18 : ready for mid-term test?

211 37 4
                                    

Disinilah Heeseung sekarang, bersama Jeongin, Nako, dan Bae Sumin di kantin sekolah. Mereka berempat sedang membahas rencana mereka.

"Minggu depan! Kita harus belajar yang bener! Fokus sama diri kita aja, gausah urusin yang lain."

Jeongin mengangguk setuju, "bener kata lo, gue gaboleh gagal fokus. Kesempatan ini cuma sekali sehidup, gue ga boleh gagal lagi."

"Eh, tapi... gimana kalo kita ganggu konsentrasi anak-anak 12-1? Hitung-hitung itu rencana tambahan dari gue." Ujar Sumin.

"Ide bagus! Kebetulan Hitomi orangnya gampang gagal fokus, gue bisa ganggu konsentrasinya!" seru Nako bersemangat.

Heeseung terdiam sejenak setelah mendengarkan ide Sumin, "hmm, gue bolehin lo gangguin konsentrasi mereka. Ide bagus, Sumin."

Sumin tersenyum puas, "bangku Somi bakal jadi milik gue secepatnya."

"Gue incar Chenle, semoga kali ini dia gagal," ujar Jeongin penuh tekad.

"Hitomi, dia ga pantes di 12-1. Bangku dia harus jadi punya gue!" tambah Nako antusias.

"Tapi... kalo kita gagal masuk gimana?" tanya Sumin khawatir.

Jeongin hanya terkekeh mendengarnya, "gausah setakut itu, kita bisa gunain cara kotor. Ya kan bro?"

Heeseung mengangguk pelan, "hm, kita bisa bikin nama mereka kotor dan kita harus bisa hancurin mental mereka. Dengan begitu, kita bisa masuk ke 12-1."

"Terus, cara bikin nama mereka kotor gimana?" tanya Nako penasaran.

"Banyak cara, kita bisa beli narkoba dan taruh itu di tempat mereka, kita bisa ancam nyawa mereka, kita juga bisa bikin mereka malu! Gimana menurut lo?" tanya Jeongin sambil tersenyum puas.

"Keren! Lo keren banget! Kalo gitu, gue harus bikin nama Somi jadi kotor!"

"Gue juga mau ngelakuin hal yang sama ke Chenle, dan gue ga boleh gagal lagi. Karena kemarin gue udah gagal."

"Hah?! Lo gagal?! Emangnya lo ngapain Chenle?" tanya Sumin bertubi-tubi.

"Gue kerjasama sama om gue, Ten yang kerja jadi tangan kanan Chenle. Gue kirimin dia ular tapi ga ngefek, justru om gue yang kena imbasnya. Dia dipecat Chenle," jelas Jeongin sambil bernapas pasrah.

"Gila... lo nekat banget sumpah."

"Ya emang harus nekat! Kalo ga nekat, kapan kita bisa rebut bangku mereka?"

"Tapi lo gagal! Terus gimana?"

Lagi dan lagi Jeongin tertawa kecil, "gue masih punya cara lain buat hancurin dia."

"Gila, gila! Lo emang panutan deh!" puji Nako dengan kedua matanya yang berbinar.

Heeseung menyeringai lebar melihat keantusiasan teman-temannya, "Minjeong Kim dan Ryujin Shin.... bersiaplah."

•••


"Kemarin Hitomi, sekarang Hitomi lagi, dan Chenle. Haduh, ini anak dua kenapa harus absen disaat yang genting?" keluh Pak Shindong sedikit kesal.

Kemudian ia melebarkan pandangannya ke penjuru kelas. Seluruh muridnya duduk rapi siap mendengarkan informasi darinya.

"Ada yang tau kemana Chenle dan Hitomi?"

Seluruhnya menggelengkan kepala, "tidak, Pak."

"Hufft, bener-bener deh." Shindong mengusap wajahnya frustasi, lalu ia beralih fokus ke siswa-siswinya.

"Oke, langsung tudep aja. Minggu depan kalian udah mulai ujian tengah semester. Dan saya harap kalian tidak main-main dengan ujian ini. Walaupun cuma tengah semester, kalian harus belajar sungguh-sungguh."

Seluruhnya tenang mendengar ucapan Shindong, tetapi wajah mereka memberikan kesan yang berbeda.

Sungchan nampak gugup, Beomgyu fokus berdoa, Wonjin memainkan pensilnya, Minju dan Choerry fokus mendengarkan gurunya, Somi dan Daehwi asik bergosip dalam hati, Ryujin bertopang dagu kebosanan, dan Winter menyeringai tajam menatap Ryujin.

"Jangan sampai kursi kalian diambil oleh anak kelas lain. Karena hasil ujian ini menentukan kedudukan kalian, bisakah kalian bertahan di 12-1 atau kalian pindah kelas ke kelas 12-2 atau 12-3. Saya sangat berharap untuk lihat kalian di semester selanjutnya. Jadi, jangan pada malas! Murid lain udah berlomba-lomba buat dapetin kursi kalian!"

"Dan hasil pekerjaan kalian akan disiarkan di televisi sekolah, semua orang akan tau peringkat kalian. Jangan sampai kalian mempermalukan diri kalian sendiri. Mengerti?"

"Mengerti Pak."

Setelahnya, Shindong meninggalkan kelas. Ia akan kembali ke kelas untuk membagikan lembaran soal untuk latihan murid-muridnya. Seluruh soalnya berupa HOTS. Dan tidak seluruh siswa mampu mengerjakannya.

"Haduh, cepet bat dah. Perasaan baru masuk kelas 12," keluh Sungchan.

"Iya juga ya, mana kbmnya ga sampe 12 bulan," tambah Daehwi.

Ketika teman-temannya sibuk mengeluh, Ryujin justru mencari lembaga bimbel baru untuknya. Karena namanya telah dicoret oleh pihak bimbel lamanya atas permintaan mamanya.

"Keburu ga sih? Mingdep ujian, eh nyari bimbelnya baru sekarang."

"Keburu," ujar Asahi tenang. Dirinya juga sama seperti Ryujin, sedang sibuk mencari bimbel yang bagus dan sesuai kantong mereka.

"Lo mau bimbel bareng gue ga?" tanya Ryujin memastikan.

Tanpa ba-bi-bu, Asahi langsung menyetujui Ryujin, "mau, mau. Gue mau."

Beomgyu yang sedari tadi mendengarkan keduanya langsung mendengus kesal, "sejak kapan sih kalian jadi deket gitu?"

"Sejak gue diusir nyokap," jawab Ryujin ringan.

Beomgyu yang terkejut langsung mengerenyitkan dahinya, "masa gue harus diusir nyokap dulu biar deket sama lo?"

"Boleh banget lho Gyu, biar senasib sama gue," ucap Ryujin.

"Dih engga! Makasih deh. Gue mau deketin lo dengan cara yang bersih."

Dan tanpa gadis bermarga Shin itu sadari, Winter terus menyeringai lebar sambil menatapnya dari tadi.

Tenang aja Ryujin, nilai lo ga akan jelek kok. Palingan cuma terendah diantara kita, semoga lo siap pindah kelas~

"Ih... Winter, kok lu senyum sendiri sih?" tanya Wonjin tiba-tiba.

Winter enggan meresponnya. Dia beralih mendengarkan lagu di handphonenya. Saat sedang asik mendengarkan alunan lagu favoritnya, tiba-tiba saja ia mendapatkan notifikasi line.



Line!





LuarBinasah😍😘 (12)

Chenle
| guys
| abis sekolah bisa ke pemakaman?
| mamanya hitomi meninggal

classmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang