☘Ayah dan saudara?☘

594 54 4
                                    


Budayakan vote and komen:)

Heppy Reading!!
.
.
.
.
.
ヽ(´▽`)/


Sebelum ketemu Jj, aku mutusin ke rumah ibu dulu. Tentu saja bersama Eldaro. Mau jenguk ke adaan ibu. Aku sudah duduk manis di dalam mobil. Nungguin Eldaro Yang sedang beli jeruk. Ya, saat perjalaan Eldaro mutusin buat bawa buah tangan. Katanya nggak enak kalo nggak bawa apa-apa.

"Nanti pulang jam barapa?" Eldaro naruh sekantong jeruk ke jok belakang sambil nanya. Aku Yang tadinya asik main ponsel. Kini menatapnya.

"Nggak tau," jawabku.

Dia nyalain mesim mobil dan menjalankanya santai. "Nanti pulang gue jemput, ya?" Matanya lurus ke depan. Sedangkan aku masih fokus ke wajahnya.

"Nggak usah nanti minta Jj antar," tolakku alus.

Eldaro diam tak mengatakan apa-apa lagi. Aku memperbaiki posisiku dan kembali bermain di gawai milikku. Lagi balas chatnya si Zarah.

"Ly," panggilnya adem banget. Biking jantung ini dag dig dug.

"Napa?" Aku kembali fokus padanya. Wajah Eldaro nampak serius nyetir.

"Tapi lo jangan marah kalo gue bilang ini," ujarnya yang buat aku bingung.

"Emang mau ngomong apa?" tanyaku penasaran.

"Kemarin pas di kampus ada cewek nembak gue, ceweknya cantik banget," ujarnya sedikit melirikku.

Aku manggung-mangguk. "Kok nggak mati?" Aku sedikit bercanda.

"Kamu nggak marah? Ceweknya cantik pisan kayak noona-noona korea. Kamu nggak takut gue di ambil orang? Nggak cemburu?" Eldaro banyak tanya.

Aku ngadep depan. Natap jalan Raya yang lumayan ramai dengan kendaraan lain.

"Ngapain cemburu, lo 'kan milik gue. Nggak ada yang bisa ambil lo dari gue. Udah keikat mati. Kecuali salah satu dari kita memutuskan untuk berpisah," ucapku.

Eldaro genggam tanganku. Aku merasa kehangatan dalam genggamannya.

"Itu gak akan terjadi." Genggaman Eldaro sedikit mengerat.

"Kalo suatu saat gue ngelakuin hal yang buat lo sakit hati. Pukul gue. Jangan diam, marah gue sampe lo puas." Eldaro tiba-tiba.

"Kok lo jadi sok romantis?" Aku terkekeh.

"Janji?" tekanya lagi.

Aku ngangguk. "Bakal gue buat babak belur sampe masuk UGD."

"Lo udah cinta sama gue?" tanya Eldaro yang langsung membuatku bingung.

"Sejauh ini gue rasa udah cinta. Cinta mati, jadi jangan pergi atau coba-coba ninggalin gue."

Eldaro tersenyum simpul. "Nggak bakal dan nggak akan pernah. Seperti kata lo tadi, udah keikat mati."

〒▽〒

Jam satu siang, aku memasuki kedai kopi. Tempat biasa nongkrong dengan anak-anak. Aku ke sini Eldaro yang mengantarku. Setelah itu aku menyuruhnya pulang.

Seorang cowok dengan rambut merah menyala, rapih dengan setelan jas warna nafi. Melambaikan tangan padaku. itu Jj. Aku sempat pangling liat dia yang berpenampilan begitu rapih. Berbeda dengan hari-hari biasa.

"Dari mana? Kok rapi bener?" tanyaku saat sudah dekat dengannya. Aku narik kursi dan duduk di depannya.

Jj berdecak. "Tadi ada masalah dikit di kantor papi. Gue di suruh dateng."

Bucin husband, naughty wife (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang