Part 38

823 43 0
                                    

Azura menatap Arezzo yang sudah berada di sana, "Udah nunggu lama?" tanya Azura duduk di samping Arezzo.

"Engga barusan kok."

"Ada sesuatu yang pengen gue sampein," ujar lelaki itu.

"Yaudah ngomong saja."

"Tapi lo nya dulu harus janji kalo nanti jangan motong omongan gue," ujar Arezzo.

Azura terdiam sesaat. "Yaudah cepetan apa?!"

"Sebenarnya gue itu bukan Arezzo, gue Arezzio Alesandro. Kemabaran Arezzo," ujar Arezzio.

Azura menatap laki-laki di sampingnya dengan raut bingung.

"Enggak usah bercanda, gak lucu Zo,"

"Beneran suer, Arezzo yang asli lagi kritis," jelas Arezzio.

"Kritis? Kenapa?"

"Setelah pulang dari acara pertunangan, abang gue kecelakaan dan kritis, tapi kemarin dia udah  sadar kok," Azura menatapnya dengan tidak percaya kenyataan apa yang baru saja dia dapat.

"Kenapa engga ada yang ngabarin gue kalo Arezzo pas itu kecelakaan?" tanya Azura. Dia merasa dibohongi oleh orang-orang terdekatnya.

"Bunda lo engga mau lo sakit, saat itukan lo masih amensia, terus gue di suruh bokap gue buat ngegantiin abang gue tapi pacar gue itu enggak mau gue tinggal akhirnya ikut pindah juga," jelas Arezzio. Benar juga selama ini sifat Arezzio itu tidak posesif ke pada Azura. Dia baru menyadari ini.

"Tapi engga gini juga caranya," Azura menatap Arezzio dengan tatapan kecewa.

Arezzio semakin merasa bersalah jadinya karena pernah berpura-pura menjadi abangnya. "Maaf gue buat hubungan lo sama abang gue renggang."

"Tapi ingat, kalo abang gue cinta sama lo," ujar Arezzo. Sedangkan Azura sedang memikirkan apa yang terjadi jika Arezzo tau ia sekarang mencintai Louise.

"Yaudah antar gue kerumah sakit,"
gue mau ketemu Arezzo yang asli," ujar Azura dengan nada menyindir.

"Ayo gue anterin ke Arezzo yang asli," ujar Arezzio dengan senyum misterius nya.

◽◽◽

Azura memasuki sebuah ruangan serba putih, Azura melihat seorang pria yang tengah tertidur pulas.
Azura duduk di bangku dekat brangkar,Lalu menggegam tangan Arezzo, Arezzo yang merasa terusik pun mengerjapkan matanya lalu menoleh ke samping.

"A-Azura?"

Azura tersenyum tangannya membelai lembut pipi kanan Arezzo. "Iya, Zo ini aku."

Arezzo langsung memeluk Azura dengan erat. "Ini berneran kamu?"
"Khm! Nyamuk deh gue!" sindir Arezzio yang melihat keuwunan di depannya.

Azura tersenyum malu. Azura baru ingat ada Arezzio di sana.

"Zo? Kenapa kamu engga pernah bilang kalau kamu punya kembaran?" tanya Azura. Sedangkan Arezzo bingung mau menjawab apa.

"Kembaran aku jelek, makanya aku engga kenalin ke kamu," kata Arezzo. Sebenarnya Arezzo tidak mau memperkenalkannya ke Azura karena dia takut ditikung oleh kembarannya itu.

"Kalau lo bilang gue jelek, berarti secara tidak langsung lo bilang diri lo jelek, kan kita berdua kembar," ujar Arezzio membela diri.

Arezzo mendelik ke kembaranya tersebut, sedang Azura sudah tertawa ini adalah hal langka melihat komuk lucu Arezzo.

Azura jadi gemes sendiri.
Sedangkan Arezzio yang sedang di tatapan Arezzo hanya menjulurkan lidahnya mengejek.

"Liat itu by dia ngejek aku!" adu Arezzo merengek ke Azura seperti bayi. Sedangkan Azura semakin tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Arezzo.

"Kepala lo habis ke bentur apa bang? Sifat lo kok jadi ke bayi," ejek Arezzio dengan wajah tengil nya.

Sepertinya sifat Arezzio ini 11'12 dengan Algeherno. Perut Azura jadi sakit karena tertawa terus melihat tingkah Arezzo dan Arezzio itu.

AZURA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang