PESTA

6 1 0
                                    

Di depan kaca rias, Villia memakai anting mutiara panjang di kedua telinga lalu memakai kalung mutiara di lehernya, dia berbalik ke kanan dan ke kiri, memastikan penampilan untuk pesta malam ini sempurna, Villia memakai dress ketat berwarna hitam yang mencetak setiap lekuk tubuhnya, di dalam dress, dia memakai sabuk untuk menutupi perutnya yang sudah membuncit.

Dev terdiam di atas ranjang memandangi Villia sedari tadi, jarang Villia berpenampilan sesempurna ini, paling bagus, dia memakai dress dengan bawahan mekar, riasan wajah juga natural tidak setebal itu.

"Baby, kau mau datang ke pesta atau berkencan denganku?" Tanya Dev mencari jawaban dari semua pertanyaan yang memenuhi pikirannya.

"Datang ke pesta sayang, memangnya kenapa?" Jawab Villia balik bertanya sambil menyunggingkan senyum ke arah Dev.

"Kau begitu beautiful, baby," puji Dev memandangi Villia dari atas sampai bawah.

"Thank you, menurutku ini biasa saja," jawab Villia sambil mengambil tas kecil di dekat Dev.

"Apa perlu aku mengantarkanmu, hm?" ucap Dev menawarkan bantuan.

"No, aku hanya sebentar dan bisa berangkat sendiri," tolak Villia dengan halus, dia mencoba menghindari resiko berat bila Dev kembali menginjakkan kaki di markasnya.

"Aku berangkat pesta dulu ya, sayang," imbuh Villia berpamitan sambil mencium punggung tangan Dev.

"Cepat kembali! Jaga dirimu baik-baik," tutur Dev, dia mencium pucuk kening Villia perlahan.

Penuturan Dev hanya di jawab anggukan oleh Villia yang berjalan keluar kamar, Dev turun dari ranjang, dia bersiap dengan cepat dan tidak melupakan penyamaran, bila Villia bisa berpenampilan sempurna, dia pun juga bisa dengan mengenakan setelah jas berwarna coklat, sepatunya berwarna hitam pekat, di lengkapi rambut palsu beserta kacamata, selesai bersiap, Dev berjalan keluar kamar, dia masih mendengar suara sepatu Villia, itu berarti Villia belum berangkat, Dev memelankan langkah sampai suara sepatu itu tidak lagi terdengar.

Tiba di ruang tamu, sebelum keluar  rumah, dia mengintip Villia dari jendela, terlihat Villia sedang masuk ke dalam mobil  lalu mobil itu melaju keluar halaman dengan kencang, Dev hanya bisa menghela napas sambil kembali berjalan ke teras, selalu Jhosua yang bisa mendampingi Villia kemana pun, padahal Jhosua hanya sebatas pacar, memang dasarnya Villia wanita murahan, di teras, dia menepukkan kedua telapak tangan, mobilnya di halaman bergerak mendekatinya, Dev masuk ke dalam mobil bagian belakang.

Dev mengambil kaca bundar  di dalam saku kursi mobil depannya, dia berkaca sambil merapikan rambut, meski menyamar, dirinya tidak terlalu buruk, malah terlihat lebih muda, tapi mengapa Villia tidak tertarik dengan dia dan tetap memilih bersama Jhosua, Dev menepis dahinya perlahan, seorang Ceo perusahaan dan ketua mafia terbesar bisa bodoh dengan wanita licik yang hanya anggota dari mafia, meski begitu Villia tidak bisa di sepelekan, dia pintar dalam menyembunyikan sesuatu, pasti masih banyak hal lain yang di sembunyikan dari dia maka dari itu Dev menyamar, mereka tidak boleh lepas pandangan Dev.

Mobil berhenti di halaman markas, di sana ada banyak mobil terparkir, Dev turun dari dalam mobil bagian belakang, dia berhenti di depan mobil, memandang sekitar yang sangat ramai, banyak orang pada berdatangan, semua membawa pasangan masing-masing, bahkan seperti tidak ada orang yang datang sendiri tanpa pasangan selain dia, Dev bingung harus mencari wanita kemana untuk di jadikan pasangan dalam pesta malam ini, saat dia hendak berbalik badan, tiba-tiba ada Villia berdiri di depannya.

"Apa kau mencari pasangan untuk menghadiri pesta itu, hm?" Tanya Villia menyunggingkan senyum lebar.

"Tentu, mungkin kau bisa membantuku untuk mendapatkan pasangan yang tepat," jawab Dev dengan mendatarkan senyum.

"Tidak perlu mencari, aku bisa menjadi pasanganmu," timpal Villia sambil memegang salah satu pergelangan tangan Dev, dia dengan mudah menawarkan diri pada laki-laki asing.

"Oh benarkah? Lalu, bagaimana dengan Jhosua?" ucap Dev memandangi Villia di depannya.

"Jangan kau pikirkan dia, dia pasti mencari pasangan lain selain aku, ayolah denganku saja," pinta Villia pada Dev, dia sangat bsrharap bisa berpasangan dengan Dev yang dia anggap Yosep.

"Apa perlu aku membayarmu?" Timpal Dev masih memberi pertimbangan.

"Itu masalah belakang, sekarang mari masuk dan mengikuti pesta," bantah Villia sedikit memaksa, dia sangat tidak suka membuang waktu.

Mereka berdua masuk ke dalam markas yang sangat ramai dengan berboncengan tangan, ketiga teman lainnya yang berada di dalam markas, memandagi mereka sambil menyunggingkan senyum seakan mendapat kemenangan, tapi bagi Villia itu ejekan, dia menarik Dev untuk mendekati ketiga temannya itu, Dev hanya bisa mengikuti Villia dari belakang.

"Mungkin kah aku bermimpi? Villia Arentrana, istri dari Devandri Anolda dan pacar dari Jhosuarnee Xiaxta, memiliki laki-laki lain selain mereka berdua? Wah, mainmu hebat nona," ejek Alin menyunggingkan senyum ke arah Naiya dan Nera.

"No Alin! Kau tidak sedang bermimpi, temanmu itu sangat pandai menggoda laki-laki," jawab Naiya menyunggingkan senyum lebar sambil mengacungkan jempol.

"Pantas saja, hidupnya begitu mewah dan terjamin, ternyata ada bank keliling yang siap menghidupinya," sindir Nera lebih pedas daripada Alin dan Naiya.

"Heh,  hidupku bukan urusanmu! Jangan berani mengomentari hidupku tanpa aku suruh!" Jawab Villia memelototi ketiga temannya.

"Hahaha .... Akting yang sangat bagus," gelak Alin sambil merangkul Villia.

"Apa kau menyukai dia?" Tanya Naiya menaikkan kedua alisnya ke atas berulang kali.

"Mungkin," jawab Villia menyunggingkan senyum, dia melirik Dean di sampingnya.

"Semoga sukses," tutur Nera memberi semangat dengan kedua jempol.

Musik mulai di nyalakan, Jhosua keluar dari dalam dengan merangkul wanita asing, dia  menyambut para tamu dan anggota mafia yang menghadiri acara, ternyata benar apa yang Villia ucapkan, Jhosua dengan wanita lain bahkan terang-terangan di depan Villia, yang membuat Dean heran, mengapa Villia tidak marah atau cemburu padahal jelas Jhosua menduakannya.

Villia menuntun tangan Dev ke pinggangnya lalu mengalungkan kedua lengan di leher Dev, mereka mulai berdansa, lampu yang menerangi ruangan juga di matikan, membuat dansa para pasangan semakin terasa pada diri masing-masing, dalam hati kecilnya, Dev sangat bahagia bisa berdansa dengan Villia di tempat ramai seperti ini, jarang mereka bisa begini, kalaupun berdansa paling sering di belakang rumah.

"Ini aku Dev," gumam Dev dalam batin sambil memandangi Villia di depannya.

"Dev yang bodoh karena kau, aku ini Dev wanita racun," imbuh Dev yang semakin meronta-ronta.

Dansa berlangsung sangat lama seakan menghabiskan malam sampai larut, biasanya bila Villia dansa dengan Dev, dia akan mengambil sesuatu hal dari rumah demi untuk menghentikan dansa, selama menikah, mereka belum pernah dansa begitu lama, Dev sangat menikmati momen langka ini.

                               BERSAMBUNG

THE LATTER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang