Jangan lupa untuk Vote dan spam komen 🐰Sesuai janji Altamura dan Azura bertemu di kafe pelangi. Yap kafe yang tidak jauh dari sekolah nya.
"Lo kapan sembuh dari amnesia?" Tanya Altamura.
"Enggak tau lah,"jawab Azura sambil mengaduk-ngaduk milk shake.
"Gue udah bawa bukti nya!" Ujar Altamura. Azura menatap layar laptop tersebut dengan senyum senang. Akhirnya.
"Sekarang,gue bakalan nyuruh orang buat nyebarin video ini,"ujar Altamura.
"Jangan simpan dulu,"
"Kenapa?"
"Permainan akan lebih menarik jika lawan bisa mengelabui musuhnya,"ujar Azura dengan senyum devulnya. Altamura tau apa yang di maksud Azura.
"Oke,gue simpen,"
Final Altamura mengikuti kemauan Azura. Azura memang masih mengalami amnesia. Tapi otak liciknya itu masih tetap ada.
◽◽◽
Azura dan Altamura saat ini mengikuti Louise,bilang saja mereka menjadi mata-mata. Ini juga bagiaan rencana Azura. Ia ingin tahu saja apakah Louise memang peduli dengan Revena atau tidak.
"Lo yakin nih?" Tanya Altamura. Azura mengagguk dia yakin jika Louise peduli dengan Revena dia akan melepaskan lelaki itu.
"Louise itu anak baik Alta,jadi gue harus tau pasangannya baik ke dia apa enggak,"ujar Azura. Jahat-jahat gini pun Azura masih punya hati nurani.
Azura dapat melihat Louise berjalan menuju sebuah ruangan. Azura yakin itu ruangan tempat Revena di rawat. Dan yah, Azura hanya datang dengan solu pura-pura menjenguk.
◽◽◽
"Hai!" Sapa Azura memasuki ruang rawat Revena. Revena dan Louise menatap kedatangan Azura dan Altamura dengan raut terkejut.
"Ngapain kamu kesini?" Tanya Revena. Azura duduk di salah satu sofa di ruangan itu"Gue kesini cuman jenguk,mau liat keadanya udah sekarat atau udah mati,"
"Ternyata masih sekarat,"sahut Altamura. Revena menatap keduanya dengan sinis"Kaliaan suka kan aku kaya gini?"
"Tentu,gue sangat suka,bahkan gue lebih suka kalo lo mati!" Sengit Azura.
Mata Azura melirik ke Louise yang sedang mengelupas kulit apel"Kalo lo di jadiin babu mendingan lo ke pergi,"
Kata Azura berniat menyindir Louise. Semoga saja Louise mendengar nya Azura tidak suka jika Louise menjadi babu Revena.
"Aku bukan di jadiin babu,aku hanya membantu,"
"Bodoh,"desis Azura."Gue tau lo banyak berhutang budi dengan Ayahnya Revena tapi lo juga jangan goblok-goblok amat!" Buka Azura yang berkata melainkan Altamura.
"Aku hanya membalas,"
Azura menatap Louise"Lo terlalu bodoh untuk menjadi seorang laki-laki,"
Ucapan Azura membuat hati Louise sedikit tertohok. Memang benar dia terlalu pengecut untuk menjadi laki-laki.
"Aku harus melakukan ini untuk seseorang,"
"Siapa?" Tanya Azura penasaran.
"Nanti kamu akan mengetahui nya,"
Louise kembali melakukan aktivitas nya yang terunda.
"Oh ya? Gue baru inget katanya lo trauma? Trauma apa lo?" Tanya Azura.
"Tau darimana lo kalo gue trauma?" Kata Revena bertanya balik.
"Arezzo,"
"Dia trauma sama semut kali,"kekeh Altamura. Azura tersenyum"Atau jangan- jangan lo jelek-jelek kin gue di depan Arezzo?"
"Kalau iya kenapa? Sewot?!"
"Enggak kok,gue cuman mau bilang,jaga Lou-Lou gue,dan yah jangan cari gara-gara sama gue atau lo bakalan habis beneran," peringat Azura. Lalu pergi dari ruang rawat Revena dengan senyum penuh kemenangan.
Altamura menyusul Azura keluar"Wah gila! Tadi gue bisa liat wajahnya dia kesel!" Seru Altamura.
◽◽◽
Tbc
Rab 28 Juli 202q
KAMU SEDANG MEMBACA
AZURA [END]
Teen Fiction[Folow dulu sebelum baca biar nambah pahala dan amal] Kisah ini berawal dari Azura Arthayasa yang di nyatakan koma selama satu bulan. Dan setelah dia bangun dari komanya dia di nyatakan Amnesia oleh sang dokter. Hidup Azura yang masih mengalami Amne...