➷ Chapter 4

1.7K 203 20
                                    

•⸙•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•⸙•

Minho pusing.

Tugas skripsi-an menumpuk, tapi belum ada satu pun ide yang muncul di otaknya.

Belum lagi masalah Jisung yang menghilang tanpa kabar beberapa hari belakangan ini. Minho jadi kebanyakan pikiran karena sosok manis itu.

Karena udah terlalu pusing, lantas Minho meraih ponselnya dan menekan tombol panggilan. Semoga aja yang ia telpon bisa memberinya pencerahan.

"Apaan?" Kalimat tanya dengan nada ketus itu menyapa rungu Minho.

"Bantuin gue... Ini gimana?" rengek Minho pada sosok yang lebih tua daripadanya itu.

Terdengar kekehan geli dari seberang sana. "Masalah skripsi?" tanya orang itu.

"Iya, gue bingung mau nulis apaan. Kagak ada ide. Otak bener bener kosong melompong kayak hati gue."

"Etdah. Ini mau nanya soal skripsi-an atau mau curhat?"

Minho terkekeh pelan. "Kalau dua duanya?"

"Salah satu aja napa. Gue gak punya banyak waktu nih."

Minho mengangguk, padahal sang Kakak gak bisa ngelihat pergerakannya.

"Oke, oke. Gue cuma nanya soal skripsi-an. Menurut lo, gimana? Gue kagak ada ide sama sekali," tanya pemuda Lee itu sambil menyenderkan punggung pada kursi.

"Lo kan ngambil jurusan psikologi, jadi kayaknya lo harus cari tahu lebih dalam tentang orang orang berkebutuhan khusus. Saran gue, lo cari ide aja ke rumah sakit jiwa."

Mendengar saran absurd dari sang Kakak, Minho sontak protes.

"Ogah. Ngapain juga gue mampir ke rumah sakit jiwa," tolaknya mentah mentah.

Mana mau dia disuruh ke rumah sakit jiwa. Yang ada bukannya dapet inspirasi, malah tambah stress.

"Kan, cuma saran doang, Ho... Lo mau nurut sama gue, ya silahkan. Enggak pun ya nggak apa apa."

Pemuda tampan itu berpikir sejenak. Emang, saran Minhyuk itu ngaco banget, tapi kayaknya gak ada salahnya dia mencoba. Siapa tahu aja, dia dapet informasi dari petugas petugas rumah sakit jiwa.

"Oke. Kayaknya saran lo gak begitu buruk. Thanks."

"Nah, kan... Gue bilang juga apa. Saran dari gue tuh gak ada yang gak bag-"

Pip

Sambungan diputus sepihak oleh Minho.

Dapat pemuda Lee itu bayangkan, bagaimana kesalnya sang Kakak saat dirinya memutus panggilan secara sepihak.

Camelia [Minsung]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang