➷ Chapter 2

2K 219 15
                                    

Jisung menurut dan langsung mengenakan hoodie biru milik Minho.

"Permisi, apakah anda melihat anak ini? Dia kabur dari rumah sakit jiwa, dan kami melihatnya masuk ke dalam supermarket ini," tanya salah satu dari dua orang yang dihindari Jisung.

Minho melirik ke arah foto yang mereka bawa. Benar, sosok di sana adalah Jisung.

Pemuda Lee itu berusaha keras untuk berpikir. Apakah ia harus mengembalikan Jisung ke rumah sakit jiwa atau tidak?

Di sisi lain, Jisung udah ketar ketir. Dia takut kalau Minho ngebocorin identitasnya pada dua orang kejam tersebut.

"Maaf, sepertinya tidak," jawab Minho berbohong.

Jisung dapat bernapas lega untuk sekarang ini.

"Oh, baiklah. Terima kasih atas waktunya. Kalau anda bertemu dengannya, segera hubungi kami," ucap wanita itu lagi sambil menyerahkan kartu berisi nomor telepon rumah sakit.

Minho mengangguk asal sambil menerima kartu tersebut.

"Sekali lagi, terima kasih banyak atas waktunya. Kami permisi dulu."

Kedua wanita tersebut pun berlalu, ngebuat Jisung bernapas lega.

【⸙】

"Lo kabur dari rumah sakit jiwa?" tanya Minho di perjalanan pulang menuju rumah yang lebih tua.

Jisung yang menunduk, lantas mengangguk.

"Kenapa?" tanya Minho lagi.

Pemuda itu emang bodoh. Menanyakan pertanyaan yang dapat membuat Jisung tremor adalah tindakan bodoh.

Jisung menegakkan tubuhnya, dan menggeleng pelan. "Mereka jahat," jawabnya singkat sambil kembali menundukkan kepalanya.

Sampai sekarang pun Minho gak tahu arti jahat dibalik ucapan Jisung. Tapi secepatnya, si tampan akan tahu makna kata tersebut.

Tak terasa, rumah Minho sudah semakin dekat. Lantas, yang lebih tua kembali bertanya.

"Lo beneran mau nginep di rumah gue?" tanyanya sekali lagi, dan langsung dibalas dengan anggukan kepala oleh Jisung.

Si manis udah gak kuat tinggal di rumah sakit jiwa. Mentalnya dibuat down terus terusan oleh petugas di sana.

"Kita sampai," ucap Minho, ngebuat lamunan Jisung buyar.

Diliriknya rumah sederhana bercat putih-abu abu itu. Jisung terlihat sangat menyukainya.

"Terlalu sederhana bukan? Maaf, rumah gue kecil," ucap Minho sambil melepas sepatunya, lalu membuka pintu depan rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terlalu sederhana bukan? Maaf, rumah gue kecil," ucap Minho sambil melepas sepatunya, lalu membuka pintu depan rumahnya. Membiarkan yang lebih muda untuk menjelajahi seisi rumahnya.

Camelia [Minsung]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang