☘Terima☘

713 87 5
                                    

Heppy Reading!
.
.
.
.
.
ヽ('▽`)/

"Holy," panggil ibu saat aku sedang menyantap sarapan pagiku.

"Kenapa," jawabku sambil mengunya makanan.

"Jika ibu suatu hari pergi ke tempat yang jauh apa yang akan kamu lakukan?"

Aku mengeryit. "Tentu saja aku akan mencari ibu, dimanapun itu."

Ibu tersenyum kecut, membuatku heran. "Kenapa? Kok ekspresi ibu kayak gitu?"

"Gak papa."

Aku tak berniat bertanya walau aku tau ada apa-apanya. Dari ekspresi ibu tadi sangat tidak mungkin tidak ada apa-apa. Aku melirik ibu sekilas dan kemudian melanjutkan aktifitas makanku.

Prak!

"EH ANJING BERANAK KAMPRET!" refleksku kaget seseorang membanting pintu.

"Tante gak apa-apa? Keadaan tante gimana? Tante gak sakit parah kan? Masyaallah tante, aku sampai khawatir dengar kabar tante masuk rumah sakit," celetuk Zirah panjang lebar.

"Hey anak anjing, ini rumah sakit bukan kandang ayam. Jadi tolong tunjukan etikanya sedikit," kesalku.

Zirah menatapku. "Ini juga gara-gara lo, ngasitahu gue nanti pagi. Alhasil gue jadi kalangkabut. Malah gak sempat mandi lagi."

"Idih, emang situ pernah mandi? Langkahin kamar mandi aja gak pernah. Sosoan ngeluh gak mandi."

"Emang anak setan ya lo!"

"Ngatain orang anak setan padahal situ lebih buruk dari setan," balasku tak mau kalah.

Zirah menggeram kesal. Matanya melotot seperti mau keluar.

"Awas tuh mata copot," tegurku yang membuatnya mengerjap beberapa kali.

"Tante, Holy!" aduhnya dengan nada manja.

Sok manja sama ibu gue. Pengen aku tendang keluar tapi, mengingat niat baiknya yang mau menjenguk ibuku. Dengan membawa sekantong anggur yang saat ini masih dalam genggamannya. Membuatku mengurungkan niatku kembali.

"Udah, udah, sakit kuping ibu dengerin kalian yang tiap hari cekcokan gak abis-abis. Mending Zirah duduk sana bareng Holy."

"Siap!" Zirah menghormat bendera dan kemudian duduk di sampingku. "Nih anggur."

"Wah makasih."

"Bukan buat lo tapi buat nyokap lo."

"Gue anaknya."

Zirah memutar kedua bola matanya jengah. "Serah lo, bambank!"

Aku cengengesan sambil mengambil satu tangkai anggur.

"Ngomong-ngomong abis sarapa apa lo?" tanya Zirah.

"Nasi goreng. Nih tinggal dikit kalau lo mau makan, makan aja. Agap aja sebagai ganti anggur yang lo kasih." Aku menggeser sisa nasi goreng ku pada Holy.

"Sorry, gue masih mampu beli sendiri. Gak perlu di kasih bekas orang, apalagi bekasnya dari lo." Zirah bergidik.

"Yaudah kalo gak mau." Aku kembali menarik piring. Dan mulutku mulai mencomot satu biji anggur.

"Eh tadi pertanyaan aku belum di jawab."

Aku mentap Zirah. "Pertanyaan yang mana?"

"Itu, tante kenapa bisa masuk rumah sakit."

Saat ibu ingin buka bicara, seorang suster datang untuk memeriksa keadaan ibu. Dan terpaksa aku yang menjawabnya.

"Ibu mengidam kangker otak, Zir."

Bucin husband, naughty wife (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang