ting tong!
taeyong yang asik berkutat dengan laptopnya terhenti setelah mendengar bell apartemennya berbunyi. pria itu melepas kaca mata yang bertengger manis dihidung mancungnya lalu berjalan membuka pintu.
"siapa?"
bruk!
taeyong mundur beberapa langkah saat rubby memeluknya tiba tiba. "are u okay babygirl?" tanya taeyong memastikan
rubby mengangguk singkat. taeyong menutup pintu apartemen, lalu menggiring rubby menuju sofa.
"kenapa?" taeyong menangkup wajah rubby. gadis itu menggeleng lesu, tetapi matanya menyiratkan kesedihan.
"cerita sama daddy"
"dad, kenapa gak tinggal dirumah aja sih?" rubby mengalihkan pembicaran
"ini rumah daddy sayang. kalau kamu mau kamu bisa menginap disini"
rubby mendengus, ia kembali menenggelamkan wajah di dada bidang om nya. "rubby capek dad" gumamnya
"ada masalah hm?"
"daddy gak maksa kamu buat cerita. tapi daddy siap menjadi sandaran kamu disaat kamu lagi bersedih"
"kalau nggak kuat, nangis aja nangis bukan berarti kamu lemah" ujar taeyong mengecup pucuk kepala rubby
rubby terisak, air matanya terus mengalir membasahi kemeja yang dipakai taeyong. "dad, sakit" adunya
"rubby sakit hati" taeyong terenyuh mendengar penuturan gadis kecilnya yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri, ia teringat dulu saat rubby terjatuh dari sepeda gadis itu berlari memeluknya dengan air mata berderai. lagi lagi gadis yang dia cintai melebihi dirinya menangis dipelukannya.
"everything will be okay baby"
* * *
"special dinner hm?" jeno menggenggam erat jemari rubby.
rubby hanya berdehem menyahuti. mood nya benar benar buruk sejak kemarin, apalagi melihat seonggok manusia dihadapannya, membuat moodnya bertambah buruk hari ini.
"youre look so beautiful" puji jeno memperhatikan penampilan rubby malam ini membuatnya terkagum.
rubby hanya tersenyum masam, 'yiiri liik si biiitifil' cibirnya dalam hati.
"jeno" ucap rubby setelah menghabiskan dessert yang ia pesan tadi.
"hm?" jeno mendongakkan kepala menatap rubby yang tengah memperhatikannya.
rubby menggeleng, gak nyangka ternyata jeno, cowok yang udah tiga tahun menjalin hubungan sama dia ternyata selingkuh. "putus yuk"
tak!
jeno membanting sendok miliknya, "ngomong apasih, jangan ngaco!"
rubby menarik sudut bibirnya, "aku mau putus jen, please hargai keputusan aku"
"tapi kenapa?" tanya jeno rendah
rubby menggeleng
"kasih aku alasan by. apa alasan kamu mau putus gitu aja tanpa alasan, kita udah ngejalanin hubungan ini selama hampir tiga tahun, dan kamu semudah itu ngambil keputusan kayak gini?"
rubby menggigit bibir menahan isakkan "a-aku gak bisa pacaran sama pembohong kayak kamu jeno"
deg!
"maksud kamu?"
"lami"
"seperti yang kamu omongin, hampir tiga tahun kita pacaran-" ucapan rubby terhenti, ia membuang muka.
"kita putus aja" final rubby lalu meninggalkan jeno disana.
jeno menggeram, darimana rubby tau? sial! jeno ngerasa jadi cowok paling brengsek pas ngeliat rubby nangis karna dia, dia alasan rubby menangis.
jeno mencekal lengan rubby "by?"
"maaf.. aku tahu aku salah maafin aku"
rubby menggeleng
"kamu bisa ngehukum aku, kamu bisa nampar aku, apapun itu. jangan tinggalin aku please aku mohon" jeno
jeno berlutut "aku bakalan mutusin lami, aku janji by. aku gak bisa kehilangan kamu, please kasih aku kesempatan"
rubby tak bisa membendung air matanya, "jen berdiri jangan kayak gini"
"kasih aku kesempatan by, aku gak bakal nyia nyiain kesempatan yang kamu kasih. aku janji" mohon jeno
jujur rubby gak tega ngeliat jeno bertekuk lutut dihadapannya. tapi rubby juga gak bisa ngebohongi dirinya kalo dia itu bener bener sakit hati.
"oke, aku kasih kesempatan terakhir"
"tapi kalau kamu ngelanggar kepercayaan aku lagi, kita selesai dan nggak akan ada kesempatan lainnya buat kamu"
"thanks rubby" ujat jeno berdiri menarik rubby kedalam dekapannya.
rubby harap, jeno gak bakal ngelanggar janjinya kali ini.
semoga aja.
- tbc 🐺