➷ Chapter 1

2.7K 277 21
                                    

•⸙•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•⸙•

Siang menjelang sore, Minho tampak berkeliaran di supermarket. Mencari bahan bahan makanan yang diperlukan.

Satu troli yang dibawanya udah bener bener penuh, tapi masih banyak barang barang yang perlu lelaki itu beli.

"Saus gochujang?" gumamnya sambil mendorong troli berwarna merah itu ke salah satu rak berisi berbagai saus dari seluruh penjuru dunia. Mulai dari saus lokal Korea, maupun saus saus lain yang berasal dari negara beda benua.

Brak

Minho berdecak pelan kala seorang pemuda dengan sembrononya menabrak trolinya.

"Lo kalau jalan lihat lihat dong! Jangan asal jalan!" omelnya pada seorang pemuda manis yang tampak ketakutan.

Pemuda yang dimarahi hanya bisa diam dengan wajah memucat. Seolah menandakan bahwa dia sangat ketakutan.

"Ck. Minggir!" Minho sedikit mendorong anak itu agar tak menghalangi jalannya.

Pemuda tersebut tampak bergeser sedikit--memberi jalan kepada Minho--dengan kepala ditundukkan.

Dengan begitu, troli besar milik pemuda Lee itu bisa jalan tanpa harus menabrak. Namun bukannya pergi, Minho malah diam sambil memperhatikan sosok mungil tadi.

Entahlah, dia sedikit iba melihat keadaan sosok itu. Tubuhnya kurus dan sedikit gemetaran. Wajah pucat disertai matanya yang seolah memancarkan binar ketakutan.

Seharusnya pemuda Lee itu pergi dari sana secepatnya, namun yang ia lakukan justru diluar dugaan.

"Lo ke sini sama siapa? Jangan jangan lo tersesat," tanyanya kepada pemuda yang tak diketahui namanya itu.

Dapat Minho lihat, sosok di hadapannya sedikit tersentak kala ia bertanya kepadanya.

"Aku... ke sini sendirian..," jawabnya dengan nada bergetar.

"Terus lo ke sini nyari apa? Mau gue bantu?" tanya Minho lagi--yang sebenarnya dia pun gak tahu alasan dibalik kepeduliannya.

"J-Jisung... Mau p-pergi. Mereka jahat.."

Kalimat itu sukses menyadarkan Minho bahwa anak manis di hadapannya adalah sosok yang  "istimewa".

"Kenapa mau pergi? Dan siapa yang lo bilang jahat?" Mengabaikan troli yang ia letakkan di tengah jalan, Minho memilih untuk berjongkok sambil menatap wajah pemuda tersebut.

Yang ditanya hanya memainkan ujung jarinya. Gak menjawab sama sekali.

Hampir saja Minho menyerah untuk mengajak si manis mengobrol, namun suara bergetar itu kembali terdengar lagi.

"Mereka jahat. Jisung tidak suka," jawab si manis, kali ini tak lagi dengan suara bergetar.

Yang lebih tua jujur aja bingung mau merespon seperti apa. Walaupun sudah pernah bertemu dengan sosok "istimewa", terkadang Minho masih sering bingung untuk mengajak mereka ngobrol.

"Terus, Jisung mau kemana?" tanya Minho pada akhirnya. Dia ingat, pemuda di hadapannya berkata dia ingin pergi. Pergi entah kemana.

Jisung tak langsung menjawab, malah menatap Minho dengan tatapan berbinar. "Tidak tahu. Tapi Jisung ingin ikut bersama hyung!" jawabnya, ngebuat Minho kelabakan sendiri.

Hei, Minho sama sekali tidak tahu asal usul Jisung, jadi bagaimana mungkin ia akan membawa bocah ini pergi bersamanya?

"Tapi...."

"Hiks... H-hyung benci J-Jisung ya?"

Deg

"Hyung, jangan benci aku..."

Tubuh Minho menegak seketika itu.

"Gak. Hyung gak benci Jisung," bantah Minho sambil mengusap surai cokelat milik Jisung dengan lembut, ngebuat si manis tersenyum dengan mata berbinar.

"Mau beli es krim?" tawar yang lebih tua sambil menunjuk ke arah kulkas es krim yang berjejer.

Jisung menatap berbinar kulkas berisi makanan dingin nan manis itu. Kepalanya itu anggukan.

Minho lantas menggandeng Jisung sambil mendorong troli yang dibawanya ke arah kulkas es krim yang dimaksud.

"Jisung mau beli es krim yang mana?" Minho kembali bertanya kepada Jisung yang menatap antusias satu per satu es krim yang berjejer di dalam kulkas tersebut.

Si manis lantas mendongak, dan menatap Minho bingung.

"Bingung mau beli yang mana?"

Mendengar pertanyaan tersebut, Jisung sontak mengangguk. Dia benar benar bingung ingin membeli es krim yang mana. Karena selama ini, dia tak pernah mencoba makanan itu sebelumnya.

"Mau hyung pilihkan?" tanya Minho lagi sambil membuka tutup kulkas tersebut.

Jisung lagi lagi hanya mengangguk.

"Suka yang manis atau yang asem?"

Nah, Jisung jadi bingung sekarang ini. Manis itu kayak apa? Dan asem itu kayak apa? Si manis bener bener gak tahu mau jawab apa.

Pemuda Lee itu menghela napas kala tak mendapat jawaban pasti dari sosok mungil tersebut.

"Oke. Kalau lo gak tahu mau milih yang mana, saran hyung, beli aja yang manis. Gimana?" Minho langsung mengambil tiga buah es krim dengan rasa yang kira kira akan Jisung sukai.

Diperlihatkannya es krim berbagai rasa itu kepada si manis. Ngebuat binar antusias di mata Jisung semakin tampak.

"Mau yang mana?" tanyanya, kemudian menjelaskan tentang rasa es krim yang ada di tangannya.

"Jiji mau yang ini!" Akhirnya Jisung sudah menemukan pilihannya.

Dan ya, pilihannya bener bener simpel. Cuma es krim stik rasa vanila yang dikasih beberapa potong oreo di dalamnya.

Minho mengangguk, lantas menaruh es krim pilihan si manis ke dalam troli. Mengundang tanda tanya besar di benak yang lebih muda.

"Hyung, kenapa es krimnya dimasukin ke sana? Kenapa gak langsung dimakan aja?" tanyanya sambil menunjuk ke arah troli Minho.

Si tampan tersenyum, lantas menjawab.
"Es krimnya mau dibayar dulu. Nanti kalau udah dibayar, baru boleh dimakan," jawabnya dengan sangat sabar dan lembut.

Jisung hanya mengangguk saja. Padahal dirinya gak tahu apa yang dibicarakan oleh Minho.

Keduanya kini berjalan ke arah salah satu kasir yang tersedia.

Karena bosan, Jisung iseng iseng noleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari sesuatu yang unik dan menarik baginya. Namun bukannya mendapat yang ia inginkan, Jisung malah dipertemukan dengan seseorang--ralat, dua orang--yang sedang ia hindari.

Tangan mungilnya kini mencengkram ujung hoodie Minho dengan erat. Mengundang tatapan bingung dari si empunya hoodie.

"Ada apa, Jisung?" tanyanya.

Hening... Tak ada jawaban dari Jisung. Si manis masih diem dengan wajah ketakutan.

Ngerasa kalau sosok di hadapannya gak bakalan ngejawab, Minho lantas menoleh ke arah kanan.

Dan ya, Minho tahu apa yang menyebabkan si manis ketakutan.

"Jisung, cepet pake hoodie gue. Mereka gak bakalan tahu kalau itu lo."

《TO BE CONTINUE》

Camelia [Minsung]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang