas. mampus lu dah jen. udah nonjok adik calon mertua.

/poor jeno

- tbc🐺

waduh, gimana tuh?

YOUR J [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang