Chapter 5

2.1K 168 2
                                    

Hai🖐️ Jumpa lagi
Semoga gak bosan ya dengar ceritanya 😭🤙🏻

2 Minggu kemudian

"Apa ha-amil dok?". Tanyanya terkejut.

"Iya Nyonya. Putri anda sedang hamil usia janinnya sudah mendekati 2 Minggu, janinnya sangat lemah karena usia anak di bawah 17 rahimnya sangat rentan dengan banyak bergerak. Saya berharap Putri anda untuk banyak beristirahat dan jangan membuat banyak pikiran, itu bisa menimbulkan resiko kepada Janinnya bahkan ibunya". Jawab si Dokter kepada Ibu Jennie.

"Ba-aik dok terimakasih". Ujarnya dengan tatapan kosong.

"Sama-sama Nyonya, saya permisi". Pamit Dokter.

Yunmi terkejut mendengar berita pagi ini, jantungnya berpacu sangat cepat bahkan tenggorokannya pun tersendat, dia tidak menduga bahwa putrinya hamil di usianya yang masih sangat muda. Dia berpikir siapa yang menghamili putrinya!. Dia sangat mengenal putrinya, dia tau putrinya tidak akan membuat hal-hal yang melenceng seperti ini, bagaimana dengan pergaulan bebas, teman putrinya saja tidak pernah bawah kerumah atau mungkin putrinya tidak  punya teman.

Dia menatap sendu ke arah putrinya yang sedang berbaring lemah di kasur kamarnya, matanya sudah memanas dan sebentar lagi akan tumpah, tapi sekuat hati dia menahannya. Emosinya bercampur aduk, sedih, marah, semuanya. Dia tidak bisa hanya marah kepada Jennie, dia tau Jennie anaknya tidak bisa di bentak dan di marahi, beruntung anaknya baik, sopan dan tutur kata yang lembut, karena itu dia jarang sekali memarahi Jennie apa bila Jennie melakukan kesalahan. Pernah waktu kecil Jennie di bentak sama ibu-ibu teman masa kanak-kanak nya di sekolah akibat temanya tiba-tiba menangis, tapi Jennie tidak tau kenapa temanya bisa menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba Jennie di marahi dan di bentak, setelah itu dia mengadu ke Mamanya dan mogok makan 3 hari karena dia sangat sedih. Sebegitu parahnya efek mental Jennie apabila di bentak dan di marahi oleh siapapun. Karena itu Yunmi selalu memanjainya, tetapi tidak lupa dengan didikannya yang yang membuat Jennie menjadi anak yang baik, sopan dan lemah lembut.

"Heemm". Gumam Jennie saat tidur, matanya terbuka perlahan. Hal yang pertama dilihatnya mamanya lagi menaatp kosong ke arahnya. Alisnya mengkerut melihat tingkah mamanya yang tidak biasa.

"Mama". Panggil Jennie

"A-ah". Tersentak Yunmi karena ngelamun. "Kau sudah sadar sayang?"

"Mama kenapa melamun?". Tanyanya dengan suara serak.

"Sayang Mama mohon dengarkan Mama baik-baik". Sambil menggenggam lembut tangan putrinya.
"Apakah kau pernah tidur berdua sama lelaki?". Tanyanya dengan memandang fokus kebola mata Jennie.

Jennie mendengar itu sangat terkejut, badannya bergetar, matanya berkaca-kaca. Dari mana Mamanya tau!. Dia menangis kencang.

"Hiks hiks hiks". Tangisnya tersedu-sedu

" Ehh sayang kenapa menangis? Mama hanya bertanya sayang. Mama tidak akan membentak Jennie, Mama hanya bertanya dengan Jennie. Mama tau kalau Jennie tidak akan membuat hal seperti itu, pasti ada yang merayu atau mengajak Jennie melakukan hal seperti itu. Tapi Mama mohon Jennie jawab dengan Jujur". Pujuk nya

"Hiks Je-enie di bohongi Mama". Aduhnya.

"Siapa yang membohongi Jennie sayang". Tanyanya lagi

"Op-pa Mama hiks". Ujarnya tersedu-sedu.

"Op-pa siapa sayang?, Apakah Tae Oppa mu itu?".

"Hiks".

"Jawab sayang".

"Hiks".

"Sayang jangan seperti ini, mama ingin mendengar penjelasan Jennie".

"ANNI". Jeritnya

"Sudah-sudah Mama tidak akan bertanya lagi sayang, tapi Jennie harus Makan dan jangan terlalu banyak pikiran. Jennie akan Home Schooling nanti Jennie bersama Nenek bagaimana?. Nanti Jennie bisa bercanda-canda sama Nenek dan bermain piano sama merajut bagaimana sayang?". Pujuk nya agar Jennie mau melanjutkan sekolahnya walaupun keadaan sangat tidak mendukung. Yunnim sebenarnya tidak mau menambahkan kan beban pikran putrinya dengan pelajaran, dia ingin anak nya fokus dengan Janin yang di kandungi Jennie. Dia hanya mengalihkan pikiran Jennie dengan hal-hal yang di sukai putrinya. Astaga dia hampir saja lupa mengabrai bahwa Jennie lagi mengandung seorang Bayi.

"Sayang kau harus menjaga kesehatan mu, jangan terlalu banyak pikiran, sekarang Jennie harus Fokus ke Janin di dalam perut Jennie". Ujarnya sambil mengusap perut putrinya.

" Ja-anin?". Tanyanya dengan nada terkejut.

" Iya sayang, Jennie sedang mengandun bayi lucu di perutmu". Jawab Yunmi dengan sabar.

Jennie hanya termenung, dia sangat terkejut mendengar berita dari Mamanya. Dia tidak menyangka bahwa akan menjadi seorang ibu di usia yang sangat muda.

" Apakah Mama marah dengan Jennie?". Tanya nya dengan mata berkaca-kaca dan jangan lupa suara yang bergetar. Dia sangat takut dengan Mamanya yang sedang marah.

" Tidak sayang, Mama tidak marah dengan Jennie". Jawabnya cepat-cepat.

Sebenarnya dia marah dan kecewa. Ibu mana yang tidak marah dan kecewa dengan kabar bahwa anaknya hamil di luar nikah apalagi di usianya yang masih sangat mudah, yang mana masa remaja seharusnya mefokuskan dengan namanya sekolah dan melanjutkan jenjang pendidikan yang di inginkan. Tetapi dia harus bijak menyembunyikan kecewanya dengan putrinya ini. Dia tidak mau anaknya Depresi akan tindakannya yang sepihak.

"Jennie sangat menyayangi Mama". Ujarnya sambil memeluk Yunmi sangat erat. "Jennie tidak percaya sama orang lain selain Mama".

"Iya sayang, Mama lebih menyayangi Jennie". Balasnya sambil memeluk erat putrinya.

TBC
Vote & Coment
Thank You

Your Are Mine [Taennie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang