Perwakilan lomba cerpen dari kelas unggulan ialah si imut Honda Hitomi. Gadis berwajah imut itu nampak khawatir, air keringatnya pun turut membasahi wajahnya.
Terlebih lagi jantungnya berdegup kencang ketika Chenle tengah berjalan menujunya sambil membawa paperbag.
"Gue tau ucapan semangat aja ga cukup, jadi gue inisiatif beli ini buat lo. Mau gamau lo harus terima pemberian gue karna gue ga terima penolakan. Btw, semangat lombanya. Kalah menang udah biasa. Oh iya, buka paperbag-nya dirumah aja. I'm always here, by your side to support you no matter what."
"I-iya, makasih banyak Chenle. Maaf, aku selalu ngerepotin kamu. "
"HAH NGEREPOTIN?! Engga tauuu, lo tuh ga pernah ngerepotin gue! Justru gue seneng bisa ngelakuin banyak hal buat lo. Gue juga seneng liat lo senyum kaya gitu ke gue."
Hitomi mengangguk pelan, ia merasa suasana diantara dirinya dan Chenle mencair, tidak secanggung tadi.
Kemudian Chenle menunjuk ke pintu aula 5 yang sudah dibuka lebar, "udah boleh masuk tuh."
Hitomi menoleh ke pintu aula, "ah iya!" lalu tatapannya beralih ke Chenle, "yaudah, aku masuk dulu ya. Makasih banyak buat."
Chenle mengangguk sambil tersenyum manis, "sans, semangat!"
Setelah ia memasuki aula 4, Hitomi langsung menempati meja nomor 5. Lalu ia mengeluarkan tempat pensilnya dan menyimpan paperbag di rak bawah meja.
Tak lama kemudian, para juri telah memasuki ruangan aula dan segera membagikan kertas ke seluruh peserta lomba.
"Perhatian kepada seluruh peserta, kami akan membacakan aturan dalam lomba cerpen. Aturan yang pertama, cerpen bertemakan solidaritas. Yang kedua, naskah ditulis tidak mengandung SARA. Yang ketiga, naskah dikumpulkan pada waktu yang telah ditentukan, yakni pukul 10.15. Jika terlambat dikumpulkan, apapun alasannya, akan tetap di diskualifikasi. Terima kasih."
Hitomi mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Dan tiba-tiba, pandangannya terfokus pada sahabatnya sejak kecil hingga kelas 11, Nako. Nako sendiri sedang fokus menulis cerpen tanpa menyadari bahwa Hitomi menatapnya.
Ya Tuhan, kenapa harus ada Nako...
Otak Hitomi terus memberikan ide cemerlang untuk cerpennya. Gadis itu menulis tanpa henti hingga tak sadar bahwa waktu telah berjalan selama 42 menit, dan waktu yang tersisa ialah 8 menit.
7 menit.
6 menit.
5 menit.
4 menit.
3 menit.
2 menit.
1 menit.
"WAKTU PENGERJAAN TELAH SELESAI. SILAKAN SIMPAN KERTAS KALIAN DI MEJA KAMI SEKARANG JUGA! JIKA TIDAK MAKA AKAN KAMI DISKUALIFIKASI!"
"Baik, Bu."
Hitomi yang sudah menyelesaikan cerpennya, segera menulis nama dan kelasnya di halaman depan. Karena tadi ia lupa memberi nama di kertasnya. Dan tiba-tiba—

KAMU SEDANG MEMBACA
classmates
Fanfiction"We're classmates aren't we?" (( contains violence, rape, mental illness, & suicide. please be wise )) was #1 in 01l and 01liners (5/11/21)