Jangan lupa untuk Vote dan spam komen 🐰Setelah mengantar Azura, Louise berjalan pulang kerumahnya. Entah mengapa tadi dia bicara asal kepada Azura bahwa dia akan di jemput bunda.
Lelaki itu mendongak keatas, wajahnya terkena air hujan yang turun dari langit. Dia mengusap wajahnya. Dia masih ingat percakapannya dengan dokter saat di di rawat di rumah sakit karena kecelakaan di saat pulang dari makam.
"Apa kamu tau kamu memiliki kelainan jatung?" Tanya dokter di hadapan Louise.
"Iya,"
Dokter tersebut sedikit terkejut karena pasien di depannya ternyata bisu.
"Apakah kamu tidak ingin melakukan perawatan lebih lanjut?"
"Tidak dok,jika nanti aku kembali kerumah lagi sakit ini berarti itu adalah waktu ku untuk tiada,"setelah itu Louise kembali keruangan nya.
Louise meringis memenggangi dadanya,terasa sangat sesak, lelaki itu terbatuk-batuk karena sesak di dadanya. Lalu cairan kental di mulutnya.
"Bunda? Apa ini saatnya bunda jemput Louise?"
◽◽◽
Lelaki itu menyeringit heran, kenapa dia bisa dirumah sakit, siapa yang membawanya kesini. Itulah pertanyaan yang ada di benak Louise sekarang.
"Lo udah bangun?" Tanya seorang pria yang baru saja datang itu lha Algeherno. Sepupu Azura.
"Kenapa kamu bisa di sini?"
"Karena gue yang bawa lo kesini," Louise terkejut karena Algeherno bisa bahasa isyarat.
"Kamu bisa bahasa isyarat?"
"Gue juga cacat,gue tuli,"kata Algeherno sambil menunjuk telinga nya yang terpasang alat bantu dengar.
◽◽◽
"Aku mau bertemu dengan Azura,"kata Louise. Algeherno bingung kenapa Louise bisa tahu kalau Azura di rawat di rumah sakit ini.
"Kok lo-"
"Aku tadi tidak sengaja melihatnya," Algeherno mengaggukkan. Lalu mengantarkan Louise ke ruangan Azura. Laki-laki itu duduk di bangku dekat brangkar tersebut.
"Gadis manis, jangan sedih kalau aku pergi,"
"Tenang gue masih bisa ngehibur dia kok,"sahut Algeherno. Pandangan Louise masih tetap ke arah Azura.
Cup
Mata Algeherno membelak kaget adegan apa yang di depannya ini.
"Lo mengambil kesempatan dalam kesempitan!" Umpat Algeherno yang tidak terima jika sepupunya yang sedang pingsan itu di cium.
"Diam! Aku hanya ingin melakukan ini untuk salam perpisahan,"jelas Louise.
"Salam perpisahan?" Tanya Algeherno bingung.
"Mungkin hidup ku tidak akan lama lagi,"
"Jangan ngadi-ngadi lo, nanti kalau malaikat Izrail beneran datang tau rasa lo,"kata Algeherno dengan nada sengit nya.
"Aku serius,"
"Dan kalau boleh,aku hanya ingin menitip pesan di saat aku tiada aku ingin mendonorkan mataku ke Arezzo."
Lagi-lagi Algeherno di buat melongo oleh orang di depannya itu kenapa dia bisa tau lagi"Lo ke dukun atau jangan-jangan lo anak indigo?"
"Bukan,tapi aku hanya tidak sengaja melewati ruangan Arezzo,"
Algeherno merasa bodoh sekarang dia benar-benar lupa bahwa ruangan Arezzo terletak tidak jauh dari sini.
Lelaki dengan senyuman manis itu kembali menatap gadis cantik yang sedang memejamkan mata itu.
Tanpa Algeherno sadari sendari tadi Louise menahan sesak di dadanya. Rasa sakit itu menyerang lagi. Bahkan rasanya lebih sakit dari yang tadi malam.
"A-Azura a-k-u p-a-mit d-u-l-u ter-imakasih a-ta-s ken-ang-an man-isnya,"lirih lelaki itu perlahan-lahan mulai memejamkan mata. Algeherno terdiam. Dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Lelaki itu masih setia menggegam tangan Azura walau matanya sudah terpejam. Tanpa Azura sadari dia sudah mendampingi Louise sampai akhir hidup lelaki itu. Dan juga Louise sudah pamit dengan Azura walau Azura tidak mendengarkan kata pamit dari mulut lelaki itu.
TAMAT
◽◽◽
Sebenarnya aku takut kaliaan bingung kenapa engga ada momen terakhir Louise meninggal. Nah! Jadi aku buat sepesial partnya.
Maaf partnya kalau jelek....
Love you All💚
Semoga kalian suka sama Part ini♥
KAMU SEDANG MEMBACA
AZURA [END]
Teen Fiction[Folow dulu sebelum baca biar nambah pahala dan amal] Kisah ini berawal dari Azura Arthayasa yang di nyatakan koma selama satu bulan. Dan setelah dia bangun dari komanya dia di nyatakan Amnesia oleh sang dokter. Hidup Azura yang masih mengalami Amne...