Arisha memijat pelipisnya sembari menghela napas berat. Sudah berulang kali ia mencoba fokus dengan bahan presentasi di layar laptopnya, tetap saja gagal.
Ponsel yang sejak tadi tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan itu terus mengusik pikirannya.
Jaehyun sedang apa?
Untuk kesekian kalinya, Arisha menghela napas.
Bodoamat, mampus, cape!
Gadis itu segera menutup laptopnya, tak lupa mematikan ponsel dan menyimpannya di laci nakas.
Arisha ngambek mode on.
Jaehyun yang tidak bisa dihubungi dua hari berturut-turut berhasil menyita konsentrasinya. Arisha bersumpah, kalau presentasinya gagal saat meeting besok, ia akan segera meluncur ke negeri Paman Sam itu.
Bentar aja, buat jitak kepala Jaehyun doang. Terus pulang.
Nggak.
Jangan ada yang bilang Arisha rindu pacarnya.
Pokoknya nggak.
Entah apa yang sedang dilakukan Jaehyun sampai dua hari tidak memberi kabar. Mungkin sedang berbahagia dengan anak dan istrinya?
Bisa aja kan? Dua hari buat nikahan cukup kayaknya. Anak? Anggap aja istrinya janda anak satu.
"Aaaaaaaaa!" pekik Arisha sembari mengacak-acak rambut frustasi.
Ah, ayolah. Lelaki itu baru sebulan menetap disana, masa iya udah kepincut cewe blonde?
"Udah malem, Caca!" Bunda muncul dari balik pintu.
"Jaehyun, Bun," gerutu Arisha dengan bibir yang mengerucut.
"Lagi sibuk mungkin. Dunia Jaehyun isinya bukan kamu doang," sarkas Bunda, menusuk hati.
Arisha mencebik kesal. Ia memilih merebahkan diri, tak lupa menutup wajahnya dengan bantal.
"Iya bagus, kalo mau teriak gitu aja," kata Bunda seraya menutup rapat pintu kamar anaknya. Sedikit membanting lebih tepatnya.
Jaehyun jahat, Bunda lebih jahat.
Iya nggak salah sih kata Bunda, tapi apa susahnya bales satu kata doang? Sekedar ngasih tanda kalau masih hidup aja menurut Arisha udah lebih dari cukup.
Mana Johnny juga susah dihubungi.
Papa apalagi.
Pintu kamar yang tadi sempat dibanting itu kembali terbuka. Bunda muncul dengan posisi tangan memegang ponsel di telinga.
"Ini anaknya udah teriak-teriak nggak jelas," kata Bunda sambil melirik tajam ke arah Arisha.
Gadis itu segera bangkit dari posisi rebahannya. "Jaehyun?"
Bunda mengangguk.
Senyum cerah terbit di wajah Arisha. Namun dalam sekejap rautnya berubah kembali menjadi kesal. Ia lupa sedang ngambek mode on.
Bunda mengulurkan ponsel, memberikan kesempatan untuk dua anaknya berbicara. Dengan segenap rasa jual mahal yang baru terbentuk, Arisha menggeleng.
"Ngambek, Jae," kata Bunda yang sudah menarik kembali ponselnya. Entah apa yang mereka bicarakan sampai raut wajah Bunda berubah terkejut.
Arisha nggak penasaran ya. Sama sekali nggak.
Bunda berbalik keluar kamar dengan membiarkan pintu terbuka. Meninggalkan putri nya menahan rasa kesal yang semakin menjadi-jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Special | Jaehyun✓
FanficKisah klise sahabat jadi cinta. Started on July 16, 2021. © muppygurl, 2021