Tok tok tok...
Jisung membuka matanya pelan, lalu menatap ke arah jendela kamarnya. Sepertinya tadi ia mendengar suara seseorang mengetuk jendela tersebut. Namun saat diperhatikan dengan seksama, gak ada siapa siapa di luar sana. Hanya ada rintikan air hujan yang melengkapi kegelapan malam.
Ngerasa gak ada apa apa, si manis kembali menarik selimut dan memejamkan matanya.
Tok tok tok tok tok...
Baru beberapa menit, suara ketukan itu terdengar lagi. Kali ini terdengar lebih intens dan keras.
Jisung kembali terbangun dengan wajah jengahnya. Hei, siapa yang berani beraninya mengganggu waktu hibernasi singkatnya?!
Tok tok tok tok
Nah kan... Suara itu terdengar lagi.
Cklek
"Ji, kenapa belum tidur?" Minho yang baru masuk ke kamar Jisung, langsung bertanya kala melihat yang lebih muda masih terjaga. Padahal sekarang ini sudah menunjukkan pukul 12 malam.
Jisung menoleh, menatap Minho. "Lo denger suara tadi gak?" tanyanya, ngebuat Minho mengernyitkan keningnya samar.
"Suara apaan?" tanyanya bingung. Yang lebih tua kemudian duduk di samping Jisung sambil mendengarkan suara yang dimaksud.
Tok tok tok tok tok tok....
Ketukan panjang tersebut seketika itu ngebuat Minho merinding.
"Berarti bukan lo kan yang iseng ngetuk jendela kamar gue?" tanya si manis, dan langsung dijawab dengan gelengan kepala oleh Minho.
TOK TOK TOK!! BRAK! BRAK!
Keduanya saling berpandangan. Sepertinya ini pertanda buruk.
"Lo tunggu di sini. Gue cek ke depan. Jangan pergi kemana mana, oke?" ucap Minho sambil berlari dengan cepat keluar kamar Jisung, meninggalkan si manis di sana sendirian.
Di dalam kamar, Jisung gak bisa berpikiran tenang. Tubuhnya pun mendadak gemetaran hebat.
Tap tap tap...
Dapat si manis itu dengar, ada suara langkah kaki seseorang mendekatinya.
"Minho Hyung?" cicitnya pelan. Berharap orang tersebut adalah Minho.
Bug!! Bug! Bug! Srak!
Semuanya berlalu dengan cepat. Bahkan Minho yang baru kembali dari luar rumah pun jadi syok dengan apa yang dilihatnya.
"Jisung!!"
Terlambat. Jisung dibawa pergi oleh seseorang--yang bahkan Minho belum sempat melihat wajahnya.
Si bungsu Lee itu mematung di tempat, dan kemudian jatuh menyeluruh ke lantai. Dia telat. Jisung berada dalam bahaya karena dirinya salah langkah.
【⸙】
"I'll be your man~"
Minhyuk merutuk dalam hatinya saat mendengar ponselnya berdering di tengah malam yang dingin ini. Entah siapa yang iseng menelponnya di saat saat seperti ini.
"Halo?" Namun kemudian, si sulung Lee itu memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut, dikarenakan firasatnya yang gak enak.
Semoga gak ada hal buruk yang terjadi.
Gak lama kemudian, mata pemuda Lee itu membola. Lidahnya tiba tiba kelu saat mendengar suara parau sang adik dari seberang sana.
"APA!?"
Bahkan Saerom yang lagi tidur pun jadi kebangun karena teriakan nyaring dari Minhyuk.
"Ck. Napa lagi sih, Hyuk?" gerutu wanita yang merangkap sebagai istri dari Minhyuk itu.
Yang ditanya gak langsung menjawab, malah berlari mencari jaket untuk digunakan.
"Hyuk, jawab aku. Ada apa sebenarnya? Kok kamu jadi panik?" tanya Saerom lagi. Rada kesel karena diabaiin sama sang suami.
Sadar kalau sang pasangan marah, Minhyuk lantas menjawab, "Minho nelpon gue, dia bilang Jisung diculik orang. Sekarang gue mau ke rumahnya," jelasnya, ngebuat Saerom membolakan matanya.
"JISUNG DICULIK?!" jeritnya, ikutan panik.
Minhyuk gak begitu mikirin Saerom yang ikutan panik, yang sekarang ada di pikirannya adalah bagaimana cara menangkan Minho yang sekarang lagi dalam masa terpuruk.
"Woi, Hyuk! Aku ikut ke rumah Minho!" Suara Saerom kembali terdengar.
"Jangan, nanti kelamaan. Lagipula ini udah malem. Kalau kamu mau ketemu Minho, mending nunggu besok pagi aja," tolak yang lebih tua.
Pada akhirnya, Saerom hanya bisa menurut pada sang suami.
【⸙】
"Minho!" Minhyuk berseru saat melihat sang adik duduk di teras rumah dengan tatapan kosong.
Yang dipanggil hanya diam, tak bergeming.
Sret....
Tanpa apa apa, si sulung Lee itu menarik tubuh bongsor sang adik, dan membawanya ke pelukan dalam hangat.
"Hiks... Hyung... J-Jisung-" Minho terisak di dalam pelukan tersebut.
Yang lebih tua hanya bisa menghela napas pelan, dan mengusak surai sang adik dengan lembut.
"Iya... Nanti kita cari Jisung. Sekarang lo tidur aja, tenangin diri dulu," hibur Minhyuk sambil merangkul Minho masuk ke dalam rumah.
"Maunya sekarang, hyung," pinta Minho dengan suara begitu lirih.
Minhyuk tersenyum tipis, lalu mengecup pucuk kepala Minho. Berusaha sebisa mungkin untuk menenangkan si bungsu.
"Tidur dulu, Minho. Lo juga butuh istirahat. Besok pagi kita cari sama sama. Nanti dibantuin sama Saerom sama Juyeon juga, oke?"
Pada akhirnya, mau Minho membantah kayak apapun, ujung ujungnya dia hanya bisa menurut pada yang lebih tua.
【⸙】
"Halo? Napa, Ho? Tumben tumbenan lo nelpon gue."
Seo Changbin, pemuda mirip begal itu dikagetkan dengan Minho yang tiba tiba nelpon.
"Anu.... Lo bisa tolongin gue gak?" tanya pemuda Lee itu dari seberang sana.
Changbin mengernyitkan keningnya samar, lalu menjawab, "Bisa. Tolongin apaan?"
"Lo dateng ke rumah gue aja dah.. Susah jelasinnya soalnya."
"Oke, oke. Gue otw."
《TBC》
KAMU SEDANG MEMBACA
Camelia [Minsung]✔
FanficLee Minho, pemuda yang duduk di bangku perkuliahan semester akhir itu bener bener gak peduli dengan masalah percintaan. Bukan karena apa apa, Minho masih dibayang bayangi masa lalu--yang membuatnya takut untuk memiliki pasangan. Namun semua beruba...