part 18

1K 51 0
                                    

Jangan lupa untuk Vote dan spam komen 🐰

Hari ini adalah hari pertunangannya dengan Arezzo, sebenarnya dia senang tapi ada perasaan mengajal.

Ini adalah sesi tukar cincin. Arezzo memasang sebuah cincin berlian di jari manis Azura. Ia tersenyum menatap Arezzo.

"I Love you,"

"I Love you too,"

Arezzo mencium kening Azura. Sedangkan Azura tersenyum tipis.

"Oke,satu hari kelem enggak papa lah,"gumam Azura. Oke-oke kalian pasti tahu sifat bar-bar yang di miliki Azura. Jadi doa–kan Azura agar kalem satu hari. Itu pun jika bisa.

Tamu yang di undang hanya orang terdekat saja,teman sekolahnya hanya ada Algeherno,Artha,dan Altamura. Itukan karena mereka. Sepupu dan sahabat dekat Arezzo dan Azura.

"Weh! Makasih yah udah undang gue kan mayan makan gratis!" Teriak Algeherno. Membuat Azura malu. Bukan dia bukan sepupu saya.

"Dia sepupu lo?" Tanya Altamura.

"Bukan dia pemulung,"jawab Azura. Algeherno yang sedang memakan bakso. Terbatuk mendengar perkataan Azura.

"Dua tiga batu ginjal,bacot kau dakjall!" Sengit Algeherno kembali menyantap baksonya. Ah mantap rasanya makan gratisan.

"Hehehe,gila ya bang?" Ejek Artha. Ingat di sini masih ada Artha yang otaknya 11'12 sama Algeherno.

"Kalo gue gila lo apa? Dongo?!"

"Sorry,gue pinter!"

"Dari mananya pinter? Matematika aja masih remed gitu bilang pinter!" Sengit Algeherno.

"Ngaca! Bangsal! Lo di rumah punya kacakan!" Gas Artha. Bagus lanjukan gaya mu nak saya suka. Gas terus jangan kasih kendor.

"Dih emang gue bilang kalo gue pinter?" Tanya Algeherno dengan sombongnya. Hal itu yang membuat Algeherno speechless.

"Dih berarti lo ngaku kalo lo bego,"sahut Azura yang dari tadi nyimak.

"Ye enggak gitu juga kalik!"

"Lha terus gimana?"

"Gue pinter cuman lagi proses,"cengir Algeherno tanpa dosa. Tangan Azura sudah gatel buat nonjok muka orang modelanya kek Algeherno.

"Rumah sakit or kuburan?!" Tanya Azura sudah memperlihatkan tangannya yang siap untuk membogem.

"Ampun bang jago,"kata Algeherno dengan wajah tengil nya.

"Wah! Itu wajahnya minta gue gosok pake gosokkan panasa!" Ancam Azura.

◽◽◽

Arezzo hanya duduk dan mengamati Azura. Hati kecilnya tersenyum manis melihat dia bisa bertunangan dengan gadis yang dia cintai.

"Azura!" Panggil Arezzo. Azura yang merasa ada yang memanggil dirinya pun menoleh. Ternyata tunangan nya tersayang.

"Apa Zo!" Kata Azura sedikit keras takut suaranya tidak kedengaran. Karena kebisingan sekitarnya.

"Suatu saat kalau aku menghilang jangan rindu ya?" Tanya Arezzo tiba-tiba. Azura bingung sendiri.

"Zo kamu kesambet setan jenis apa ngomong gitu?" Tanya Azura balik.

"Lupain,aku lupa kalo kamu cewek gak peka gak bakalan paham!" Ujar Arezzo. Gini nih tipe-tipe orang dakjal udah bikin penasaran orang eh malah ujung-ujungnya di suruh ngelupain omongannya. Ayolah setiap manusia itu punya jiwa kepo begitu juga kaya Azura.

"Zo! Kalo ngomong jangan setengah-setengah!" Kesal Azura.

"Lahkan aku tadi lupa mau ngomong apaan?!"

"Cih! Masih muda udah pikunan,"sindir Azura. Arezzo mendengus mendapat sindiran Azura.

"Kalo bukan tunangan aku habis kamu Zo!" Kesal Azura.

"Kalau kamu lupa aku punya kuping by,"ujar Arezzo berniat menyindir Azura. Tapi secara halus.

"Yaelah nyindir pake cara halus-halusan!" Sinis Azura.

"By kamu kenapa sih dari tadi marah-marah? Jangan-jangan kamu pms?" Tanya Arezzo. Azura melirik tajam dia pun juga bingung kenapa moodnya seperti ini. Mudah tersinggung dan sensitif.

"Kalo aku pms kenapa?!"

Arezzo menelan ludahnya kasar. Salah dia memancing emosi orang pms.

◽◽◽

Tbc

Sab 24 juli 2021

AZURA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang