"Halo? Ini gue Sumin."
"Hm, kenapa?"
"Kita ketemu Beomgyu tadi. Dia kaya lagi buru-buru gitu, gatau ada apa. Dia juga kaya ketakutan. Kenapa ya? Apa kita harus buntutin dia lagi?"
"Lo ketemu dia, sendirian?"
"Engga, berdua sama Jeongin."
Pemuda itu berpikir sejenak. Otaknya sedang menyusun rencana baru.
"Halo?"
"Hm... ya, buntutin dia juga. Karena lo berdua, bukan sendirian. Dia pernah dateng ke rumah dan raut mukanya seperti curiga. Dan gue pengen lo buntutin dia. Kalo dia mencurigakan, kabari gue."
"Oh, oke oke. Itu artinya Beomgyu masuk ke list kita sekarang."
"Ya, tapi jangan kasih tau Heeseung."
"Hah? Maksud lo?"
"Jangan."
"Gue ga ngerti."
"Kalo gue bilang jangan, ya jangan."
"Terus nanti malam giliran siapa?"
Mendengar pertanyaan temannya, ia langsung menyeringai tajam.
"Ryujin dan Minjeong."•••
"SERIUS LO?!" Choerry hampir mengeluarkan bola matanya saking terkejut mendengar cerita Beomgyu.
"Bodo aaah~~" Beomgyu menyeruput susu pisang yang dibawa Choerry.
"Ih, serius nih! Takutnya lo nyebar hoax ke kita. Ya kan Sa?" Asahi mengangguk mengiyakan Choerry.
"Maennya kelompok dalem kelompok sih, makanya ga percaya sama gue."
"Ck, kita lagi usaha buat percaya! Lo sih, dari dulu ga pernah trusted."
"Gue engga usaha," lirih Asahi pelan.
Mendengar Asahi membuat Beomgyu hampir berubah menjadi hulk.
"Oke, sekarang kita langsung jelasin apa yang kita dapet."
"Gue datengin rumah Heeseung buat cari Haejun. Soalnya di kuburan dia sebut Haejun mulu. Dan gue nemu dia. Mukanya mirip banget sama Heeseung cuma si Haejun ini make kacamata. Badannya juga lebih tegak."
Choerry mendengarkan cerita Beomgyu dengan seksama, sedangkan Asahi sibuk berdoa ke rumput yang berada didekatnya.
"Lo ngomong apa ke Haejun?" tanya Asahi.
"Hmm... cuma nanya kabar aja sih. Sama nanya sekolah dimana."
"Terus, dia sekolah dimana?" sambar Choerry saking penasarannya.
Beomgyu tersenyum datar, "kaga sekolah dia, jobless bat."
"Lo ngga dianggap sokab gitu? Besides, bukannya aneh baru kenal langsung ke rumah?"
Beomgyu menyengir memperlihatkan gigi-gigi tampannya, "heheheheh, lagian bingung mau nanya apaan yaudah mending sokab aja."
"Dih, freak lo!" seru Choerry kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
classmates
Fanfic"We're classmates aren't we?" (( contains violence, rape, mental illness, & suicide. please be wise )) was #1 in 01l and 01liners (5/11/21)