☘Eldaro nyebelin☘

803 55 1
                                    

Heppy Reading!
.
.
.
.
.
ヽ('▽`)/

Aku berdecak saat bangun tidur. Bagaimana tidak badanku semua sakit. Setelah melakukan aktivitas panas semalam. Seharusnya ku tolak saja. Tapi godaan iblis lebih kuat, hingga membuatku lemah.

Dan, yang paling menyebalkan itu. Eldaro udah ilang pagi-pagi. Saat bangun sampe sekarang belum aku lihat batang hidungnya. Sial banget. Udah dapat enaknya habis itu di buang mentah-mentah.

"Ha~." Aku membuang nafas panjang untuk kesekian kalinya. Mengakat telor ceplok ke piring. Dan berjalan perlahan menuju meja makan.

"Non Holy sakit?" tanya pembantu senior di rumah Eldaro. Eldaro itu orang kaya. Pembantunya itu bukan hanya satu. Jadi jangan heran jika aku tidak mengingat siapa sajanama pembantu. Terutama yang sedang bertanya ini.

Aku menggeleng sebagai jawaban. "Trus kenapa non Holy pake syal di siang bolong kayak gini? Apa gak kepanasan?"

Ini semua gara-gara Eldaro yang meninggalkan banyak bekas di leher. Argh Eldaro awas aja dia kalo gue dapat.

"Anu, maaf kalo bibi banyak tanya."

Aku menatap pembantu itu dan menggeleng. "Gak papa kok, bi. Ini saya lagi pengen pake syal aja."

"Ini piring kotor tolong di beresin ya, bi. Saya mau ke kamar." Aku bangun dari duduk. Berjalan dengan maksimal agar tak menimbulkan curiga.

Sampai kamar aku mengambil ponsel. Tidak notif atau panggilan darinya. Ini sudah jam sepuluh pagi dan dia masih belum kasih kabar dia di mana. Dengan hati menggebu-gebu di tambah rasa kesal. Aku menghubungi dia. Mungkin dia lupa sama istrinya yang semalam baru saja dia tiduri ini.

"Di mana lo?!"

"Maaf, sayang. Ini aku lagi di kampus. Prof L tiba-tiba nyuruh aku ke kampus pagi-pagi sekali."

"Kenapa gue gak di bangunin, hm? Atau tidak kasih kabar ke gue. Biar gue gak mikir yang aneh-aneh. Enak aja loh habis dapat gue trus pergi gitu aja gak mau tanggung jawab!" kesalku dengan penuh toa

"Anu, sayang nanti kita bahas di rumah, ya. Kamu jangan marah, okey."

"Gimana gue gak marah, kamunya pergi gitu aja. Malah gak kasih kabar ke gue, ELDARO!" Aku menekan namanya.

"Eldaro kesini tolong pegangin ini." Terdengat suara pria baru baya memanggil. Yang aku yakini adalah profesor L.

"Iya bentar prof," jawab Eldaro. "Nanti aku hubungi lagi. By sayang, muach."

Sambungan terputus tanpa menunggu pendapatku. Aku menatap layar ponsel yang menampak wallpaper polos warna biru.

Setan.

Gila.

Gak bakal gue maafin lo.

Eldaro!!!! Awas aja lo.

Aaarrrrggghhhh!

Aku bicara tanpa suara. Dengan kesal aku kembali menghubungi seseorang. Bukan Eldaro tapi Zirah si bucin akut.

"Apa?" Suata khas bangun tidur milik Zirah.

"Gila lo, baru bangun," tebakku.

Zirah berdehem. "Iya. Semalam maraton drama sampe lupa waktu."

"Jemput gue, pengen ketemu lo," ujarku sedikit memohon.

"Gue baru bangun, Ly. Lo kesini sendiri bisa 'kan naik motor? Jangan Manja," jawab Zirah malas.

Bucin husband, naughty wife (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang