Haloo gaiss jumpa lagi, 🖐️ jangan bosan yaa dengan ceritanya😘
Mari membaca dan jangan lupa vote & coment😀
Seorang wanita cantik dengan gaun putih tanpa lengan serta rambut hitam bergelombang itu tetiup angin sore dengan lembut. Polesan wajah tanpa makeup itu sangat alami seperti pahatan maha karya Yunani. Dia berdiri di depan balkon kamar nyaris satu jam lebih, matanya menerawang kedepan tetapi fokusannya tidak kesitu, pikirannya kosong dengan tatapan sendu. Bola kaca itu tidak ada lagi cahaya dan harapan, dia hanya hidup seprti air yang mengalir bahakan tujuannya tidak ada.
Tok
Tok
Tok
Klik
"Sayang". Panggil mamanya di depan pintu kamar.
Pintu kamarnya tidak terkunci, sengaja dia lakukan agar mamanya bisa masuk tanpa izin darinya. Mendengar itu, wanita dua puluh satu tahun menoleh kebelakang dengan wajah sayu. Yunmi melihat itu hanya bisa menghela nafas pelan, sampai kapan anaknya akan seperti ini! Dia ingin melihat Jennienya yang dulu, Jennienya yang berusia 16 tahun.
"Baru bangun tidur sayang?". Tanya mamanya.
"Nee". Jawabnya dengan sangat pelan, bahkan Yunmi hampir tidak dengar jawaban anaknya.
"Ayo mandi dulu sayang, setelah itu kita makan". Ajaknya sambil menggenggam tangan Jennie dengan lembut.
"Ini masih sore Mama". Jawabnya pelan
"Kau belum makan dari tadi siang sayang, nanti perutmu sakit, ayo sayang makan kita dulu mama sudah membuat makanan kesukaan Jennie, Jokbal. Jennie sudah lama tidak memakan itu kan". Pujuk Yunmi dengan sabar. walaupun itu makanan kurang sehat tetapi Yunmi ingin memancing selerah Jennie dengan hidangan kesukaan anaknya.
Semenjak kejadian anaknya keguguran kondisi Jennie semakin parah, Bahakan dia susah untuk diajak makan dan tidur, yang dilakukannya hanya diam dan termenung di kamar dan balkon. Hampir seluruh Psikiater New Zealand sudah menangani nya tetapi hasilnya mengecewakan, Jennie mengamuk apabila ada orang asing jumpa dengan nya, dia sangat terauma apabila berinteraksi dengan orang yang tidak kenal, mungkin kejadian beberapa tahun yang lalu. Karena itu Yunmi mengajak Jennie Pindah ke Korea, awalnya Jennie mengamuk dan memecahkan barang-barang nya di kamar, setelah dengan sabar Yunmi menjelaskan baik-baik kepada Jennie, akhirnya Jennie menyetujui perpindahan mereke ke Korea dengan janji dia tidak mau di keramaian penduduk.
Jennie meranjak dari balkon kamarnya, dia menghampiri mamanya sambil memilin jari-jarinya yang imut itu. Yunmi melihat itu langsung menggandeng tangan Jennie ke Kamar mandi sambil merendamkan badan anaknua dengan air di bathtub dengan aroma Vanilla kesukaan Jennie.
Selepas mandi Yunmi mengambil satu dress warna biru Baby berlengan pendek sesuai dengan kesukaan Jennie. Yunmi menyisir rambut Jennie dengan lembut sambil memoleskan bedak baby ke permukaan wajahnya. Jika melihat tindakan seperti itu sudah tidak pantas lagi untuk wanita berusia dua puluh satu tahun. Tapi mau bagaimana lagi, Jennie sering tidak fokus dengan keadaan, perna waktu itu Jennie hampir melukai dirinya, dia mengambil hairdryer dengan suhu yang sangat panas dan merusak helaian rambutnya yang lembut, Jennie tidak mengaduh kesakitan dia hanya termenung dengan tatapan kosong, untung saja Maid di rumahnya memasuki kamar Nona Kim pada saat bertepatan dengan kejadian itu. Melihat itu Yunmi menjerit dan langsung memanggil Penata rambut untuk memperbaiki rambut anaknya yang sudah sangat rusak.
"Ayo sayang kita turun". Ajak Yunmi.
Jennie meranjak dari kursinya dia langsung turun sama Mamanya untuk makan malam. Menghabiskan waktu di kamar untuk mandi dan bersiap-siap tidak terasa memakan waktu cukup lama ,ini saja sudah hampir malam.
Inilah runtisan Yunmi tiap hari, menjadi ibu rumah tangga dan bekerja untuk menafkahi anaknya yang mana kondis mental anak kurang baik. Itu bukanlah hal yang muda, apalagi menjadi orang tua tunggal, tetapi Yunmi tidak pernah mengeluh dengan semua ini, dia selalu sabar melakukan semuanya dan di damping oleh Mamanya, Nenek Jennie.
Sekarang Nenek Jennie di New Zealand, dia tidak bisa ikut ke Korea, mungkin karena faktor usia yang semakin tua dan muda lelah.
"Makan sayang". Ujar Yunmi sambil mengelus rambut anaknya.
Jennie hanya menurut, makan dalam diam, sesekali dia mengaduk-aduk nasi di piringnya sambil menatap kosong. Melihat itu Yunmi hanya bisa menghela nafas pelan.
"Apa makanan nya tidak enak sayang?". Tanya Yunmi.
"Enak Ma, Jennie sudah kenyang". Jawabnya sambil mengaduk-aduk nasiknya.
"Tapi kau hanya makan beberapa sendok saja sayang, tadi siang kau belum makan, ayo Mama suapin". Pujuk Yunmi sambil menyodorkan sendoknya ke mulut Jennie.
Jennie hanya menggeleng pelan. Melihat respon anaknya yunmi lagi-lagi hanya bisa menghela nafas. Oh iya dia hampir lupa.
"Sayang apa kau mau pergi keluar bersama Mama besok siang?". Ajak Yunmi.
"Kemana Ma"?. Tanyanya sambil menatap wajah mamanya yang masih terlihat muda walaupun ada beberapa kerutan tipis di ujung mata Mamanya.
"Bertemu sahabat lama Mama, apa kau mau? Sekalian kita makan siang bersama, mama ingin mengenali mu dengan Saghabat Mama, dia mau berjumpa denganmu katanya". Ajaknya dengan hati-hati sambil tersenyum lembut.
Karena anaknya ini jarang sekali keluar rumah, bahkan untuk ketaman belakang saja dia jarang sekali. Sebenarnya Jennie harus merefresh diri dan melatih kan dirinya dengan lingkungan baru, agar terbiasa.
"Apa kau mau sayang?". Bujuknya sekali lagi.
Jennie hanya diam di tempat dia berpikir mungkin ini sudah saat nya dia keluar dari keterpurukannya. Yunmi tersenyum lebar melihat anggukan pelan dari anak nya.
" Besok siang kita pergi ne". Ujar Yunmi semangat, Jennie hanya mengangguk sambil mengambil minum susunya. Jennie sudah biasa minum susu sebelum tidur, Bahakan kebiasaan kecilnya di bawak sampai sekarang ini, jika tidak minum susu dia tidak bisa tidur, hemm adaada saja kebiasaan Jennie Kim ini, melihat itu Yunmi hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum lembut dan mengusap kepala anaknya.
TBC
Vote & Coment
Thank You
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Are Mine [Taennie]
عاطفية" Seberapa jauh kau belari akan ku pastikan, aku akan mendapatkan mu kembali walaupun itu ke ujung Dunia sekalipun. Aku tidak akan melepaskan mu walaupun keluargamu yang turun tangan untuk mengahalangi ku " " Aku tidak mau bersamamu lagi, kau menyak...