Part 8

1.8K 102 28
                                    

Jangan lupa untuk Vote dan spam komen 🐰

Azura meringis melihat kondisi Louise, lebam dimana-mana, rambutnya berantakan,baju seragamnya kotor, sepatutnya sebelah kanannya hilang. Sengguh tragis kondisi Louise saat ini.

"Aku enggak papa,"

Azura memengang sudut bibir Louise yang terluka. Pria itu meringis,nyeri karena lukanya di pegang Azura.

"Hehehe katanya enggak apa-apa kenapa kok meringis!" Sebal Azura.

Pria itu menundukkan kepalanya"Aku tidak mau kamu khawatir,"

"Tapi nyatanya lo buat gue khawatir,"

"Ini terakhir kalinya aku membuat kamu khawatir aku janji," Louise mengakat jari kelingkingnya.

Azura menyatukan kelingkingnya ke jari kelingking Louise"Janji ya?"

Pria itu mengagguk kecil, Azura memeluk Louise. Membuat Louise meringis karena lebam di badannya karena Genta dan teman-temannya.

"Maaf," ujar Azura melupakan bahwa tubuh pria di sampingnya sedang lebam.

◽◽◽

"Azura kamu di cariin temen kamu!"Ujar Ratna. Azura yang sedang enak-enak rendahan menatap bundanya yang berdiri di depan kamar Azura.

"Siapa?"

"Udah turun aja!" Ujar Ratna menyuh Azur deng

Azura turun dengan sepasang baju tidur warna biru bergambar beruang, rambutnya tergerai agak berantakan dan jangan lupa muka bantalnya.

"Lo ngapain di rumah gue?!"tanya Azura. Yah. Orang yang disebut Ratna teman adalah Arezzo.

"Bunda kebelakang dulu,kalau ada masalah selesai kan dengan kekeluargaan bukanya marah-marah,"ujar Bunda beranjak pergi dari sana.

"Aku minta maaf,"

Azura tersenyum sinis"untuk apa lo minta maaf?!"

"Karena udah nyuruh Genta buat bully Louise, aku cemburu liat kamu deket sama Louise,"ujar Arezzo dengan nada menyesal. Sebenarnya Azura tidak percaya bahwa Arezzo menyesal.

Ada yang bertanya darimana Azura tau jika Arezzo menyuruh Genta membully Louise, Azura tidak sengaja menguping pembicaraan Arezzo dan Genta. Memang sih Genta suka membully Louise,Nah makanya itu yang di suruh Genta bukan anak yang lain biar Azura tidak curiga. Tapi malah gagal karena Azura menguping.

Azura mengagguk"iya,gue maafin tapi awas kalau di ulangin lagi!"

Arezzo langsung memeluk Azura. Lalu mencium pucuk rambutnya"I Love you!"

"Hmm... mending kita jalan yuk! Kan kita belum pernah jalan,"ujar Arezzo di angguki Azura. Ia juga pengap dirumah.

◽◽◽

Arezzo membawanya ke sebuah Rooftop apartemen miliknya, dari atas sana Azura dapat melihat gemerlap cahaya yang berasal dari gedung-gedung yang menjulang tinggi. Cahaya nya tampak indah bagi Azura. Warna-warni. Azura sangat suka.

"Indah ya Zo!" Ujar Azura. Arezzo hanya tersenyum tipis. Benar dugaannya dia benar-benar tidak ingat.

"Zura?"

Azura menoleh ke Arezzo, pria itu menyingkirkan beberapa anak rambut di wajah Azura.

"Kamu cantik,"

Azura tersenyum,tapi senyumnya tak bertahan lama karena kepalanya begitu pusing. Sekelebat ingatan masalalu hadir.

"Zozo! Aku sayang kamu!"

"Dan gue enggak!"

Arezzo membantu Azura untuk berdiri dari posisinya yang terjatuh.

◽◽◽

Louise berjongkok menatap dua makam yang berjejer. Yaitu makan Ayah dan Bundanya.

Dorce  Allison

1994-2018

Rayan Dared Allison

1996-2018

Itu tulisan di kedua nisan tersebut, Louise lalu mencium nisan kedua orang tuanya.

"Ayah Bunda Louise pamit ya,"

Louise berjalan menjauhi area makam, Louise mendongkan kepalanya pria yang melihat sebentar lagi hujan.

Tes!

Benar perkiraan Louise ternyata,hujan mulai membasahi bumi dengan sangat deras, Louise menyebrang jalan karena disana ada sebuah ruko ia berniat untuk meneduh walaupun pengelihatannya sedikit terganggu  karena hujan.

Brukkk!

◽◽◽

Tbc

Sel 20 jul 2021

AZURA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang