Usai melaksanakan kewajibannya, Jaehyun duduk di teras masjid. Dari jauh terlihat Arisha sedang merapikan rambutnya yang sedikit basah. Gadis itu mematut wajahnya di spion motor Haechan."Gue sama Caca mau makan bakso dulu di seberang," kata Haechan yang sudah duduk di sebelah Jaehyun sembari memakai sepatunya.
"Oh gitu, yaudah."
"Halah, nanti tiba-tiba lo muncul di belakang. Pura-pura nggak sengaja jumpa."
"Hehe." Jaehyun terkekeh kecil. "Tadi gue nyuruh dia naik gojek, gue mikirnya dia masih di Gramed jadi gue samperin."
"Nggak nanya gue Jae, nggak penasaran juga."
"Kali aja lo salah paham kek tadi."
Haechan mengendikkan bahu. "Ikut aja Jae. Kalo nggak percaya sama gue, lo aja yang anter pulang nanti."
Jaehyun mengangguk lalu mengikuti langkah Haechan menuju parkiran. Bukan, bukan karena ia tidak percaya Haechan.
Jaehyun cuma ingin saja.
"Ca, Jaejae lu nih ngekorin," ujar Haechan dengan ekor mata yang mengarah ke Jaehyun.
Beberapa detik terdiam, Arisha mengangguk kecil. "Tau gue. Tadi gue liat mobilnya depan Gramed."
Malu, Jaehyun menutup wajahnya dengan telapak tangan. "Ganti mobil ajalah gue."
Arisha terkekeh. "Lagian lo tadi di telfon tiba-tiba bahas helm. Ya gue mikir juga kali, Hecan cuma bilang mau bantuin, gaada nyebut helm."
"Pinter juga lo, nggak nyesel gue temenan sama lo."
"Gue yang nyesel, lo nyusahin."
"Dah lah Can balik aja gue," rengek Jaehyun yang tetap terlihat tampan.
"Hati-hati, Jae!" sahut Haechan yang sudah mulai menyeberang. Disusul Arisha di belakangnya.
"Parah lo berdua emang."
*****
"Mang, semangkuk lagi ya ga pake sawi!" kata Haechan yang dijawab Mamang dengan acungan jempol.Baru sekitar dua puluh menit mereka duduk di warung bakso yang katanya langganan Haechan. Ini sudah mangkuk kedua yang Haechan pesan. Sepertinya memang benar langganan.
"Lo pesen lagi gih," titah Jaehyun setelah menyenggol lengan Arisha. Makanannya sudah habis semenit yang lalu.
"Nggak, kenyang gue."
"Lo kurus banget ini." Jaehyun mengangkat pergelangan tangan Arisha. Lalu menggoyang-goyangkannya seperti tulang.
"Iye yang perutnya kotak-kotak mah beda."
Haechan yang sedang meminum teh manis dinginnya, tersedak mendengar ucapan Arisha. "Lo udah liat kotak-kotaknya Jaehyun, Ca?"
Arisha menggeleng cepat. "Masih suci mata gue. Gila lo."
Belum sempat Haechan mengajukan pertanyaan lagi, Arisha segera memotongnya. "Nebak aja gue. Jangan mikir aneh-aneh!"
Haechan mengangguk, lalu melanjutkan kegiatannya yang sempat ia tunda. Ia memasukkan beberapa kerupuk yang ada di toples ke dalam kuah baksonya. Lalu menyeruputnya satu persatu.
"Yaudah biar nggak nebak-nebak lagi, nanti malem gue pap deh, Ca," ujar Jaehyun bercanda.
"Nanti gue juga, Ca," seru Haechan.
"Pap perut bayi lo itu?" goda Jaehyun diakhiri tawanya.
"Anjir malu depan Caca! Gue sekarang udah rajin olahraga ya Jae, bagus-bagus lo ngomong."
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Special | Jaehyun✓
FanfictionKisah klise sahabat jadi cinta. Started on July 16, 2021. © muppygurl, 2021