☘Perasaan aneh☘

1.3K 129 14
                                    

Yey!!!  Update lagi. Selamat membaca oh yah jangan lupa tinggalkan jejak. ^_^¦¦¦

Mimpiku begitu indah. Seorang pangeran tampan menghampiriku. Wajahnya bercahaya hingga membuatku memicikkan mata. Walau tak terlihat jelas aku yakin dia pangeran yang tampan. Rasanya aku tidak mau bangun dari mimpi ini. Biarkan aku terus bermimpi seperti ini. Aku harap tak ada yang membangunkanku. Biarkan mimpi ini sampai pada endingnya yang bahagia.

Gedoran pintu sangat keras membuatku bangun dari mimpiku. Ah sial. Aku tidak tahu akhir dari mimpiku tadi.

"Anak ini. Yah Holy, bangun. Zirah udah nungguin kamu dari tadi!" teriak ibu.

Kepalaku mendadak puyeng karena bangun mendadak. Aku memegang sisi meja agar tak terjatuh. Setelah mendingan aku berjalan masuk kamar mandi.

"Holy!" teriaknya lagi.

"Iya gue dah bangun. Bilangin Zirah gue bentar pagi keluar," balasku.

Aku hanya mencuci muka, sikat gigi setelah itu keluar dari kamar mandi. Kuambil baju yang akan aku kenakan dalam lemari. Tak butuh waktu lama aku sudah siap. Sebelum keluar aku membuka jendela kamarku lebar-lebar. Dan setelah itu menghampiri Zarah.

"Lama," protesnya.

"Sorry," ujarku sambil menyengir kuda.

Kami pun berangkat dengan menggunakan mobil Zirah. Zirah adalah tetanggaku. Tetangga yang tak tahu diri. Pertama kali kami pindah, dia menjadi tamu pertama yang datang ke rumah. Dengan tak tahu diri dia menganggap rumahku adalah rumahnya. Awalnya aku tak suka padanya. Namun, siapa yang bisa mengira. Rasa tak suka membuat aku dekat dengannya.

"Semalam balapan lagi?" Zirah membuka bicara. Aku menutup pelembab bibirku dan mengisinya kembali di dalam tas.

"Iya, kali ini taruhannya lumayan," jawabku.

"Semalam Jj datang juga?"

Aku mengulas senyum walau tipis. Zirah sudah lama menyukai Jj. Tapi sayang, Jj tak menyukai Zirah. Walau begitu Zirah masih mempertahankan hatinya demi Jj. Aku sangat heran sama makhluk satu ini. Padahal banyak cowok tampan yang mengajaknya berkencan. Tapi yang di tunggunya hanya Jj.

"Hm, dia bareng Wendy."

Mendengar nama Wendy, raut wajah Zirah berubah. Senyumnya terukir dengan mata sayup. Aku yang melihat itu sedikit merasa bersalah.

"Jangan senyum dengan tatapan seperti itu. Lagian ngapain juga suka sama orang yang jelas-jelas gak suka kita. Bikin menguras tenaga dan hati." Aku melipat tangan di dada.

"Lo boleh bilang gitu karena lo gak tau seberapa besar cinta gue sama dia." mulutku komat kamit. Cinta membuat seorang Zirah jadi lemah.

"Itu kenapa gue gak mau jatuh Cinta," ucapku jujur. Sedari aku masih di sekolah dasar. Aku sudah berjanji pada diriku tidak akan pacaran apalagi menikah. Dua hal itu begitu aku hindari.

Mobil Zirah berhenti di parkiran kampus. Aku langsung turun duluan kemudian di susul Zirah. Jika malam aku akan menjadi anak nakal. Maka di siang hari aku menjadi wanita pada umumnya. Menjadi mahasiswa yang di sukai banyak kaum adam.

Aku menguap lebar. Tidurku masih belum cukup semalam. Dan rasanya aku ingin tidur lagi. Di perjalanan aku mengambil rute yang berbeda dengan kelasku.

"Kelas kita di sana bukan di sana." Zirah menahanku.

"Gue mau ke perpus." Aku melepaskan tangan Zirah. Namun, setelah terlepas dia malah menggenggamnya lagi.

"Ngapain ke perpus?" tanyanya.

Bucin husband, naughty wife (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang