Matahari sudah terbit sejak beberapa jam yang lalu, namun dua anak adam itu belum juga bangkit dari tidurnya. Keduanya bahkan masih berpelukan di atas kasur empuk tersebut.
Namun pelukan itu tak lagi berlangsung lama, dikarenakan sesosok penyusup memasuki kamar tersebut.
"WOI, KALIAN BERDUA, BANGUN! JANGAN PELUKAN TERUS!"
Minhyuk--si penyusup tingkat profesional--berseru dengan suara kencangnya untuk membangunkan seonggok manusia pemalas.
Minho dan Jisung jelas terganggu. Keduanya menatap Minhyuk dengan tatapan tajam.
"Hehehe... Maaf." Minhyuk berucap sambil menggaruk kepalanya. Rasanya canggung saat dipelototi sama dua orang yang lebih muda darinya.
Minho tentu menyuarakan protes dengan cara ngerap. Sedangkan Jisung memilih untuk melanjutkan tidurnya sambil kembali memeluk Minho.
"Hyung, lo tuh kalau mau masuk ke rumah orang, assalamu'alaikum dulu kek! Untung gak jantungan!"
Setelah puas mengomeli yang lebih tua, Minho lantas bertanya kepada sosok ngeselin tersebut. "Ngapa ke sini? Tumben tumbenan," tanyanya dengan nada malas.
Minhyuk yang tadinya masang wajah melas, seketika itu berubah menjadi cerah berseri seri.
Wah... Minho jadi was was nih.
"Ada apaan? Kok lo senyum senyum gitu? Serem," celetuk pemuda yang masih duduk di bangku perkuliahan itu.
"Lo inget kan, 10 hari lagi..."
Seketika itu, Minho teringat sesuatu. "Ah iya, pernikahan? Gue pasti inget kok," jawabnya dengan nada malas dan wajah gak minat sama sekali.
Si sulung Lee itu lantas menjentikkan jarinya. "Nah, tuh lo tahu. Makanya, kita harus cepet cepet ngurus semuanya. Biar menjelang hari H, kita gak kerepotan," jelas Minhyuk panjang lebar.
Sedangkan Minho, tuh anak gak gitu dengerin penjelasan Minhyuk. Malah asik garuk pipinya yang gatal.
"Kenapa harus gue sih? Lo kan tahu gue gak mau," tanya pemuda yang lebih itu, berusaha bernegosiasi.
Minhyuk ngehela napas pelan. "Gue gak enak mau nolaknya," jawabnya dengan nada terpaksa.
Minho ikutan ngehela napas pelan, lantas membangunkan Jisung yang masih tertidur pulas di sampingnya dengan tangan melingkar di perutnya.
"Ji, bangun. Udah pagi," ucapnya pelan sambil menepuk pipi gembul itu beberapa kali.
Butuh waktu cukup lama untuk membangunkan si manis. Apalagi Jisung itu tipe tipenya orang pelor, jadi rada susah dibanguninnya.
"Napa, hyung? Gue masih ngantuk banget," tanya Jisung dengan suara seraknya.
"Gue ada urusan bentar. Makanya gue bangunin lo, biar lo gak nyariin gue," jawab pemuda Lee itu sambil menyibakkan selimut yang menutupi tubuh mungil itu.
Jisung mau gak mau harus bangun. Sungguh ia terpaksa untuk meninggalkan sang kasur tercinta.
"Emang ada urusan apa, hyung? Skripsi-an lagi?"
Yang ditanya langsung aja menggeleng. "Bukan. Urusan pernikahan," jawabnya singkat. "Dah ya, gue pergi dulu. Kalau laper, ambil aja makanan di kulkas, gue udah nyiapin banyak makanan di sana," pamit yang lebih tua dan kemudian nyelonong keluar rumah. Meninggalkan Jisung yang masih kebingungan di sana.
【⸙】
Cklek..
Sosok yang lebih muda itu pun memasuki mobil yang terparkir rapi di depan rumahnya.
Btw, Minhyuk udah nungguin di mobil sejak beberapa menit yang lalu. Dia gak mau lama lama nungguin Minho yang lagi bangunin Jisung di dalam rumah.
"Yo, hyung. Maaf lama. Bangunin tuh bocah butuh kesabaran tingkat tinggi." Minho berucap sambil duduk di kursi penumpang di samping Minhyuk.
"Gak apa apa sih. Gue juga paham kok," balas yang lebih tua seadanya.
Mobil yang ditumpangi keduanya pun mulai melaju meninggalkan kediaman Minho dan Jisung dengan kecepatan normal.
"Kenapa harus pagi sih? Udah tahu kalau pagi gue tuh banyak kerjaan," gerutu Minho pada sang Kakak.
"Bukan masalah apa apa. Pihak sananya tuh minta diselesain secepatnya, Ho. Biar nanti gak repot."
"Iya, nantinya gak repot, tapi sekarang gue jadi repot." Minho masih senantiasa menggerutu sesekali misuh misuh gak jelas.
Perjalanan pun masih berlanjut diiringi dengan gerutuan tiada akhir dari Minho.
Ckiit...
Rem diinjak. Mobil tersebut berhenti di depan sebuah gedung hotel besar berwarna putih.
"Mereka jadi milih gedung ini buat pestanya?" tanya yang lebih muda.
Minhyuk hanya mengangguk sekilas. "Iya. Katanya sih bayarannya lebih murah. Ya udah lah, gue iyain aja, biar cepet."
Keduanya terus berbincang sambil memasuki gedung berlantai 10 itu. Lebih tepatnya memasuki area ballroomnya.
Bisa Minho lihat, persiapan pesta pernikahan ini masih belum teratur. Dekorasi belum dipilih, konsumsi pun juga sama, apalagi fitting baju dan segala antek anteknya.
"Kok Moonbyul gak ikut ngurusin pesta ini? Padahal dia juga yang punya acara," tanya Minho lagi kepada sosok yang lebih tua.
"Dia masih sibuk sama studinya di luar negeri, Ho. Palingan bisa ke sini 3 hari sebelum hari H buat fitting baju sama segala macamnya."
Sungguh, Minho itu rada kesel sama calon pengantin yang satu itu. Literally Moonbyul gak ikut ngapa ngapain, malah sibuk ngurusin--entah apa--di luar negeri sana.
Kalau aja Minhyuk gak maksa dia, tentu pemuda Lee itu gak akan mau.
【⸙】
"Minho hyung itu ngurusin pernikahan siapa sih? Apa jangan jangan pernikahannya sendiri?" Jisung bertanya tanya sambil mengunyah mie instan dalam mulutnya.
Btw, tuh anak baru makan beberapa detik yang lalu. Ya, semua itu dikarenakan sosok manis itu gak ngerti cara menggunakan microwave. Dan untungnya setelah hampir membakar seisi rumah, Jisung akhirnya ngerti cara menggunakan alat berbentuk balok itu.
Dan jadilah, makan instan berbentuk mie itu ia makan. Gak tahu itu udah bener cara masaknya apa nggak, yang penting makan.
Balik lagi ke cerita yang sesungguhnya.
Sebenarnya, dari tadi Jisung tuh udah bertanya tanya dalam hatinya. "Apa Minho hyung udah punya calon pasangan ya? Dan mereka bentar lagi mau nikah, makanya Minho jadi sibuk belakangan ini? Tapi kenapa gue gak dikasih tahu ya?"
Tapi Jisung sadar. Itu semua bukan urusannya sama sekali. Dia bukan siapa siapanya Minho yang berhak bertanya tentang hal tersebut, dia hanyalah anak ilang yang diadopsi oleh sosok Lee tampan itu.
Namun, jauh dalam lubuk hatinya yang paling dalam--sedalam palung mariana--Jisung benar iri dengan sosok yang nantinya akan menjadi pasangan Minho.
Dia benar benar beruntung mendapatkan sosok sempurna seperti lelaki yang satu itu.
《TBC》
(A/N):
Ku buru buru nulis nih chapter, jadi maafkan kalau ada typo bertebaran di mana mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camelia [Minsung]✔
FanficLee Minho, pemuda yang duduk di bangku perkuliahan semester akhir itu bener bener gak peduli dengan masalah percintaan. Bukan karena apa apa, Minho masih dibayang bayangi masa lalu--yang membuatnya takut untuk memiliki pasangan. Namun semua beruba...