taeyong mengelus pelan kepala rubby yang bertengger diatas pahanya. atensi gadis itu terfokus pada layar tv.
"aaa buruan elah dek" ujar bryan gemas
rubby membekap mulutnya, "gak ah gue udah kenyang bry. mau muntah jadinya"
"ck. sesuap lagi elah!" bryan menyuapkan nasi pas rubby lagi ngoceh, kalau keselek bisa mampus.
"anj-"
"aileen" tegur taeyong sebelum cewek itu melanjutkan perkataannya.
"wlee" ejek bryan, cowok itu menyentil kilat bibir rubby setelahnya melarikan diri dari amukan macan betina
"bryan!!!" rubby mendudukkan dirinya ia berdecak, menyenderkan kepalanya dibahu om kesayangannya itu.
boong deng.
rubby memijat pelipisnya pelan. rasa pusing mulai menyerangnya kembali. "pusing lagi?" tanya taeyong
rubby mengangguk singkat.
"mau istirahat aja gak dikamar?"
"gak mau" rubby menenggelamkan wajah diceruk leher taeyong
taeyong mengangguk paham, ia mengusak pelan rambut rubby. anak itu lagi mode manja, gak mau lepas dari taeyong, nempel mulu daritadi. well, rubby emang semanja itu kalau lagi sakit, jadi taeyong gak heran.
"eh curut! nih minum" bryan mendudukkan diri disamping rubby. cowok itu menyodorkan sebuah pil dengan segelas air putih ke adiknya.
"males. pait" tolak rubby
ting tong!
"siapa dah" gumam bryan, ia beranjak untuk membukakan pintu
"loh jeno?"
"hai bang." sapa jeno
"cari rubby ye? ntuh anak nya didalem lagi sakit gak mau minum obat" ujar bryan, cowok itu melirik plastik putih yang jeno bawa.
"apaan tuh? bolehlah buat gue" bryan menaik turunkan alisnya
"oh ini bang, martabak" jeno menyodorkan plastik yang ia bawa ke bryan, cowok itu langsung mengambil alih plastik itu.
"tau aje gua suka martabak" bryan menepuk pelan bahu jeno
jeno menghampiri dua insan yang lagi duduk manis diruang keluarga.
"aileen, minum obatnya"
"gak mau om"
"gak mau om!! aku masih sma" ujar rubby terpingkal pingkal. tidak dengan taeyong yang menatapnya datar.
"misi om" jeno mengulurkan tangan ingin menyalimi taeyong tapi tak digubris oleh pria itu.
"om?"
taeyong mengalihkan perhatiannya, ia menaikkan sebelah alis melihat tangan jeno yang menggantung. "apa?"
"mau salaman" ujar jeno
"oh"
oh?!
oh doang nih?
jeno menurunkan tangan, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. sedangkan rubby mencoba menahan tawanya.
"ngapain kamu kesini?" tanya taeyong
jeno yang baru memposisikan diri buat duduk disebelah rubby menoleh. "tadinya mau ngajak rubby jalan om. tapi karna sakit nggak jadi" jawab jeno
taeyong mengedikkan bahu acuh
"sini" rubby menarik lengan jeno meninggalkan taeyong diruang keluarga. cewek itu berjalan menuju belakang rumah diiringi jeno dibelakangnya.
"tegang amat mukanya. santai aja kali" ujar rubby terkekeh, ia mengusap pelan surai hitam jeno.
"ya abisnya om kamu galak"
rubby tak menanggapi ucapan jeno, ia memilih duduk disebuah ayunan.
"minum obat" jeno memberi gelas dan pil yang sempat ia ambil dimeja tadi.
"pait jen. gak mau"
jeno mendekatkan wajahnya ke rubby. "mau minum sendiri atau mau-"
"oke!" sela rubby, ia langsung meminum obatnya, menaruh kembali gelas yang telah kosong diatas meja.
rubby bergidik pas nginget kejadian beberapa minggu lalu. dia lupa sarapan ke sekolah dan berakhir tumbang pas upacara. dia ngeyel gak mau minum obat yang dikasih jeno. akhirnya cowok itu yang minum obatnya, tapi disalurin lewat mulutnya ke mulut rubby.
ngerti gak?
ga ngerti ywda.
"kok diminum sih? gak mau pake metode yang kemarin?" jeno
"jeno!" rubby mencubit perut jeno
"awh" cowok itu pura pura meringis memegangi perutnya. padahal cubitan rubby ga kenceng kenceng amat.
biasa, caper.
"kok keras?!" rubby menatap jeno horror
"iyalah. aku kan sering ngegym" jeno memegangi perut dibalik kaosnya
"mau liat gak?" jeno menaik turunkan alis
"apaansih, gak!" rubby memalingkan wajahnya yang udah memerah
"yah.. gak mau nih?" jeno menarik bahu rubby supaya menghadapnya. cowok itu menaikkan kaos yang dipakainya sebatas dada.
"g-gak" rubby meneguk saliva saat melihat perut kotak kotak jeno.
anjayani batin rubby
pasalnya cewek itu baru pertamakali ngeliat secara langsung perut sispack cowok. bryan? jangan tanya. rubby mah sering ngeliat bryan topless. tapi ya gitu, perutnya macam papan cuci.
datar
"aileen!" rubby membalikkan tubuh saat mendengar panggilan dari taeyong
jeno buru buru nurunin bajunya, bisa mampus kalo ketauan sama taeyong.
ganggu aja om terong batin jeno
"ngapa om?" tanya rubby saat melihat om nya berjalan mendekat.
taeyong melipat tangan didepan dada. menatap rubby dan jeno dengan sorot tajam, "ngapain kalian?"
- tbc🐺
hayoloh keciduk om tiwayy!