"Minho tuh denial banget jadi orang. Gemes gue lama lama," celetuk Juyeon.
Minhyuk yang duduk berhadap hadapan dengan Juyeon terkekeh pelan. "Ya.. Mau gimana lagi? Emang sifatnya dari dulu kayak gitu. Mana tsundere lagi," sahut si sulung Lee itu.
Btw, keduanya kini sedang berada di salah satu cafe tempat dimana teman Juyeon bekerja. Gak ngapa ngapain, cuma ngopi sambil ngobrol ngobrol ringan.
"Yeon, gue boleh nanya?" Minhyuk kembali bersuara, ngebuat atensi Juyeon teralihkan.
"Silahkan," jawab Juyeon tanpa ragu.
Jeda sedikit. Minhyuk masih ragu mau menanyakan hal ini ke Juyeon atau nggak. Tapi daripada dia mati penasaran, akhirnya Minhyuk memutuskan untuk bertanya.
"Lo udah move on dari Jisung?" tanyanya, ngebuat Juyeon menggaruk kepalanya pelan.
Gak ada jawaban dari yang lebih muda, ngebuat Minhyuk mulai berspekulasi bahwa Juyeon masih menyayangi Jisung layaknya kekasih.
"Udah."
Lamunan yang lebih tua sontak buyar seketika itu juga. Matanya lantas menatap Juyeon dengan tatapan bertanya.
Ngerasa kalau sang Kakak meminta penjelasan darinya, Juyeon pun mulai bersuara.
"Gue bener bener udah move on dari Jisung. Gak bohong. Gue jujur aja... tertarik sama adiknya, Jihan. Awalnya gue macarin dia cuma karena amanat dari Jisung, tapi lama kelamaan, gue menyadari kalau Jihan sepertinya udah ditakdirkan sebagai jodoh gue. Sedangkan Jisung hanya sebagai tempat singgah sementara waktu," jelasnya tanpa ragu.
"Apa lo gak masalah kalau Jisung jadi milik Minho?" Minhyuk kembali bertanya.
Juyeon mengangguk dengan cepatnya. "Gue gak masalah sama sekali. Lagipula, gue lihat lihat, Jisung sama Minho itu serasi. Sama sama aneh dan unik," jawabnya.
Minhyuk langsung tersedak kopi yang diminumnya. "Maksudnya sama sama aneh dan unik?" tanyanya bingung.
"Mungkin lo belum terlalu kenal sama Jisung, tapi gue udah kenal dia dari lama. Jisung itu orangnya sebelas dua belas kayak Minho. Asal lo tahu, keduanya sama sama indigo dan juga... Sama sama punya penyakit mental."
Minhyuk mencerna terlebih dahulu ucapan Juyeon barusan. Lalu menggumam pelan. "Minho punya penyakit mental?"
【⸙】
"Ho, pernah gak sih lo ngerasa aneh karena lo berbeda?" Jisung tiba tiba aja nanya, ngebuat Minho yang asik main game di ponselnya jadi menoleh.
Tangan pemuda Lee itu langsung memencet tombol keluar dari game. Lalu menatap Jisung dengan tatapan bingung. "Berbeda maksudnya?" tanyanya.
Yang lebih muda lantas mendengus pelan. "Masa harus gue jelasin lagi...," gerutunya. "Berbeda karena gue punya penyakit aneh ini."
Minho mengangguk paham. Nah, sekarang ia baru ngerti pertanyaan Jisung yang sebenarnya.
"Percaya gak kalau gue bilang gue juga berbeda?" tanya yang lebih tua, ngebuat Jisung mengernyitkan keningnya bingung.
"Maksudnya- Lo..."
Tanpa menunggu lanjutan pertanyaan Jisung, Minho langsung mengangguk. "Ya, gue juga sama kayak lo, Ji... Gue juga punya gangguan mental," jawabnya.
Pemuda Han itu tampak membolakan matanya. Gak pernah terpikir sekalipun dalam otak kecilnya bahwa sosok sempurna seperti Minho itu pun memiliki cacat mental seperti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camelia [Minsung]✔
أدب الهواةLee Minho, pemuda yang duduk di bangku perkuliahan semester akhir itu bener bener gak peduli dengan masalah percintaan. Bukan karena apa apa, Minho masih dibayang bayangi masa lalu--yang membuatnya takut untuk memiliki pasangan. Namun semua beruba...