Teman Lelaki

5 0 0
                                    

Seminggu setelah Nay datang kerumah Nadine, ada banyak perubahan sikap dalam diri Nadine. Dia yang biasanya pendiam, mulai banyak bercerita dengan mamanya. Selalu ada saja hal yang ia kisahkan, mulai dari obrolan dengan Nay lewat chat WA, atau pun kisah yang sedang hangat diperbincangkan di komunitas Perempuan Berkisah yang dia ikuti. 
Nadine mulai mengaktifkan akun jejaring sosial miliknya. Instagram, adalah media sosial yang paling sering dia sambangi. Meskipun, dia lebih banyak berselancar dari pada mengunggah foto dirinya. Sesekali, dia berkomentar pada unggahan sender di akun Perempuan Berkisah, sekedar memberi dukungan dan pelukan dari jauh.  

[Kamu masih punya banyak potensi yang bisa diperbaiki, dan tak ada alasan untuk takut lagi karena yang kamu takutkan itu masih berupa kemungkinan-kemungkinan. Bisa jadi, itu hanya ketakutan yang berada dalam pikiranmu sendiri, dan sesungguhnya, itulah yang selalu aku bisikkan pada diriku.] Emot berpelukan. Komentar Nadine saat ada sender yang menceritakan tentang dirinya yang menjadi korban kekerasan dan pelecehan sexual oleh kakak tirinya. 

Wanita yang menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual, kerap kali mendapatkan stigma yang membuat korban semakin merasa bersalah atas kejadian yang menimpa dirinya. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa pemicu adanya kekerasan seksual seperti halnya perkosaan, bukan semata-mata kesalahan pelaku, melainkan lebih kepada perilaku dan gaya pakaian korban pada saat terjadi perkosaan. 

"Selama ini, korban pelecehan seksual banyak disalahkan karena dianggap mengundang aksi pelecehan dengan memakai baju seksi atau jalan sendiri di malam hari. Namun, semua anggapan itu bisa dibantah dengan hasil survei. Hasil survei ini jelas menunjukkan bahwa perempuan bercadar pun sering dilecehkan, bahkan pada siang hari,” komentar founder Perempuan Berkisah Rika Rosvianti (Neqy), mewakili koalisi.

"Orang-orang harus tahu, pelecehan seksual adalah hal yang menjatuhkan martabat perempuan. Jangan pernah melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan, kapanpun, dimanapun, dan dengan alasan apapun," kata Mariana, salah satu komentator yang kemudian juga mendapat like dari Nadine seperti komentar-komentar positif lainnya.

Saran tante Elvina agar Nadine mengikuti berbagai komunitas yang menunjang pemberdayaan perempuan sangatlah tepat. Nadine, gadis korban perkosaan yang dilakukan oleh pacarnya sendiri. Seseorang yang seharusnya melindunginya agar merasa aman saat berada di sampingnya, justru menjadi pelaku. Padahal, latar belakang Nadine sendiri, sudah cukup menjadi alasan bahwa dirinya harus mendapat dukungan dan perlindungan lebih dari seorang laki-laki yang bisa dipercaya. 

Kelahirannya tidak diinginkan oleh papanya karena papanya sangat ingin memiliki anak laki-laki. Bahkan, baginya, anak pertama jika berjenis kelamin perempuan adalah aib. Sementara Danita, istrinya, tidak kunjung hamil lagi setelah kelahiran anak pertama mereka. Padahal, segala upaya sudah dicoba agar istrinya bisa hamil dan melahirkan anak laki-laki yang dianggap sebagai kebanggan dan penerus garis keturunan dalam silsilah keluarga mereka. Anak tersebut juga akan menjadi pewaris bisnis keluarga furniture mereka. Begitu pikir Razan.

Tidak diketahui secara pasti apa penyebab mereka susah mendapat keturunan lagi bahkan hingga Nadine berusia 21 tahun. Beberapa dokter spesialis kandungan yang mereka kunjungi, tidak mendiagnosa penyakit serius pada keduanya. dr. Fuadi Sp.Og. hanya pernah mengatakan bahwa Danita menderita gejala endometriosis, yaitu kondisi ketika jaringan yang melapisi rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Diperkirakan sekitar 50% wanita yang menderita endometriosis akan sulit hamil.

Saat menstruasi, endometriosis dapat menyebabkan kram yang sangat menyakitkan, volume darah yang keluar banyak, durasi menstruasi yang lama, dan mual, serta nyeri saat berhubungan seks.

Mungkin itulah sebabnya, Danita merasa harus rela ketika Razan, suaminya, pernah memutuskan untuk menikah lagi. Meskipun, Danita sangat terpaksa saat memberikan izin karena dia merasa bersalah lantaran tidak bisa hamil lagi. Akan tetapi, setelah tiga tahun menikah siri dengan perempuan bernama Vani, mereka tidak kunjung memiliki keturunan. Justeru perempuan yang memiliki gaya hidup glamor itu hanya menghabiskan sebagian besar harta Razan untuk bersenang-senang. 

Setelah tiga tahun tanpa hasil, papanya Nadine memilih menceraikan istri mudanya. Meskipun, perempuan asal Jakarta itu tidak terima karena merasa hanya digunakan sebagai pelarian semata. Kala itu, meskipun Nadine masih berusia sembilan tahun, tetap dia cukup mengerti dengan apa yang terjadi antara mama dan papanya.

Nadine tumbuh sebagai gadis pendiam dan jarang bergaul dengan teman dan tetangga. Dia hanya bertemu dan bermain dengan teman-temannya di sekolah. Pola asuh otoriter dari papanya, membuat gadis itu tidak terlalu percaya diri dan sulit mengambil keputusan sendiri meski pada dasarnya dia merupakan gadis yang cerdas dan memiliki kepedulian yang tinggi. 

Mengenal seorang laki-laki beda fakultas yang tampak bisa mengerti dia, membuat Nadine mulai merasakan getaran aneh saat dia duduk di bangku kuliah semester tiga. Nadine yang tidak mendapatkan perhatian dari papanya, seperti haus akan perhatian seorang laki-laki yang bisa menjadi tempat berlindung olehnya. Kedekatannya dengan laki-laki itu berujung menjadi hubungan spesial. Namun, baru beberapa bulan mereka menjalin hubungan, Evans, laki-laki yang berusia dua tahun lebih tua dari Nadine, memperkosa gadis penyuka warna lilac itu tepat, di ulang tahunnya ke-19.

Hal itu juga yang menurut Tante Elvina cukup menjadi alasan bagi Nadine untuk belajar membuka hatinya kembali bagi laki-laki baik yang ingin dekat dengannya. Sekarang, Nadine butuh seseorang yang bisa menerima diri dan hidupnya, menjadi pelindung, bukan penguasa dirinya.
Menurut Tante Elvina, ada beberapa alasan kenapa perempuan harus membuka hatinya untuk laki-laki, dan melupakan masa lalunya.

"Nadine tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari papanya, padahal dia sangat membutuhkan figur seorang ayah yang melindungi putrinya, karena keamanan adalah salah satu kebutuhan dasar kita, kebutuhan Maslow," ujar Tante Elvina pada Danita, suatu hari.

"Apa yang bisa membuat wanita aman dan nyaman dalam kehidupan sehari-hari mereka? Dia membutuhkan mitra yang dapat diandalkan untuk menghabiskan hidup bersama, dan Nadine perlu tahu ke mana arah hidupnya," lanjut psikolog itu.

Menurut pemikiran anak dari keponakan Danita itu, sekuat apapun wanita, di dalam hati terdalamnya membutuhkan kehadiran pria yang bisa menjaganya. Ini mungkin terdengar klise, tetapi wanita terasa lebih manusia ketika ada makhluk bernama pria yang ada di sampingnya, mendukungnya, dan menjadi teman hidupnya.

Wanita kerap menghadapi segala sesuatunya dengan emosional. Di sinilah peran pria terasa benar. Sebab, ia bisa jadi penyeimbang emosi itu dengan logika dan kepala dinginnya. Malah, terkadang, prialah yang lebih logis dalam membuat keputusan hidup.

Wanita bisa punya seratus teman wanita, tapi rasanya tidak akan sama dengan pertemanan yang diberikan seorang pria. Dengan dialah seorang wanita bisa pendapat perhatian dan sudut pandang yang berbeda.

"Semoga saja, sebentar lagi, Nadine bisa bertemu dengan seorang lelaki yang bisa membahagiakannya, sekaligus memenuhi kebutuhannya sebagai figur seorang pasangan dan papa, agar kebutuhan psikologisnya terpenuhi, dan dia bisa menjalani hidupnya kembali dengan sebaik-baiknya dan penuh bahagia, Aamiin." Doa Danita yang juga diaminkan oleh Tante Elvina.

NADINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang